“Pengembangan budidaya ikan kakap putih di areal tambak ini memang masih dalam tahap percobaan. Nanti setelah berjalan, masih akan dihitung kelayakan ekonominya. Apakah dari biaya produksi memungkinkan untuk diproduksi masyarakat secara`massal. Kalau hasilnya layak, tentu akan disosialisasikan ke masyarakat. Seperti halnya dulu ketika awal pengembangan udang vannamae yang habitat aslinya di air payau yang sukses dikembangkan di air tawar oleh petani Lamongan. Ini merupakan bagian dai usaha pengembangan bibit unggul bagi masyarakat, “ ungkap Aris.
Beberapa pengembangan bibit unggul perikanan yang berhasil dikembangkan masyarakat Lamongan diantaranya budidaya ikan kerapu di wilayah pantura, tepatnya di Desa Labuhan/Paciran dengan sistem keramba di laut. Budidaya ikan jenis ini cukup sukses dikembangkan. Bahkan empat tahun lalu mearih juara II nasional budidaya ikan kerapu.
Selain ikan kerapu, lanjut Aris, di pantura juga telah sukses dikembangkan budidaya ikan kepiting khas yang di Lamongan lebih dikenal dengan rajungan. Budidaya ini juga menggunakan sistem keramba di laut.
“Rajungan pada usia satu hinga satu setengah bulan sudah mencapai ukuran konsumsi, sehingga cukup singkat budidayanya. Sementara ini bibit masih diambilkan dari alam. Yakni dari peranakan rajungan yang menepi ke pantai saat air surut. Saat ini karena belum begitu banyak dibudidayakan, pemasarannya masih sebatas ke restoran-restoran lokal. Harganya juga cukup lumayan. Satu kilogram rajungan berisi sekitar empat ekor dihargai Rp 40 ribu, ” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar