Kamis, 25 Februari 2010

Dispertahut Naikkan Sasaran Panen 2010

Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Lamongan nampaknya cukup optimistis dengan kondisi pertanian di Lamongan di tahun 2010. Mereka menaikkan sasaran (target) tanam maupun panen untuk komoditi padi dan jagung. Yakni dari 122.799 hektar untuk sasaran luas panen padi di tahun 2009 menjadi 130.903 hektar di tahun ini. Sedangkan untuk jagung, sasaran luas panennya ditargetkan naik menjadi 60.159 hektar dari sebelumnya yang hanya 55.833 hektar di tahun lalu.

Optimisme penetapan sasaran ini nampaknya menilik dari terus naiknya baik realisasi panen maupun produksi pertanian di Lamongan. Data dari Sub Bagian Program Dispertahut setempat menyebutkan, dari sasaran luas panen komoditi padi seluas 122.799 hektar di tahun lalu, realisasinya mencapai 139.304 hektar atau 113,44 persen diatas target. Begitu pula dengan realisasi produksi yang mencapai 892.613 ton di tahun 2009 atau mencapai 116,77 persen diatas target yang ditetapkan sebesar 764.433 ton. Tingkat produksi ini dicapai dengan rata-rata produktivitas yang mencapai 64,08 kwintal setiap hektarnya.

Demikian pula dengan realisasi untuk komiditi jagung tahun 2009. dari sasaran luas panen 55.833 hektar, realisasinya mencapai 61.521 hektar atau 110,19 persen diatas target. Kemudian dengan rata-rata produktivitas yang mencapai 54,61 kwintal setiap hektarnya, realisasi produksinya mencapai 335.594 ton. Atau menyentuh prosentase 117,82 persen diatas target produksi sebanyak 285.131 ton yang ditetapkan.

Dispertahut sendiri sampai saat ini masih menggodok sasaran produksi sejumlah komoditi di tahun 2009. Namun jika melihat dinaikkannya sasaran luas panen tahun 2010, kemungkinan besar sasaran produksi juga akan ditetapkan naik. Jika mengacu pada rata-rata produktivitas padi tahun lalu saja, maka akan ketemu angka sekitar 8.388.264 kwintal, atau sekitar 838 ribu ton (produktivitas dikalikan sasaran panen). Angka ini diatas target produksi tahun lalu yang ditetapkan sebesar 764.433 ton.

Untuk komoditi padi, Kecamatan Sugio menjadi lumbung pangannya Lamongan. Di kecamatan ini, tahun lalu produksi padinya mencapai 67.974 ton. Puluhan kali lipat diatas produsen padi terkecil di Lamongan, yakni Kecamatan Paciran yang mencapai 2.044 ton. Bisa dimaklumi, karena areal tanam padi di Sugio juga terbesar, yakni mencapai 10.989 hektar. Sedangkan di Paciran areal tanamnya hanya mencapai 369 hektar.

Kawasan Selatan Lamongan adalah penyumbang produksi komoditi jagung terbesar. Yakni Kecamatan Sambeng yang realisasi produksi jagungnya tahun lalu mencapai 40.697 ton di areal tanam seluas 6.115 hektar. Sementara produksi jagung terkecil adalah Kecamatan Karanggeneng sebesar 1.358 ton di areal tanam seluas 964 hektar.

“Banjir luapan Sungai Bengawan Solo yang melanda sebagian wilayah Lamongan tahun lalu sampai saat ini masih aman. Dan semoga ini terus berlangsung sehingga akan mengamankan produksi petani Lamongan. Di akhir Februari ini dimungkinkan akan ada sekitar 15 ribu hektar areal padi yang akan dipanen. Angka ini dengan asumsi jika tanaman tidak terserang hama atau puso karena banjir, “ ujar Kadispertahut Djonot Subagijo melalui Kabag Humas dan Infokom Aris Wibawa.

Tidak ada komentar: