Sejumlah 122,79 hektar lahan pertanian di Kabupaten Lamongan tahun ini menjadi sasaran program Gerakan Penanganan Pasca Panen dan Pemasaran Gabah/Beras atau GP4GB. Jumlah itu menjadi yang terluas diantara 13 kabupaten yang tahun ini ditetapkan sebagai sasarn program GP4GB tersebut.
Data itu kemarin, Selasa (21/4) dipaparkan Agustin Zetkarnain, Ketua Tim GP4GB pusat saat Pemantauan dan Supervisi Program GP4GB di Ruang Sasanan Nayaka Pemkab Lamongan. Dikatakan olehnya, program GP4GB tahun ini akan dilakukan di tujuh propinsi yang meliputi 13 kabupaten. Tujuh propinsi itu adalah Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan serta Jawa Timur yang diwakili Kabupaten Jombang dan Lamongan.
Diterangkan Agustin, luasan lahan sasaran program GP4GB di Lamongan tersebut termasuk lahan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL PTT) dan lahan yang non SL PTT. “Untuk areal lahan yang masuk SL PTT seluas 7 hektar sementara yang masuk areal non SL PTT seluas 115,799 hektar. Lamongan adalah kabupaten dengan sasaran areal terluas untuk program GP4GB ini. Sementara luas areal sasaran terkecil berada di Kabupaten Pinrang/Sulawesi Selatan seluas 16,5 hektar, “ ungkap Agustin yang juga Direktur Penanganan Pasca Panen pada Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian (P2HP) Departemen Pertanian itu.
Menurut Agustin, tujuan dari program GP4GB itu adalah diantaranya untuk menurunkan tingkat susut produksi (losses) pertanian akibat proses penanganan pasca produksi yang tidak memadai. Selain itu program itu bertujuan untuk meningkatkan mutu gabah/beras petani serta terjaminnya harga gabah/beras minimal sama dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). “Untuk mewujudkan tujuan Program GP4GB itu, selain lakukan pantauan dan supervise, tahun lalu tidak kurang dari 30 ribu bantuan terpal plastic untuk pasca panen diluncurkan ke lokasi sasaran program, “ katanya.
“Secara nasional, losses produksi pertanian menurun dari sebesar 20,51 persen pada periode tahun 1995/1996 menjadi 10,82 persen di tahun 2008. Sedangkan di lokasi GP4GB, losses produksi pertanian turun menjadi sekitar 9,1 persen di tahun 2008 dibanding periode tahun 1995/1996, “ imbuh dia.
Sementara Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Setda Lamongan Djoko Purwanto dalam sambutannya menyampaikan sektor pertanian masih menjadi sector unggulan di Kabupaten Lamongan. Menurut dia, pada tahun 2008 sektor pertanian memberi kontribusi sebesar 41,05 persen untuk PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Lamongan. Selain itu, lanjut dia, masih ada sejumlah 55,73 persen penduduk Lamongan yang bekerja di sektor pertanian. “Pemkab Lamongan telah lakukan berbagai pembenahan pada infrastruktur pertanian. Termasuk didalamnya sarana irigasi dan waduk-waduk, “ ujar dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar