Rabu, 29 Februari 2012

Kesulitan Penuhi Naiknya Permintaan Darah

Tren warga Lamongan yang mau mendonorkan darahnya terus naik. Namun kebutuhan kantong darah juga mengalami peningkatan. Hal ini karena semakin banyaknya operasi yang bisa dilakukan di Lamongan baik oleh RSUD dr Soegiri maupun sejumlah klinik kesehatan. Sementara Unit Donor Darah (UDD) PMI Lamongan sampai saat ini baru bisa memenuhi separo dari sekitar kebutuhan 700 kantong setiap bulannya.
            Disebutkan oleh Teknisi Transfusi Darah (TTD) pada UDD PMI Lamongan, Eko Hariyono, jumlah pendonor naik pesat selama tahun 2011 lalu. Jika di tahun 2010 ada sebanyak 4.458 orang, tahun 2011 lalu jumlahnya naik signifikan menjadi 6.150 orang.
            “Upaya inovasi terus kami lakukan agar ada semakin banyak pendonor di Lamongan. Terutama di tengah semakin naiknya kebutuhan kantong darah. Upaya kami diantaranya dengan melakukan jemput bola pendonor hingga keluar kota dengan menggunakan satu unit mobil unit donor darah yang dimiliki UDD PMI Lamongan, “ ungkap Eko.
Sejumlah lokasi luar kota yang didatangi adalah kampus ITS di Surabaya dan UMM Gresik. Sementara di Lamongan sendiri, UDD PMI Lamongan bekerjasama dengan sejumlah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) serta beberapa pondok pesantren.
“Suka duka juga dialami personil dalam mobil unit doroh ini saat jemput bola pendonor. Sempat juga dalam lokasi yang didatangi, jumlah pendonor tidak banyak, Bahkan pernah hanya satu orang saat di di wilayah Kecamatan Sukodadi. Namun ini sudah menjadi tugas yang harus dilaksanakan, “ ujarnya.
Sementara warga miskin di Lamongan kini memiliki alternatif berobat murah yang berkualitas. Dengan diresmikannya Praktek Dokter di Markas PMI Jl. Kusuma Bangsa No. 9 Lamongan oleh Bupati Fadeli Selasa (28/2). Hadir pula dalam acara itu Wakil Bupati Amar Saifudin dan Sekkab Yuhronur Efendi.
Fasilitas kesehatan yang merupakan inofasi PMI tersebut, dikelola oleh enam orang dokter. Diantaranya: dr. Nurhuda, mantan Kepala Dinas Kesehatan dr. Shokib dan dr. Murad. Menurut Ketua PMI Lamongan Sudjiman, praktek dalam membuka Praktek Dokter PMI ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan. “Sasarannya adalah masyarakat, dengan tarif yang sangat murah,”  kata dia.
Fasilitas kesehatan PMI ini diharapkan bisa menjadi percontohan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan di Kabupaten Lamongan. “Kami berterimakasih kepada PMI yang terus berjuang melakukan inovasi-inovasi. PMI selama ini juga telah berperan dalam membantu penanggulangan bencana di Lamongan.

Pedagang Antre Daftar Pasar Babat

Pedagang Pasar Babat ternyata antusias dengan dibukanya pendaftaran penempatan kembali Pasar Babat yang hampir rampung dibangun itu. Data dari panitia pendaftaran hingga Hari Senin pagi (27/2) menyebutkan, sudah ada sebanyak 507 pedagang yang mendaftarkan diri. Jumlah tersebut sekitar 46,4 persen dari pedagang yang memegang buku kepemilikan hak pakai stan di Pasar Babat yang lama.
            Kabag Perekonomian M Faiz Junaidi melalui Kabag Humas dan Infokom M Zamroni berharap akan ada semakin banyak pedagang yang mendaftar. “Alhamdulillah hingga hari ini pedagang sudah banyak yang mendaftar. Kami berharap agar segera diikuti oleh pedagang lainnya. Sehingga prosesnya akan cepat selesai dan pedagang juga cepat kembali berdagang di Pasar Babat, “ ujarnya.
            Dia juga mengatakan, agar pedagang tidak mendaftar secara kolektif kepada panitia. Dia berharap pedagang untuk datang mendaftar sendiri. Sehingga pedagang akan menerima informasi yang utuh langsung dari sumber yang bisa dipercaya.
“Pedagang tidak perlu risau dengan ribetnya persyaratan. Justru dengan mendaftar secara langsung pedagang akan lebih cepat terlayani. Karena panitia sudah menyiapkan personil yang kompeten dan dengan senang hati membantu pedagang selama proses pendaftaran, “ imbuh dia.
Panitia sendiri sudah membuka pendaftaran sejak 14 Februari lalu dan ditutup pada 14 Maret. Setiap harinya, panitia pendaftaran siap menerima pedagang yang mendaftar sejak pukul 8 pagi hingga jam 3 sore di UPT Pasar Babat yang berada di Pasar Agrobis Babat. Detail pengumuman pendaftaran sudah dipasang panitia di sejumlah lokasi strategis di Babat.
Peletakan batu pertama Pasar Babat sendiri sudah dilakukan pada 4 Oktober 2011 lalu. Kala itu selain Fadeli, juga hadir Direktur Utama PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, Trisno Susilo Handoko, selaku investor yang digandeng Pemkab Lamongan untuk membangun Pasar Babat dan pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat dan KH Abdul Ghofur.
Investor akan menyelesaikan pembangunan Pasar Babat mulai 4 Oktober 2011 hingga 4 Juli 2012, atau sepuluh bulan. Pembangunannya sendiri menggunakan pola Bangun Guna Serah ( Build Operate Transfer/BOT). Investasi yang dikeluarkan untuk membangun pasar seluas 17.854 meter persegi (termasuk fasum) tersebut, mencapai Rp 55.225.690.498. Sementara pedagang saat ini dipindahkan sementara di Pasar Agrobis Babat. Selama berdagang di sana, mereka tidak akan ditarik retribusi pasar.
Sementara Bupati Fadeli juga komitmen untuk menyelesaikan Pasar Babat dalam sepuluh bulan sehingga pedagang bisa cepat kembali berjualan. Komitmen itu ditunjukkan dengan dikebutnya pembangunan Pasar Babat dengan melibatkan 300 pekerja konstruksi.
Sedangkan di sisi lain, Hesti Armiwulan, anggota Komnas HAM menandaskan, tidak ada otoritas bagi Komnas HAM untuk meneruskan intervensi kasus pembangunan Pasar Babat. Hal tersebut disampaikannya saat pertemuan dengan jajaran Pemkab Lamongan yang dipimpin Sekkab Yuhronur Efendi bersama jajaran legislatif setempat, yakni Ketua DPRD Makin Abbas dan dua pimpinan dewan lainnya, Saim dan Husnul Aqib di Ruang Sasana Nayaka, Selasa (14/2) lau.

 

Wisata Religi Dominasi Pertumbuhan Ekonomi Jatim

Wisata religi, seperti ziarah ke makam wali dan kiai ternyata memberi kontribusi yang sangat besar terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur. Termasuk pariwisata di Lamongan. Sektor hotel, restoran dan pariwisata berkontribusi sekitar 30 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang pada kuartal keempat tahun 2011 mencapai 7,11 persen.
            Data tersebut kemarin (26/2) dipaparkan Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf saat menghadiri Harlah PC Muslimat NU Lamongan ke-66 di pelataran kantor PC Muslimat NU Lamongan. Hadir pula dalam kesempatan itu Bupati Lamongan Fadeli, Ketua PC Muslimat NU Lamongan Kartika Hidayati bersama Ketua Tanfidz PCNU Lamongan Habib Husein.
            Menurut Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, industri pariwisata, selain wisata alam dan buatan ternyata memberi kontribusi besar terhadap kemajuan Jawa Timur, diungkapkannya, jutaan orang setiap tahunnya mengunjungi sejumlah wisata religi seperti Sunan Ampel, Sunan Giri dan termasuk Sunan Drajad di Lamongan. Belum lagi makam sejumlah kiai besar di Jawa Timur seperti KH Abdurrahman Wahid. “Ternyata yang sudah mati masih bisa memberi manfaat kepada yang masih hidup, “ ujarnya.
            Sementara dua sektor lain yang memberi kontribusi besar terhadap kemajuan Jawa Timur, yakni bidang industri olahan 28 persen dan pertanian sebesar 17 persen. “Namun khusus untuk dua bidang ini, belum bisa membawa kesejahteraan bagi penggiatnya, terutama pertanian dan perikanan. Karena itu saya bersama Bapak Gubernur (Soekarwo) bercita-cita agar masyarakat petani dan nelayan bisa sejahtera, “ ungkap dia.
            Strategisnya, lanjut dia, adalah dengan memberikan nilai tambah terhadap produksi perikanan dan pertanian. Dia berharap petani jangan langsung menjual gabah dalam kondisi basah tapi sudah dalam bentuk beras. Sehingga harganya lebih mahal dan lebih bisa mensejahterakan. Demikian pula ikan hasil tangkapan harus diolah dulu sebelum dijual, seperti dengan diolah menjadi makanan kemasan semacam sarden.
            Namun Gus Ipul nampaknya juga menyadari kesulitan petani untuk menjual produksinya dalam bentuk beras karena mereka terkendala harus segera memiliki dana segar untuk mengembalikan uang biaya produksi yang seringkali didapat dari hasil meminjam.
“Petani memang serba susah, biaya produksi untuk membeli bibit, pupuk dan pestisida mahal, namun harga jual gabah sering turun saat panen. Karena itu saya bersama Bapak Gubernur mengusulkan agar harga pembelian pemerintah (hpp) dinaikkan. Semoga ini bisa dipenuhi, “ kata dia.
Sementara itu data serupa disampaikan Bupati Fadeli terkait naiknya pertumbuhan ekonomi Lamongan. Dia mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Lamongan tahun 2011 mencapai 7,08 persen. Naik di banding tahun 2010 yang tumbuh sebesar 6,89  persen. Pendapatan perkapita juga naik menjadi Rp 10.393.825 di tahun 2011 dari pendapatn perkapita Rp 9.474.775 di tahun 2010.  Kontribusi terbesar dari 9 sektor tahun 2011 adalah dari sektor pertanian sebesar 44,48 persen dan sektor perdagangan sebesar 31,99 persen.

 

Ada Kampung Kerapu Di Lamongan

Komoditas ikan kerapu merupakan budidaya yang masih terbatas dan belum banyak negara lain yang mengembangkannya. Sehingga dari sisi harga pun tidak terpengaruh dengan hukum ekonomi alias stabil dan juga minim resiko terkena penyakit. Sementara tekstur tanah yang cocok untuk pengembang-biakan serta harga pakan yang terjangkau, budidaya kerapu di Lamongan sangat menjanjikan.
          Hal tersebut terungkap saat panen kerapu di “Kampung Kerapu” Dusun Kentong, Desa Labuhan, Kecamatan Brondong, Kabupaten Lamongan, kemarin. Kades Labuhan sekaligus Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia cabang Lamongan (HNSI) Samiaji menceritakan, kerapu jenis cantang yang sedang di panen kemarin dengan kualitas konsumen dalam negeri, harganya bisa mencapai Rp 95.000-Rp 105.000/kg.
Jenis kerapu yang dipanen itu adalah kerapu cantang (Epinephelus sp). Jenis ini merupakan benih hybrid, hasil perekayasaan perkawinan silang antara ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) sebagai induk betina dengan kerapu kertan (Epinephelus lanceolatus) sebagai induk jantan. Sementara itu jika ikannya memiliki kualitas eksport, harganya  bisa mencapai Rp 350 ribu/kg-nya. “Bagaimana ini tidak menggiurkan?,” katanya. Petani di Labuhan juga membudidayakan kerapu jenis macan dan lumpur.
            Dengan luas lahan tambak kerapu 47 ha serta jumlah petani tambak 95 orang yang tergabung dalam kelompok tani Bakti Usaha I dan II hasil kerapu per hektarnya bisa mencapai 6 ton dalam waktu 6-8 bulan. Modal awal kerapu sendiri Rp 72 juta atau sebanyak 2.500 ekor benih. Ketika panen, petani bisa meraup untung lebih dari 100 persen karena harganya bisa mencapai Rp 150 juta. Posisi pantura Lamongan yang kaya ikan, juga membuta harga pakan yang berupa ikan kecil-kecil bia ditekan hingga hanya Rp 2.500/kg sementara di Bali mencapai Rp 15.000/kg.   
            Bupati Fadeli yang turut menghadiri panen kerapu mengatakan, kendala yang biasa dilaporkan dalam budidaya kerapu adalah tambaknya yang kurang dalam. Di kiesempatan itu dia memeberikan bantuan pinjam pakai bego (alat keruk) untuk memperdalam areal tambak. Ke dalaman ideal kerapu adalah tidak kurang dari 100 centimeter. “Karena kalau menyewa alat tersebut bisa mencapai Rp 1 juta/harinya dan itu bisa memberatkan,” katanya. Selain pinjam pakai bego, Fadeli saat itu juga menyerahkan bantuan 150 unit keramba jaring apung untuk pendadaran ikan kerapu.
         “Saya ingin di setiap kecamatan ada sentra-sentra ekonomi masyarakat yang maju dan menjadi percontohan sesuai dengan karakteristik masing-masing wilayah. Seperti di Kecamatan Sambeng ada kampung lele dan di Kecamatan Turi ada kampung itik. Begitu juga di Kecamatan Brondong ada kampung kerapu,” pungkasnya. Produksi kerapu Lamongan sendiri mencapai 150-200 ton/tahun. 

Ajukan 8 Raperda

Nota penjelasan 8 Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) dibahas dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Lamongan, kemarin (22/2). Dari kesekian draf Raperda tersebut diantaranya yaitu mengenai penataan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, toko modern serta retribusi pengendalian menara telekomunikasi.
            Bupati Lamongan Fadeli dalam laporannya mengatakan, penataan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, toko modern itu dimaksudkan untuk mengupayakan dan menjaga keseimbangan perkembangan pasar dengan tujuan mengatur keberadaan dan toko modern di daerah agar tidak merugikan usaha mikro kecil, menengah dan koperasi, serta pasar tradisional yang telah ada yang memiliki nilai historis dan dapat menjadi aset pariwisata.
            “Dalam pasal 2 dan 3 Peraturan Menteri Perdagangan No: 53/M-DAGPER/12/2008 tentang pedoman penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern, bahwa setiap lokasi untuk pendiriannya wajib berpedoman pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten. Termasuk peraturan zonasinya serta harus melakukan analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,” katanya.  
            Bupati juga menambahkan terkait retribusi pengendalian menara telekomunikasi, bahwa dampak yang bisa timbul dari pembangunan menara yang tidak terkendali serta tidak tertata tersebut adalah semakin berkurangnya lahan terbuka dan mengganggu keserasian ruang pada suatu wilayah. ”Dari sisi Pemerintah mendukung terpenuhinya layanan jaringan bagi warga namun disisi lain harus mengendalikannya,” katanya.
            Pengendalian pertumbuhan menara lanjut dia, akan dilakukan melalui penggunaan menara secara bersama sebagaimana ketentuan dalam pasal 2 Peraturan Menteri Komunikasi dan Informasi No: 02/PER/M.KOMINFO/3/2008. “Pengendalian itu adalah kewenangan Kabupaten/Kota dan sebagai langkah awal akan dibuat Dokumen Rencana Penataan Ruang Menara Telekomunikasi, jadi harus memanfaatkan ruang yang telah ditetapkan,” pungkasnya.
            Raperda lain yang dibahas dalam kesempatan itu adalah Raperda tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Tahun 2005-2025, Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang, dan Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Produk Hukum di Desa. Juga membahas Raperda tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, Izin Gangguan serta Raperda tentang Penyelenggaraan Perlindungan Anak.
              
 

PT QL Selesaikan IPAL

PT. QL Hasil Laut yang terletak di Kecamatan Brondong Kabupaten Lamongan menjanjikan akan segera menyelesaikan masalah limbah pasca terjadinya kontra dengan sejumlah warga karena diduga telah mencemari lingkungan sekitar beberapa waktu lalu. Saat ini mereka telah menyelesaikan instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
        Hal tersebut disampaikan pimpinan PT. QL melalui Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Lamongan Aris Wibawa saat mendampingi Bupati Lamongan Fadeli beserta rombongan melakukan tinjauan ke lokasi pabrik tersebut.
“Pada tanggal 18 Pebruari 2012 lalu telah di datangkan alat pengolah limbah produksi jepang. Alat tersebut nantinya akan menguraikan limbah secara maksimal sehingga aman untuk selanjutnya dibuang” kata Aris.
      Aris menambahkan, alat baru juga akan segera di datangkan dalam konteks proyek jangka panjang untuk memaksimalkan alat-alat pengolah limbah yang sudah ada itu. “Bulan Mei 2012 rencananya mesin baru itu akan datang,” katanya.
       Namun dalam upayanya tersebut masih akan terus dikaji mengenai pembuangan limbah selanjutnya. LImbah yang mereka hasilan dengan IPAl yang ada saat ini sudah bisa melakukan proses netralisasi melalui alat pengurai limbah. Meski terkait keamanannya masih perlu dikaji lebih lanjut.

 

Swadaya Rp 488 Juta Untuk Balai Desa

Partisipasi masyarakat untuk membangun fisik desa yaitu berupa Pendopo (ruang pertemuan) dan kantor desa begitu tinggi. Hal tersebut terbukti saat Bupati Lamongan Fadeli meresmikan kantor dan balai Desa Sendangharjo, Kecamatan Brondong kemarin. Dana yang terkumpul hasil swadaya masyarakat setempat mencapai Rp 488 juta.
            “Bangunan Kantor dan Balai Desa Sendangharjo ini adalah yang termegah yang pernah saya resmikan. Terlebih lagi sebagian besar dananya merupakan hasil swadaya masyarakat sendiri. Semoga menjadi pemacu semangat bagi masyarakat desa lainnya, “ puji Fadeli.
           Bupati tidak hanya meresmikan kedua bangunan itu namun juga rumah kompos (tempat pengolahan sampah kemudian dijadikan pupuk kompos) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yang diinformasikan telah menelan biaya Rp 108 juta.
            Pemerintah daerah lanjut Fadeli, tentu dengan segala keeterbatasannya tidak sanggup kalau harus memberikan bantuan sebesar tersebut kepada semua desa di Lamongan. “Apa yang kita saksikan hari ini adalah bukti nyata jika masyarakat desanya kompak dan kondusif, semuanya bisa diwujudkan. Bahkan untuk mengumpulkan dana hingga ratusan juta bisa dilakukan oleh sebuah desa. Untuk itu kami berikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat atas partisipasi serta kepeduliannya membangun desa,” ujarnya.
Fadeli juga mengungkapkan potensi peternakan juga cukup bagus di Desa Sendangharjo. Disebutkan olehnya, terdapat ternak besar sapi sebanyak 766 ekor. Di kesempatan itu dia berharap agar potensi peternakan itu disentuh dengan Program Gemerlap yang mulai digagasnya sejak tahun lalu dengan memberikan bantuan teknis.
         Sementara itu Camat Brondong Saidi melaporkan, sumber dana pembangunan Kantor, Balai Desa, serta Poskesdes tersebut didapat dari dana PNPM sebesar Rp 50 juta, ADD 2010 sebesar Rp 40 juta, ADD 2011 sebesar 20 juta, dan swadaya sebesar Rp 488 juta. “Sehingga keseluruhan sebesar Rp 598 juta,” katanya.
          Pada acara tersebut dilakukan serah terima bantuan oleh Bupati kepada warga yaitu berupa Japordes sebanyak 7 desa termasuk Desa Sendangharjo dan Labuhan dengan nilai total Rp 270 juta, bantuan jaring apung 150 unit untuk pendadaran ikan kerapu senilai Rp 150 juta untuk Desa Brengkok dan Desa Labuhan, dan bantuan Polybag sebanyak 5 ribu buah.

Kerugian Puting Beliung Rp 400 Juta

Kejadian angin puting beliung di Desa Padengan Ploso Kecamatan Pucuk 17 Februari lalu kerugiannya ditaksir mencapai Rp 400 juta. Meski tidak sampai mengakibatkan korban jiwa, untuk meringankan beban mereka, Pemkab Lamongan telah memberikan bantuan makanan siap saji sebanyak 204 paket serta 5 ton beras.
            Estimasi kerugian tersebut seperti disampaikan Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Lamongan Suprapto melalui Kabag Humas dan Infokom M Zamroni kemarin. Menurutnya, selain melakukan pendataan penduduk yang terkena bencana, pihaknya juga telah menyerahkan sejumlah bantuan dari Pemkab Lamongan.
            Berdasarkan pendataan yang dilakukan bersama-sama dengan Camat dan Muspika Pucuk, didapati 600 rumah penduduk dan dua gedung SDN, satu gedung MI dan dua gedung MTs terkena angin puting beliung.
            Dengan rincian, empat unit rumah rusak berat, 10 unit rusak sedang, 586 unit rusak ringan. Kemudian dua unit SDN mengalami rusak berat, satu ruang MI rusak ringan dan satu ruang MTs juga rusak ringan.
            Dikatakan Suprapto, untuk warga yang rumahnya mengalami rusak berat dan sedang sudah diusulkan untuk menerima bantuan tambahan. “Bantuan makanan siap saji sebanyak 204 paket serta 5 ton beras yang sudah diberikan semoga dapat meringankan beban warga yang mengalami kesusahan, “ ujarnya.
 

Selasa, 21 Februari 2012

Kota Padang Stuba SOP Pelayanan Capilduk

Kota Padang tertarik dengan telah terbitnya Peraturan Bupati (Perbup) Lamongan tentang Standar Operasioal Prosedur (SOP) Pelayanan Pendataan Penduduk dan Pencatatan Sipil. Dipimpin Sekretaris Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Padang, Suhandra, mereka melakukan studi banding di Dinas Kependudukan dan Pencataan Sipil yang diterima Sekretaris Dinas setempat, Isyuningsih, Senin (20/2).
            Menurut Suhandra, dia tertarik studi ke Lamongan juga atas rekomendasi dari Lembaga non profit dari Jerman, GIZ (Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbeit/Lembaga Jerman untuk Kerjasama Internasional). GIZ sendiri selama ini membantu pembenahan administrasi kependudukan di Lamongan. Yakni pelaksanaan program Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dan penggunaan Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik, atau e KTP.
            Dikatakan olehnya, meski Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Padang juga sudah memiliki SOP, namun belum dilegalkan dalam bentuk Perbup. Selain itu, mereka juga belum memiliki mobil Unit Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil Keliling (UP3SK).
            Sementara dalam keterangannya, Isyuningsih menyampaikan, Perbup nomor 56 tahun 2011 tersebut selain mencantumkan retribusi, juga mencantumkan denda dan jangka waktu pelayanan.diantara jenis pelayanan pendaftran penduduk dan pencatatan sipil dalam Perbup tersebut adalah terkait Kartu Keluarga (KK), KTP, pelayanan keterangan pindah, pelayanan melalui UP3SK dan pencatatan kelahiran serta adopsi anak.
            “Penerapan SOP ini diantaranya berfungsi untuk membatasai kontak antara pemohon dan petugas. Terutama untuk meningkatkan kepastian pelayanan. Yakni terkait kepastian biaya dan jangka waktu penerbitan dokumen, “ ujarnya dalam kegiatan yang juga diikuti Kabid Pencatatan Sipil Lamongan Sujirman Sholeh dan Kabid Kependudukan Rochani tersebut.

Siapkan Senam Tongkat Dan Atraksi PHH

Menjelang peringatan HUT Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) ke-62 tingkat Jatim Di Stadion Gajah Mada, Kota Mojokerto 6 Maret mendatang, Satpol PP Lamongan mulai berbenah. Sejak minggu ini, satu peleton Satpol PP setiap hari digembleng latihan peraturan baris-berbaris (PBB) oleh Sub Garnisun Lamongan di pelataran GOR setempat.
            Selain itu, untuk peringatan HUT tingkat Lamongan 13 Maret nanti, Satpol PP juga akan menyiapkan sejumlah atraksi kesiapsiagaan mereka dalam mengamankan pelaksanaan Perda. Diantaranya akan ditampilkan peragaan senam tongkat dan borgol. Juga akan ada demontrasi Pasukan Huru Hara.
            “Satu peleton Satpol PP yang terdiri dari 31 orang setiap telah melakukan latihan baris-berbaris bersama anggota dari Sub Garnisun. Semoga bisa mengulang prestasi menjadi juara pertama disiplin PBB saat peringatan HUT Satpol PP Jatim di Kabupaten Sampang, “ ujar Kepala Satpol PP Sukiman melalui Kabag Humas dan Infokom M Zamroni.
            Saat di Mojokerto nanti, peleton dari Satpol PP Lamongan ini akan mengenakan seragam lengkap PDL (pakaian dinas lapangan) II. Seragam ini biasa digunakan saat melaksanakan tugas penertiban Perda. Yakni mulai memakai sepatu boot panjang, baret, hingga sejumlah atribut seperti scraft dan kaos tangan.
 

Peserta LGC II Belajar Ke Surabaya

Sebanyak 234 RT peserta Lamongan Green and Clean (LGC) II yang megambil tema waste lover kemarin (19/2) diberangkatkan Sekkab Yuhronur Efendi dari Pendopo Lokatantra menuju Kota Surabaya. Mereka selanjutnya akan melakukan studi pengelolaan lingkungan di 12 lokasi di Kota Surabaya.
            Sejumlah 234 RT se Kabupaten Lamongan itu terdiri dari 17 RT dalam kategori   maju, 172 RT kategori berkembang dan 45 RT sebagai RT perintis. Kategori yang disebut terakhir adalah RT-RT  yang belum pernah ikut dalam LGC Jilid I Tahun 2011 dan baru pertama  ikut. Sementara diantara lokasi tujuan wisata lingkungan itu adalah Kampung Gundih, Lidah Wetan, Manyar, Asem Rowo dan Gubeng di Ngagel.
            “Sama sekali diluar dugaan, bahwa dalam LGC yang pertama lalu mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Lamongan. Kemudian peserta kali ini bahkan melebihi ekspektasi panitia. Hal ini menunjukkan masyarakat Lamongan sudah menyatakan bahwa lingkungan yang indah dan bersih adalah kebutuhan masyarakat. Bukan kebutuhan pemerintah, “ ujar Yuhronur Efendi.
            Kini, lanjuut dia, peserta LGC II akan focus pada pengelolaan sampah. Karena menurut dia, untuk persoalan pengelolaan lingkungan, masyarakat Lamonga sudah demikian bagus.
            Terpisah, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat Aris Wibawa mengungkapkan, khusus untuk peserta kategori maju memang akan dikhususkan untuk belajar pengelolaan sampah. “Di Surabaya nanti, kami akan fokus pada inovasi masyarakat setempat terkait pengelolaan sampah. Sehingga inovasi di Surabaya bisa diterapkan di Lamongan, “ ujarnya.
 

Ali Masykur Moesa Pimpin ISNU

Peserta Kongres I Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) di Universitas Darus Ulum (Unisda) Lamongan, Sabtu malam (18/2) secara aklamasi sepakat untuk memilih Ali Maykur Moesa sebagai Ketua Umum ISNU. Sedangkan Mahfud MD diangkat menjadi Ketua Dewan Kehormatan. Agenda selanjutnya dalam kongres yang berlangsung dua hari itu adalah menyusun kepengurusan ISNU 2012-2017.
            Ali Maykur Moesa yang juga anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tersebut terpilih secara aklamasi pada Sabtu malam. Agenda pemilihan itu sendiri dimajukan dari jadwal sebelumnya yang akan dilangsungkan pada keesokan harinya (Minggu pagi). Pimpinan siding, Nur Khasan, juga sempat diganti oleh ketua panitia kongres, M Khudori.
            Pembukaan kongres itu sendiri dihadiri sejumlah tokoh seperti Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Bupati Fadeli dan Ketua DPRD Makin Abbas. Juga hadir tokoh nasional seperti Ketua Umum PBNU As’ad Ali Sa’id bersama Syuriah PWNU Jatim Miftachul Achyar. Juga hadir pula Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dengan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bersama Ketua DPRRI Marzuki Alie.
            Gus Ipul, sapaan akrab Wagub Jatim dalam sambutannya mengatakan banyak tokoh nasional yang pendidikan awalnya di sekolah MI Salafiyah. Itu, kata dia, menunjukkan MI juga memiliki potensi memajukan pendidikan di Indonesia. Sehingga di kesempatan itu dia mengusulkan kepada M Nuh agar memberikan perlakukan yang sama kepada sekolah MI.
            Usai pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan seminar. Marzuki Alie, MAhfud MD dan M Nuh menjadi narasumber dengan pengamat politik asli Lamongan Kacung Marijan sebagai moderator.
            M Nuh di kesempatan pertama menyampaikan warga Negara wajib membangun bangsa dengan baik dan jujru. Karena itu sebagai bagian dari bersyukur karena telah dilahirkan di bumi Indonesia. Dia juga berharap fenomena banyaknya pengangguran tidak menjadikan siswa berputus asa untuk terus sekolah. Sementara Marzuki Alie mengungkapkan saat ini banyak orang ingin menjadi penguasa. Padahal kekuasaan cenderung dekat dengan korupsi.
            Lain lagi dengan yang disampaikan Mahfud MD. Dia menasehati agar jika ingin berpolitik, tidak harus terjun dalam partai politik. Banyak gerakan dan wadah lain yang bisa sebagai saluran politik seperti NU, Muhammadiyah atau ISNU. “Politik tanpa agama itu sesat, “ tegas dia.
 

Lantik Kades Guminigrejo Di Balai Desa

Suhud secara resmi akhirnya terpilih sebagai Kepala Desa (Kades) Guminingrejo, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan setelah telak memenangkan sebanyak 928 suara dengan rivalnya saat Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) pada tanggal 22 Januari 2012 lalu. Pelantikan Kades berlangsung secara khidmat dan lancar, kemarin (16/2), langsung dipimpin oleh Bupati Fadeli bertempat di balai desa setempat.
           Pejabat desa yang merupakan mantan ketua Badan Perwakilan Desa (BPD) Guminingrejo tahun 2007-2007 itu, secara sah telah mendapatkan sebanyak 928 suara dibandingkan rivalnya yaitu Suyati yang hanya mendapatkan 149 suara pada Pilkades lalu.
“Saya ucapkan selamat dan sukses semoga dalam kepemimpinannya ini wilayah Guminingrejo yang mayoritas penduduknya adalah sebagai petani dan peternak bisa berjalan bersinergi,” ujar Fadeli dalam sambutannya.
Lelaki kelahiran Lamongan, 9 Januari 1971 itu menggantikan posisi Nur Khasanah sebagai PJ yang menjabat sekitar 8 bulan karena suaminya yang Kades di tempat tersebut meninggal dunia.
Pada Pilkades lalu, hak pilih telah yang ada mencapai 1.401 suara namun yang hadir 1.112 orang. Sehingga yang tidak hadir menjadi 289. Setelah melalui tahap penghitungan di dapati suara sah 1.077 dan tidak sah 35 suara. Sehingga perolehan suara pada Suhud 928 suara dan Suyati 149 suara.
“Ini merupakan bentuk demokrasi khususnya di wiliyah Guminingrejo yang telah terbukti berjalan sukses. Saya berharap setelah ini segera disusun APBDesa. Karena Pemab Lamongan sendiri selalu tepat waktu menyusun APBD. Seperti APBD tahun 2012 yang selesai disahkan pada Desember 2011. Sementara sekitar 100 kabupaten kota lain di Indonesia saat ini belum selesaikan APBD. Ketepatan waktu penyusunan APBD ini menjadi salah satu dasar Lamongan menerima Dana Insentif Daerah dari pemerintah pusat,” kata Fadeli.
Fadeli menambahkan, tahun 2013 mendatang akan terjadi pemilihan besar-besaran Kepala Desa, yaitu hampir sekitar 300 orang. Bupati juga berpesan kepada Kades terpilih beserta stafnya untuk tertib dalam bekerja. “Upayakan jam kantor agar tertib jangan hanya masuk jam 8 lantas pulang jam 10. Kantor harap dimanfaatkan sebagai fasilitas pelayanan kepada masyarakat, apalagi saat ini sedang menyelesaikan program Pemerintah Pusat dalam mensukseskan E-KTP,” pungkasnya.
Sementara itu data dari Bagian Pemerintahan Desa menyebutkan, ada 8 orang jabatan Kades yang kosong. Yaitu Desa Jabung-Laren dijabat PJ, Desa Pasi-Glagah dijabat PLT, Desa Dagan-Solokuro Kades Definitifnya Meninggal Dunia (MD), Desa Rejotengah-Deket MD, Desa Baturono-Sukodadi MD, Desa Pelang-Kembangbahu MD, Desa Plumpang-Sukodadi MD, dan Desa Kakatpenjalin-Ngimbang MD. Dengan demikian Kades definitif  ada 454 orang dari Kades se-Lamongan yang jumlahnya 462 orang.

Tidak Ada Otorisasi Komnas HAM Intervensi Pasar Babat

Hesti Armiwulan, anggota Komnas HAM menandaskan, tidak ada otoritas bagi Komnas HAM untuk meneruskan intervensi kasus pembangunan Pasar Babat. Hal tersebut disampaikannya saat pertemuan dengan jajaran Pemkab Lamongan yang dipimpin Sekkab Yuhronur Efendi bersama jajaran legislatif setempat, yakni Ketua DPRD Makin Abbas dan dua pimpinan dewan lainnya, Saim dan Husnul Aqib di Ruang Sasana Nayaka, Selasa (14/2).
            “Mohon difahami keberadaan Komnas HAM untuk menegakkan undang-undang. Sebagaimana kami sejak awal memahami bahwa pembangunan pasar babat ini jelas-jelas otoritas pemerintah daerah. Sehingga solusi dan mekanismenyapun harus di daerah, “ ucap Hesti yang datang bersama Agus Suntoro, Bayu Pamungkas dan Arif Setiabudi tersebut.
“Terkait status pasar, sudah tidak perlu diperdebatkan lagi bahwa pasar yang dibangun ini adalah pasar tradisional, bukan pasar modern atau mall. Kami kesini untuk mencari penyelesaian terbaik tentang dugaan pelanggaran HAM. Karena kami menghormati hak setiap orang meski itu satu orangpun untuk difasilitasi, “kata Hesti.
“Kami juga tidak ingin intervensi ketika memang seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa sungguh-sungguh ada mekanisme, prosedur dan transparansi yang melibatkan warga Lamongan, Tidak ada otoritas Komnas Ham untuk terus intervensi kasus ini, “  tandas dia.
Sebelumnya, Saim dari FPDIP meminta kepada Komnas HAM agar juga melindungi kepentingan pedagang yang mau direlokasi ke Pasar Agrobis. Jangan hanya melindungi hak sebagain pedagang lainnya. Karena menurut Saim, pedagang yang di Pasar Agrobis selama ini tidak nyaman akibat diombang-ambing informasi dan isu yang tidak pasti tentang pembangunan Pasar Babat. Padahal, masih menurut Saim, pembangunan pasar itu masih memegang lima kesepakatan yang dibuat bersama antara Pemkab Lamongan, investor dan pedagang.
Terkait lima kesepakatan yang sudah dilaksanakan itu, dijelaskan oleh Saim juga Kepala Dinas PU Pengairan Djoko Purwanto (sebelumnya menjabat Asisten Ekonomi Pembangunan), kesepakatan pertama adalah pendataan pedagang yang dilakukan bersama pedagang sehingga terdata 2.389 orang. Kesepaktan kedua adalah site plan dan desain bangunan dilakukan bersama-sama pedagang dengan investor. Dan hal ini juga telah dilakukan.
Kemudian kesepakatan ketiga dan keempat terkait pemberian subsidi yang sudah dilakukan oleh Pemkab Lmaongan dengan menganggarkan dari APBD sebesar Rp 5 miliar dan dari investor sehingga harga stan yang semula Rp 6 jutaan turun menjadi Rp 3,9 jutaan permeterpersegi. Pemkab bersama investor juga telah sepakat bahwa semua pedagang akan kembali tertampung saat pembangunan selesai sebelum bulan puasa nanti. Dan diprioritaskan terutama untuk 1.279 pedagang legal yang mempunyai kartu hijau, sebagai tanda bukti kepemilikan stan.
Terkait permintaan Komnas HAM untuk meminta kejelasan status tanah Pasar Babat, oleh Badrus dan Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) di Lamongan, bahwa luas tanah yang dimohonkan syurat hak pegelolaan seluas total 17.498 meter persegi. Status tanah terdiri dari tanah Negara seluas 17.158 meter persegi, hak milik no 118 atas nama Sukiro yang sudah dijual ke Pemkab pada 17 Maret 2009 seluas 290 meterpersegi dan hak milik nomor 280 atas nama Kandar yang juga sudah dijaul ke Pemkab pada 20 Juli 2007 seluas 50 meterpersegi.
Kemudian ditambahkan Kabag Hukum A Farikh,  berdasar data kretek tahun 1952, tanah Pasar Babat terdiri dari tiga bagian. Dengan nomenklatur pertama disebut pasar untuk lokasi paling utara, lokasi di tengah disebut sebagai pasar hewan dan lokasi paling utara adalah tanah Negara. Lokasi paling utara ini pada 1975 dimenangkan di MA oleh H Zaenal Mas’ud yang kemudian dijual kepada Pemda oleh ahli warisnya yang mewakili ke-13 saudaranya yakni dr Zainal Arifin pada tahun 2006.
Sedangkan Direktur PD Pasar Hadi Subroto menambahkan, dana bantuan untuk relokasi pedagang sebesar Rp 250 ribu perorang tetap akan diberikan saat pendaftaran yang dimulai 14 Februari hingga 14 Maret tahun ini. Program revitalisasi Pasar Babat in sendiri sudah direncanakan sejak tahun 1984 di era Bupati Mohammad Safii Asari.
 

Pasar Kranji Masuk 8 Besar Terbaik Jatim

Pasar Baru Desa Kranji Kecamatan Paciran masuk 8 besar pasar terbaik tingkat Propinsi Jatim bersama dengan 7 pasar desa lainnya di Jatim. Data tersebut kemarin disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Lamongan Heru Widi melalui Kabag Humas dan Infokom M Zamroni saat mendampingi Bupati Fadeli menerima tim penilai lomba pasar desa dari Bapemas Pemprop Jatim di Ruang Guest House, Senin (13/2).
esa lain yang masuk babak 8 besar selain Pasar Desa Kranji adalah Pasar Desa Klepek  Kabupaten Bojonegoro,  Pasar Desa Wonosari Kabupaten Pasuruan,  dan Pasar Desa Semboro Kabupaten Jember. Kemudian Pasar Desa Sambi Kabupaten Kediri, Pasar Desa Gondang Kabupaten Trenggalek, Pasar desa Senggol kabupaten Tulungagung, dan Pasar Desa Menganto Kabupaten Jombang.
Hari ini setelah diterima Bapak Bupati (Fadeli), tim penilai lomba pasar desa tingkat propinsi yang diketuai oleh Mohammad Yasin, kepala Bidang Teknologi Tepat Guna Bapemas Jawa Timur akan melakukan penilaian di Pasar Baru Desa Kranji, “ ujar dia.
Ditambahkan olehnya, Pasar Baru Desa Kranji menjadi yang terbaik di Lamongan setelah memenuhi sejumlah kritria penilaian dengan nilai tinggi. Seperti bahwa Pasar Baru Desa Karanji dinilai memiliki nilai di atas rata-rata untuk kriteria penilaian administrasi, perputaran uang dan tentu saja kebersihan lingkungan.
Menurutnya, sejak di bangun kembali tahun 2005-2006, pasar tersebut telah memberikan  kostribusi mencapai Rp 8 juta perbulannya. “Kami berharap tahun depan pasar-pasar desa lain akan menyusul keberhasilan Pasar Baru Desa Kranji. Semoga pula Pasar Baru Desa Kranji ini bisa menyusul bahkan melampaui kesuksesan Desa Kranji menjadi Juara Ketiga dalam lomba desa unggulan Jatim, “ imbuh dia.
Pasar Desa Kranji sendiri sudah memenuhi sejumlah banyak kriteria. Sehingga untuk menyambut tim penilain dari Bapemas Jatim, tinggal memoles sejumlah titik penilaian. Pembenahan yang dilakukan justru pada kebersihan lingkungan.  Mengingat Pasar Baru Desa Kranji bukan hanya pasar tradisional, namun juga ada didalamnya tempat pelelangan ikan.

 

Ditambah Lagi, Bantuan Beras Untuk Nelayan

Setelah sebelumnya Pemkab Lamongan memberikan bantuan 17 ton beras kepada nelayan pantura yang sedang musim paceklik, tidak bisa melaut karena gelombang besar, kini bantuan itu ditambah lagi 2,5 ton. Sehingga sampai saat ini sudah sebanyak 19,5 ton beras yang disalurkan pada nelayan pantura.
            Bantuan beras tersebut kemarin (9/2) diserahkan secara simbolis oleh Bupati Fadeli saat pengobatan gratis kepada nelayan yang bekerjasama dengan sebuah perguruan tinggi swasta (PTS) di halaman SPDN (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Daerah Nelayan) di Desa Banjarwati, Kecamatan Paciran. Pengobatan gratis itu sendiri diberikan kepada penduduk 17 desa nelayan setempat dengan alokasi sebanyak seribu kupon kesehatan.
            Sebanyak 40 orang tenaga kesehatan, termasuk diantaranya tiga orang dokter umum dan satu orang dokter spesialis gigi turut dalam kegiatan tersebut. Termasuk juga menyediakan fasilitas laboratorium untuk pemeriksaan asam urat, kolesterol dan gula darah.
            “Bantuan beras yang hari ini disampaikan sekedar untuk meringankan beban nelayan saja yang sedang paceklik. Semoga bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, “ ujar Fadeli dalam sambutannya.
            Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI Cabang Lamongan) Anas Wijaya. “Terima kasih atas perhatian Pemerintah Daerah terhadap nelayan khususnya yang ada di wilayah Paciran. Kurang lebih sebulan ini lamanya masyarakat nelayan tidak bisa melaut karena terkendala oleh cuaca. Semua ini tentu akan sangat berarti bagi kami,” katanya.
Data Dinas Perikanan dan Kelautan menyebutkan, meski tahun lalu terjadi cuaca ekstrim sehingga sering terjadi gelombang besar, produksi ikan di Lamongan secara keseluruhan tahun 2011 masih bisa melampaui produksi tahun 2010. Tahun lalu, total produksi ikan sebesar 107.922,63 ton. Sedangkan tahun 2010 2010 sebesar 99 ribu ton.
            Secara rinci, produksi ikan di Lamongan terdiri dari perikanan tangkap dengan produksi mencapai 68.302,08 ton, perikanan budidaya sawah tambak  35.550,27 ton dan perikanan kolam 1.075,27 ton. Kemudian di perairan umum, produksinya mencapai 2.991,78 ton serta keramba jaring apung sudah berproduksi 3,47 ton.


 

Salurkan Bantuan Pembasmi Hama Blast

Penyakit hawar daun bacterial (bacterial leaf blight/BLB) yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. Oryzae dan penyakit blast (Pyricularia grisea) menyerang tanaman padi di wilayah Kabupaten Lamongan tengah ke selatan. Seperti di Desa Simbatan, Kecamatan Sarirejo, yakni sekitar 100 hektar tanaman padi di desa itu dilaporkan terkena penyakit tersebut, kemarin (8/2).
           Hawar daun dan blast selalu timbul baik pada musim kemarau maupun hujan. Pada musim penghujan biasanya berkembang lebih baik. Kerugian hasil yang disebabkan oleh penyakit tersebut dapat mencapai 60 persen terlebih apabila itu menyerang tanaman muda yang peka.
“Pemerintah Daerah beberapa waktu lalu melalui Dinas Pertanian dan Kehutanan telah memberikan bantuan berupa 30 Kg Applaud dan Porxza 100 liter yang dibagikan secara gratis di Sarirejo,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Aris Setiadi melalui Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Ernawan Kartika Adi.
             Seperti diceritakan oleh warga setempat beberapa waktu lalu, saat belum muncul bulir padi (mekatak) kondisi tanaman padi tersebut sangat bagus. Tapi begitu memasuki fase mekatak tiba-tiba berubah menjadi putih. Karena bulir padinya belum berisi, sehingga tanaman padi tersebut menjadi gabuk (tidak ada isi berasnya). Penyakit itu terus meluas, hingga saat ini menyebar di lahan tanaman padi di sebelah utara desa.
               Selain tanaman padi di desanya, penyakit itu juga menyerang tanaman padi di desa-desa tetangganya, seperti Desa Canggah dan Beru. Petani juga terpaksa harus memanen dini tanpa hasil karena tanaman padi itu dikhawatirkan berpengaruh negatif terhadap air sawah tambak yang akan ditanami ikan setelah selesai ditanami padi. Karena selain untuk sawah juga berfungsi sebagai tambak.
            Tahun ini target luas panen padi di Lamongan diharapkan bisa mencapai 143.774 hektar dan produksi padi ditargetkan bisa mencapai 889.871 gabah kering giling (GKG). Sementara tahun lalu, akibat cuaca ekstrim yang memunculkan hama pengganggu tanaman seperti wereng, produksinya turun 21 persen dari tahun sebelumnya. Yakni dari realisasi produksi padi tahun 2010 yang mencapai 857.638 ton GKG menjadi 678.042 ton GKG di tahun 2011.

 

Kuota Pupuk Urea Turun, NPK Naik

Kuota dan alokasi pupuk untuk Kabupaten Lamongan tahun 2012 sudah ditetapkan Gubernur Jatim. Untuk pupuk jenis urea turun, namun pupuk jenis NPK naik hampir dua kali lipat. Sementara total alokasi pupuk tahun ini mencapai 156.950 ton atau naik dibanding kuota tahun lalu yang sebesar 138.589 ton.
            “Alhamdulillah, kuota pupuk untuk Lamongan tahun ini naik 18.361 ton dibandingkan dengan kuota tahun lalu. Ini sesuai dengan komitmen Bapak Bupati (Fadeli) agar memberi kepastian ketersediaan pupuk untuk petani. Terlebih, target produksi padi di tahun 2012 ini ditetapkan sebesar 889.871 ton gabah kering giling, GKG, “ ujar Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Aris Setiadi melalui Kepala Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Ernawan Kartika Adi kemarin.
            Meski secara umum kuota pupuk Lamongan naik, namun untuk pupuk jenis urea kuotanya turun. Yakni dari 71.700 ton di tahun 2011, menjadi sebesar 67.900 ton. Kemudian alokasi untuk pupuk jenis NPK malah dinaikkan hampir dua kali lipat. Yakni dari kuota sebesar 23.755 ton di tahun 2011, naik menjadi 42.060 ton di tahun 2012.
            “Kenaikan kuota untuk pupuk jenis NPK yang mengandung unsur hara nitrogen, phosphor dan kalium ini dimaksudkan agar petani menggunakan pemupukan secara berimbang. Karena pupuk NPK ini lebih mudah penggunaannya dan lebih efektif dimanfaatkan oleh tanaman. Apalagi jika pupuk majemuk NPK ini ditambah dengan pupuk organik, pemupukan akan lebih efisien karena juga bisa berfungsi untuk memperbaiki struktur tanah sehingga produktivitas tanaman meningkat, “ urai dia.
            Lebih rinci, dalam Peraturan Gubernur Jatim nomor 5 tahun 2012 tentang kebutuhan dan penyaluran serta harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian Jatim tahun anggaran 2012 disebutkan kuota urea sebesar 67.900 ton, SP 36 sebesar 18.450 ton, jenis ZA sebesar 14.290 ton, NPK 42.060 ton dan pupuk organik sebesar 14.250 ton. Sedangkan kuota tahun  lalu, jenis urea 71.700 ton, jenis SP36 17.665 ton, ZA sebesar 14.139 ton, kemudian jenis NPK 23.755 ton serta organik alokasinya sebesar 11.330 ton.


 

Munculkan Ikon Batik Dari Sendangduwur

Batik kini telah diakui oleh Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui UNESCO, lembaga yang menaungi masalah kebudayaan sebagai warisan budaya dunia. Sementara Lamongan sendiri memiliki banyak motif batik, terutama yang dihasilkan oleh pengrajin dari Desa Sendangduwur/Paciran. Tidak lama lagi, akan dimunculkan satu ikon desain batik Lamongan tersendiri yang mewakili karakter Lamongan oleh pemerintah daerah setempat.
            Disampaikan Kepala Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Lamongan Mubarok melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik, saat ini Diskopindag sedang membuat lomba desain batik khas Lamongan. Nantinya, lanjut dia, desain batik terbaik akan diseminarkan dengan mengundang ahli batik dari Jawa Tengah dan pemenangnya dijadikan sebagai ikon batik khas Lamongan.
            Keberadaan banyaknya pengrajin batik di Desa Sendangduwur ini menjadi salah satu alas an desa di puncak bukit ini ditetapkan sebagai Desa Wisata di Jawa Timur. Peresmian Desa Wisata itu sendiri kemarin dilakukan oleh Bupati Fadeli saat di damping Sekkab Yuhronur Efendi di Desa Sendangduwur.
            Sangat tepat apabila Desa Sendang Duwur ini dijadikan Desa Wisata belanja. Karena memiliki beberapa karakteristikan atau ikon khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata. Seperti masyarakatnya yang sebagian besar sebagai pengrajin baik batik, maupun logam emas dan perak dan bordir. Selain itu desa ini juga sudah menjadi tujuan wisata religi dengan keberadaan makam Sunan Sendang Duwur sebagai salah satu penyebar Islam di Pulau Jawa dan adanya masjid yang berusia ratusan tahun, “ ujar Fadeli seusai peresmian.
            Dia juga menyebut masyarakat Desa Sendang Duwur masih relatif tegus memegang tradisi dan budaya asli, juga nilai-nilai religius.”Saya yakin sektor ekonomi baik perdagangan dan jasa akan segera bergeliat jika nantinya desa wisata tersebut sudah berjalan, maju dan diminati wisatawan, “ kata dia.
            Di desa ini, terdapat 450 pengrajin batik dan 26 diantaranya adalah pengusaha. Sementara pengrajin emas dan peraknya mencapai 120 orang serta pengrajin order mencapai 65 orang. Selama tahun 2011 lalu, total ada 1.634.158 wisatawan nusantara (wisnu) yang berkunjung di Lamongan. Juga terdapat kunjungan 405 wisatawan mancanegara(wisman). Kunjungan tertinggi masih terjadi di WBL, yakni 957.971 orang wisnu dan 165 wisman. Kemudian di Mazoola sebanyak 369.384 pengunjung wisnu dan 196 orang wisman.
 

Peserta LGC Terbanyak, Lamongan Membludak

RT-RT se Kabupaten Lamongan ternyata sangat antusias mengikuti kompetisi Semarak Lamongan Green and Clean Jilid II. Terbukti, sampai penutupan pendaftaran tanggal 31 Januari lalu, RT-RT yang mendaftar melampaui target, yakni mencapai 234 RT. Data tersebut diungkapkan Kepala Badan Lingkungan Hidup Lamongan Aris Wibawa melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik.

Untuk kategori perintis, Kecamatan Laren terbanyak mengirimkan peserta, ada 11 RT, ketegori berkembang rekor di pegang Kelurahan Sukomulyo kecamatan Lamongan 33 RT dan untuk kategori maju Kelurahan Jetis ada 4 RT. “Saya tidak mengira pesertanya sebanyak ini dan tentu bersyukur dan berterima kasih kepada masyarakat, lurah dan kades maupun camat, “ ungkapnya.
Menurut dia, dengan antusiasnya RT-RT di 27 kecamatan untuk berkompetisi dalam LGC II ini menunjukkan kesadaran masyarakat Lamongan sangat tinggi dalam menata lingkungannya masing-masing. Setidaknya telah memberikan gambaran,  masyarakat  sangat mencintai dan mendambakan  kondisi lingkungan yang bersih, teduh, indah dan sehat.
“Hal ini dapat dilihat dengan antusiasmenya warga  RT-RT di 27  Kecamatan Kabupaten Lamongan. Bahkan diluar prediksi awal, untuk peserta dari kategori RT-RT perintis yaitu satu kecamatan diwakili minimal satu RT  ternyata ada kecamatan yang diwakili lebih dari satu. Seperti Modo, Mantup, Deket, dan Maduran dengan masing-masing mendaftarkan 2 RT. Selanjutnya Turi mendaftarkan 5 RT dan  yang paling antusias adalah warga di Kecamatan Laren yang mengirim  11 RT. Mudah-mudahan program di bidang lingkungan hidup ini bisa diterima dan semakin memberikan manfaat kepada masyarakat, “ kata dia.
Sementara itu, salah satu Panitia LGC II Hamim Thohari mengatakan,  jumlah   peserta   Semarak  LGC   Jilid   II dengan  tema  Waste  Lover  ( Pecinta Sampah) diikuti oleh 234 RT. Terdiri  dari 17 RT dalam kategori   maju, 172 RT kategori berkembang dan 45 RT sebagai RT perintis. Kategori yang disebut terakhir adalah RT-RT  yang belum pernah ikut dalam LGC Jilid I Tahun 2011 dan baru pertama  ikut. Agenda selnajutnya setelah penutupan pendaftran ini adalah workshop bagi RT-RT berkembang,  sedangkan untuk RT-RT maju dan perintis akan dilaksanakan  hari kamis tanggal 9 Pebruari 2012.   
Selanjutnya untuk menambah wawasan tentang pengelolaan lingkungan bagi RT-RT yang telah terdaftar  dan mengikuti workshop tersebut, akan diteruskan dengan wisata lingkungan. Yakni nantinya  untuk melihat dari dekat dan detail di perkampungan-perkampungan jawara di Kota Surabaya pada 18 Februari. Kemudian bedah lingkungan terjadual mulai minggu kedua Februari hingga minggu ketiga bulan Maret.
“Penilaian untuk RT-RT Perintis hanya dilakukan satu tahap, karena wilayahnya sangat luas dan jauh. Sedangkan untuk penilaian RT-RT Maju dan Berkembang dilaksanakan 2 tahap.  Tahap pertama  dilaksanakan pada minggu keempat  bulan Maret, “ ujar pria asli Pucuk  yang juga pembina  atletik tersebut.

Senin, 06 Februari 2012

Lamongan Miliki Sekda Definitif

Sejak posisi sekretaris daerah (Sekda) ditinggalkan Fadeli mencalonkan diri sebagai Bupati Lamongan pada Maret 2010, sudah tiga kali posisi tersebut dijabat oleh pejabat sementara atau pelaksana tugas (Plt). Pejabat terakhir yang mengisi posisi strategis tersebut adalah Yuhronur Efendi yang akhirnya pada Kamis (2/2) di Pendopo Lokatantra setempat dilantik  Fadeli menjadi Sekda difinitif.
          Karena sifatnya hanya sementara, seorang pelaksana tugas tidak dapat melaksanakan semua portofolio (pilar pemerintahan dan kewajiban) yang diberikan pada jabatannya itu. Penunjukan hanya dilakukan demi kelancaran kegiatan administrasi sehari-hari. Terlebih posisi sekretaris daerah sangat strategis dalam pemerintahan di daerah.
“Tepatnya 1 tahun 10 bulan Sekdakab diisi oleh pejabat Plt, dan baru hari ini dilaksanakan pelantikan dan sumpah secara definitif, saya ucapkan selamat dan sukses,” kata dia.
Ditambahkannya, saat masih dijabat seorang pelaksana tugas, banyak tugas yang masih harus langsung ditangani oleh bupati. Hal ini karena terbatasnya kewenangan seorang pelaksana tugas. Padahal pada prinsipnya tugas semua SKPD pada akhirnya nanti akan berujung di Sekda sesuai dengan ketentuan yang ada.
“Semoga kita tidak menjadi salah pilih mengambil figur untuk memegang amanat masyarakat Lamongan. Track record karirnya yang begitu panjang tentunya telah memberikan bekal pengalaman atau skill khusus. Diantaranya kemampuan untuk menjalin komunikasi baik dilingkup internal, propinsi maupun dengan pemerintah pusat. “Tugas-tugas yang berhubungan dengan kesekretariatan tentu saja bukan barang baru bagi beliau,” ucapnya.
“Masyarakat Lamongan sudah menunggu kerja yang akan kita lakukan baik dalam jangka pendek maupun panjang. Semisal masalah KTP elektronik atau E-KTP, saya minta Sekda untuk koordinasikan hal ini,” pungkasnya.
           Plt Sekda sebelum Yuhronur adalah Supardi yang kini menjadi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata serta Nurroso yang kini menjadi salah satu direktur di PD BPR Bank Daerah Lamongan.
Sementara Yuhronur Efendi yang lahir pada tanggal 12 Januari 1968 dan berkedudukan sebagai pajabat Eselon II/a tersebut adalah alumni dari Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Suami dari Anis Kartikawati ini sebelumnya menjabat sejumlah posisi strategis. Diantaranya mulai dari Direktur Utama PD BPR Bank Daerah Lamongan dan Kepala Bappeda serta Asisten Administrasi.
            Pelantikan Sekdakab Lamongan merupakan bentuk realisasi dari Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur tanggal 1 Pebruari 2012 dengan Nomor: 821.2/210/212/2012, tentang pengangkatan dalam jabatan. Hadir pada acara tersebut seluruh pejabat SKPD se-Kabupaten Lamongan dan jajaran forum pimpinan daerah setempat.

Kamis, 02 Februari 2012

Bulog Targetkan Serap 43.293 Ton Beras Petani

Tahun ini, dalam prognosanya, Bulog menargetkan mampu menyerap hingga 43.293 ton setara beras dari petani Lamongan. Prognosa tersebut terungkap dalam Sosialisasi Pengadaan Gabah Dalam Negeri (ADA DN) di Ruang Sabha Dyaksa Pemkab Lamongan, Selasa (31/1) yang dihelat Bagian Perekonomian setempat.
            Kabag Perekonomian Mochammad Faiz Junaedi dalam kesempatan tersebut mengungkapkan, terkait ADA DN tahun 2012 yang dilakukan pemerintah melalui Bulog, telah ditentukan 42 mitra kerja terseleksi. Mitra kerja ini diantaranya terdiri dari tiga unit Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), empat unit Koperasi Unit Desa (KUD), 33 unit Usaha Penggilingan Padi.
            “Selain program pengadaan beras oleh Bulog, Pemkab juga menyediakan anggaran melalui APBD untuk menyerap beras petani. Tahun ini telah disalurkan dana revolving untuk pembelian gabah sebesar Rp 5,5 miliar. Yakni berupa penguatan modal kerja ketahanan pangan sebesar Rp 2 miliar dan penguatan modal kelompok lumbung pangan senilai Rp 3,5 miliar yang disalurkan kepada 37 kelompok lumbung pangan, “ urai dia.
            Ditambahkan oleh Faiz, dia meminta agar mitra kerja terseleksi agar segera melakukan kontrak kerja dengan Bulog. Sedangkan yang sudah melakukan kontrak agar segera melakukan pembelian gabah petani di wilayahnya sesuai harga pokok pembelian (HPP) pemerintah. Dia juga berharap kepada camat dan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian Kehutanan agar mensosialisasikan HPP pemerintah sesuai Inpres nomor 7 tahun 2009.
            Sementara Kepala Bulog Subdivre III Bojonegoro Damin Hartono Roestam yang juga hadir dalam sosialisasi itu mengatakan tujuan ADA DN adalah untuk menyediakan cadangan pangan nasional. Karena pangan itu, lanjutnya, memiliki nilai strategis. Masih menurut Damin, pengadaan itu terutama untuk meningkatakan ketahanan pangan nasional melalui program raskin.
            Dalam sosialisasi yang dihadiri mitra kerja Bulog, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Lamongan Hani Handono dan sejumlah Kepala UPT Dinas Pertanian Kehutanan itu juga terungkap realisasi produksi padi Lamongan tahun 2011 turun hingga 21 persen. Yakni dari realisasi produksi padi tahun 2010 yang mencapai 857.638 ton gabah kering giling (GKG) menjadi 678.042 ton GKG di tahun 2011.


 

Prioritaskan Pedagang Pasar Babat

Pemkab Lamongan memastikan tidak merubah zoning dari Pasar Babat yang kini proses pembangunannya sudah mencapai 50 persen itu. Yakni semua pedagang akan menempati toko maupun los kios sesuai dengan posisi mereka sebelumnya.
Hal tersebut ditandaskan Asisten Ekonomi Pembangunan Djoko Purwanto saat memimpin rapat pembahasan pembangunan Pasar Babat, Senin (30/1) di Ruang Sasana Nayaka bersama perwakilan pedagang pasar dari kubu Ayok Kristian dan H Purnomo. Bahkan harga bangunan yang semula sekitar Rp 6 jutaan permeter persegi sudah didiskon hingga hanya menjadi Rp 3,9 jutaan permeter persegi. Karena dari pihak investor memberi diskon dan Pemkab Lamongan melalui APBD memberikan subsidi Rp 5 miliar.
“Data jumlah pedagang Pasar Babat yang mencapai 2.389 orang pasti tertampung semua. Tapi tentu jumlah tersebut harus melalui proses validasi dulu saat pendaftaran nanti oleh sebuah tim. Waktu pendaftarannyapun nanti akan dibahas lagi. Dan kami sangat terbuka untuk semua usulan dan masukan, “ tandas Djoko Purwanto. Rencana melakukan validasi jumlah pedagang di Pasar Babat ini juga disepakati Ayok dkk dalam rapat tersebut.
Lebih lanjut disampaikan mantan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan itu, pedagang yang diprioritaskan adalah mereka yang bukan hanya memiliki buku, tapi juga yang memiliki kios. Djoko menyebutkan jumlahnya saat ini mencapai 1.272 pedagang. Di kesempatan itu Djokjo juga menandaskan Pasar Babat yang dibangun adalah pasar dengan tetap menggunakan konsep pasar tradisional. Bukan membangun Pasar Babat menjadi mall atau plaza.
Dia mencontohkan, pedagang yang semula menempati toko di depan akan kembali menempati toko depan. Pedagang yang semula menempati toko singkur juga akan kembali menempati toko singkur. Demikian pula yang semula memiliki los di posisi pojok juga akan kembali ke posisi sebelumnya.
Pembangunan Pasar Babat saat ini sudah mencapai 50 persen. Sementara pengurusan sertifikat kepemilikan kini sudah di Panitia A Badan Pertanahan Nasional (BPN) Lamongan.
Peletakan batu pertama Pasar Babat sendiri sudah dilakukan pada 4 Oktober 2011 lalu. Kala itu selain Fadeli, juga hadir Direktur Utama PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, Trisno Susilo Handoko, selaku investor yang digandeng Pemkab Lamongan untuk membangun Pasar Babat dan pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat dan KH Abdul Ghofur.
Kala itu, PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, seperti diungkapkan Direktur PD Pasar Lamongan Hadi Subroto dalam laporannya, akan menyelesaikan pembangunan Pasar Babat mulai 4 Oktober 2011 hingga 4 Juli 2012, atau sepuluh bulan. Pembangunannya sendiri menggunakan pola Bangun Guna Serah ( Build Operate Transfer/BOT). Investasi yang dikeluarkan untuk membangun pasar seluas 17.854 meter persegi (termasuk fasum) tersebut, mencapai Rp 55.225.690.498. Sementara pedagang saat ini dipindahkan sementara di Pasar Agrobis Babat. Selama berdagang di sana, mereka tidak akan ditarik retribusi pasar.

 

Tepati Janji, Fadeli Kebut Pasar Babat

Bupati Fadeli menepati janjinya akan mempercepat pembangunan Pasar Babat. Terbukti sampai saat ini proses pembangunan fisik di lapangan pembangunan pasar yang bekerjasama dengan investor swasta PT Karsa Bayu Bangun Perkasa tersebut sudah rampung hingg 50 persen. Saat ini sedang dirampungkan pengerjaan atap dak beton diatas unit stand kios.
            Perkembangan pengerjaan pasar tersebut terungkap saat Fadeli bersama Plt Sekkab Yuhronur Efendi dan sejumlah Kepala SKPD meninjau lokasi, Jum’at (27/1). Saat di lokasi proyek, Fadeli ditemui pengawas lapangan dari PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, Didik Sudarto.
            “Seperti yang terlihat pengerjaan Pasar Babat ini sangat cepat sekali. Bahkan sekarang sudah proses pengerjaan dak atap dari beton di atas unit stand kios. Saya tidak meminta berlebihan pada investor (kecepatan pengerjaan). Asal pekerjaannya selesai sesuai target dan janji saat peletakan batu pertama pembangunan Pasar Babat Oktober lalu. Sehingga pedagangan bisa segera berjualan kembali, “ ujarnya.
            Ditambahkan oleh Didik, saat ini dari target penyelesaian unit stand kios yang mencapai 1.250, sudah terbangun sekitar 900 unit. Sementara jika ditambah unit untuk PKL, unitnya mencapai 1.819 yang harus diselesaikan. Atap dek dari beton itu nantinya akan dijadikan fondasi atap lengkung yang menaungi keseluruhan bangunan.
Sementara di bawah atap, diantara unit stand kios akan digunakan pedagang los dan arena permainan. Didik juga menunjukkan kepada Fadeli kualitas bangunan yang sedang dikerjakan. Seperti besi untuk beton penyangga yang menggunakan besi ulir.
            Terkait drainase di jalan raya depan Pasar Babat yang selama ini kerap menjadi perhatian masyarakat karena serang menimbulkan genangan, saat ini juga menjadi prioritas untuk pembangunannya. Juga telah dilakukan koordinasi dengan Gubernur Jatim, karena jalan di depan Pasar Babat adalah jalan nasional.
            Peletakan batu pertama Pasar Babat sendiri sudah dilakukan pada 4 Oktober 2011 lalu. Kala itu selain Fadeli, juga hadir Direktur Utama PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, Trisno Susilo Handoko, selaku investor yang digandeng Pemkab Lamongan untuk membangun Pasar Babat dan pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat dan KH Abdul Ghofur.
Kala itu, PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, seperti diungkapkan Direktur PD Pasar Lamongan Hadi Subroto dalam laoprannya, akan menyelesaikan pembangunan Pasar Babat mulai 4 Oktober 2011 hingga 4 Juli 2012, atau sepuluh bulan. Pembangunannya sendiri menggunakan pola Bangun Guna Serah ( Build Operate Transfer/BOT). Investasi yang dikeluarkan untuk membangun pasar seluas 17.854 meter persegi (termasuk fasum) tersebut, mencapai Rp 55.225.690.498. Sementara pedagang saat ini dipindahkan sementara di Pasar Agrobis Babat. Selama berdagang di sana, mereka tidak akan ditarik retribusi pasar.