Rabu, 25 Mei 2011

Kembali Gelar Lomba Blog Interaktif

Ada yang berbeda dalam Lomba Blog Interaktif Guru dalam rangka Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-442 tahun ini. Pesertanya kali ini diharuskan membuat desain web log (blog) di hadapan panitia. Hal tersebut untuk mengantisipasi peserta yang blognya dibuatkan orang lain.

Puluhan guru tahun ini kembali berkompetisi dalam Lomba Blog Interaktif Guru dalam rangka HJL. Kegiatan itu adalah bagian dari kampanye pemanfaatan teknologi informasi (TI) sebagai media pembelajaran.

“Siswa kini sudah tidak awam dengan dunia maya. Karena itu diharapkan pengajar juga bisa menyesuaikan dengan kecepatan perkembangan siswanya. Salah satunya bisa dengan memanfaatkan blog sebagai media pengajaran yang selaian efektif juga lebih efisien, “ ujar Kepala Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Hurip Tjahyono melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik, Senin (23/5).

Dijelaskan pula olehnya, mulai tahun ini peserta lomba diharuskan membuat desain blognya langsung di hadapan panitia. “Ini hanya sebagai penegas saja bahwa blog yang didesain benar-benar milik guru bersangkutan. Tahun lalu peserta tinggal mengirim alamat blognya ke panitia via email. Semoga dengan aturan baru ini akan bisa semakin meningkatkan mutu media ajar yang dibuat guru di blognya, “ imbuhnya.

Selain Lomba Blog Interaktif Guru, KPDE tahun ini juga Menggelar Kompetisi Film Pendek Tingkat Pelajar. kompetisi film pendek tersebut diharapkan bisa menjadi wadah pelajar untuk menyalurkan bakat kreatif siswa dalam pembuatan film tentang wisata, kuliner dan produk ungulan di Lamongan. Kompetisi ini dikususkan untuk pelajar SMP dan SMA sederajat.

Film yang dikirimkan ke panitia haruslah filem dengan ide yang orisinal dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis. Sementara penggunaan bahasa, panitia tidak akan membatasi penggunaan bahasa dalam film pendek tersebut. Selama tidak mengandung unsur SARA, peserta dibebaskan memilih bahasa yang digunakan. Baik itu bahasa daerah maupun asing. Tentunya dengan konsekuensi harus menyertakan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.

78 Siswa Minati Duta LGC

Pemilihan Duta Lamongan Green and Clean (LGC) tahun ini memasuki babak tes tulis. Di Ruang Sabha Dyaksa Pemkab setempat, jum’at (20/5), sebanyak 78 siswa SMA sederajat bersaing untuk menjadi Duta LGC 2011. Kegiatan tersebut juga sebagai bagian dari rangkaian Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-442.
Tes tulis tersebut meliputi 20 pertanyaan multiple choice dan dua pertanyaan uraian. “Materi tes tulis hari ini meliputi pengetahuan umum mengenai pelestarian lingkungan hidup. Calon Duta LGC harus memiliki wawasan yang mendalam. Karena mereka yang terpilih nantinya juga diharapkan menjadi pelopor pelestarian di lingkungannya. Baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggalnya, “ ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup Aris Wibawa.

Penentuan Duta LGC seperti dikatakan Aris akan dilakukan keesokan harinya (sabtu, 21/5) di tempat yang sama. “Di hari kedua akan diadakan tes wawancara dan presentasi. Pemenangnya adalah yang memiliki nilai kumulatif tertinggi untuk ketiga tes yang diadakan sejak hari pertama, “ imbuhnya.

Selain menerima Piala Bupati Lamongan, pemenang juga akan menerima piagam penghargaan dana pembinaan. Ajang pemilihan tersebut seperti diungkapkan Aris tidak akan berhenti hanya saat pemilihan saja. Karena pemenangnya akan selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan pelestraian lingkungan hidup.

Fakta Arkeologis, Lamongan Ibu Kota Airlangga

Sejumlah fakta arkeologis yang bisa membuktikan Lamongan sebagai salah satu ibu kota Kerajaan Airlangga (Kahuripan) kemarin dipaparkan beberapa akademisi pengetahuan budaya dan LSM di Ruang Sabha Dyaksa Lamongan. Meski demikian masih terdapat sejumlah ketidaksepakatan detail fakta dari paparan mereka.

Hasil pemetaan dan penelusuran jejak situs dan prasasti Airlangga di Lamongan tersebut dibuka Bupati Fadeli. Hadir sebagai pemateri adalah Agus Aris Munandar dan Ninie Susanti, keduanya dari Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Juga Ketua Lembaga Studi dan Advokasi untuk Pembaruan Sosial (LSAPS) Supriyo.
Supriyo dalam kesimpulannya menyampaikan banyak jejak arkeologi berupa prasasti tersebar di Lamongan. Sehingga Lamongan berpotensi untuk menjadi rujukan utama penggalian sejarah Kerajaan Airlangga. “Kemungkinan besar mampu membuktikan sebagai salah satu ibu kota Kerajaan Airlangga. Itu berdasarkan fakta arkeologis yang ada. Yakni Prasasti Pamwatan tahun 1042 masehi dan Prasasti Terep tahun 1032 masehi, “ ungkap dia.
Disebutkan olehnya, dari hasil penelusuran LSAPS di lapangan, terdapat 30 prasasti di Lamongan. Banyak prasasti itu sekarang hilang. Diantaranya Prasasti Pamwatan, Garung dan Prasasti Candisari. Ditambah lagi sebagian besar prasasti yang ada dalam kondisi memprihatinkan. “Sehingga Pemda diharapkan pro aktif melakukan perlindungan benda cagar budaya sebelum sejarah besar Lamongan lenyap tinggal cerita, “ katanya.
Lebih lanjut, Agus dan Ninie sepakat bahwa Lamongan adalah lokasi salah satu ibu kota Kerajaan Airlangga. Sejumlah fakta memang menunjukkan Keraton Airlangga berpindah-pindah karena diperkirakan kondisi politiknya yang belum stabil. Sampai saat ini, Keraton Airlangga baik di Wwatan Mas, Kahuripan dan Dahanapura belum dapat diketahui lokasinya secara pasti.
Agus cenderung sepakat dengan asumsi bahwa keraton pertama Airlangga, yaitu Wwatan Mas terdapat di wilayah Lamongan. Sementara keratin terakhirnya, Dahanapura disamakan dengan Daha, ibu kota wilayah Panjalu (saat ini Kediri). “Fakta yang ada tipis untuk menunjukkan bahwa Wwatan Mas berlokasi di utara Gunung Penanggungan. Justru dari Prasasti Wotan yang ada di Dusun Wotan/Lamongan, kemungkinan besar Wwatan Mas Airlangga berada di Lamongan. Banyak laporan yang menyebutkan serinngkali ditemukan artefak emas, arca, kertas emas tipis dan perhiasan di sekitar Dusun Wotan, “ ungkap dia.
Sementara Ninie justru menyebutkan konsentrasi temuan prasasti setelah 964 saka (Prasasti Pamwatan) yang isinya menyiratkan keraton baru Airlangga, Dahana Pura, berada di wilayah Kabupaten Lamongan. Yaitu terbanyak ditemukan di wilayah Kecamatan Sambeng dan Ngimbang. Berdasar analisis distribusional prasasti, dia percaya Kerajaan Airlangga mula-mula berada di sekitar Surabaya, kemudian berpindah ke wilayah lebih pedalaman di daerah aliran Sungai Brantas dan Bengawan Solo akibat serangan musuh.
“Sebagian besar prasasti di Lamongan ditemukan dalam kondisi sudah sangat aus, sehingga sebagian prasasti batu yang ada di Lamongan tidak dapat diketahui kronologi waktunya. Namun beradasar analisis paleografi, aksaranya diketahui dari masa pemerintahan Raja Airlangga, “ papar dia.
Fakat lain di paparkan Supriyo terkait dengan kelahiran Lamongan. Setelah kemunduran Majapahit yang juga berimbas pada kemunduran Perdikan Biluluk di Lamongan Selatan, wilayah utara Lamongan justru berkembang dengan lahirnya perdikan-perdikan Islam. Seperti Perdikan Sedayu, Drajat dan Sedang Dhuwur.
Perdikan Drajat pada tahun 1475 atau 1553 M dipimpin oleh Sunan Drajat, keturuna Sunan Ampel. Sementara Perdikan Sendang Dhuwur pada tahun 1483/1561 M dipimpin Sunan Sendang atau Raden Rahmat.
Kemudian di periode yang sama, di wilayah tengah, di Tumenggungan yang sekarang masuk wilayah Kota Lamongan berkembang pemerintahan di bawah kendali Rangga Hadi dengan gelar Tumenggung Surajaya tahun 1569-1607 M. Wilayah ini masuk kendali Kasultanan Giri. Pengangkatan Rangga Hadi inilah yang sampai sekarang dijadikan dasar penentuan Hari Jadi Lamongan.

Dirut Baru PDAM Ditarget Turunkan Kebocoran

Mokhammad Maksum (Maksum) resmi dilantik Bupati Lamongan Fadeli sebagai Ditrektur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Ruang Sasana Nayaka, Kamis (18/5). Maksum menggantikan posisi direktur sebelumnya, Sutrisno, yang berakhir masa jabatannya sejak 5 Mei 2011 lalu.
Kepada Maksum, Bupati Fadeli memberi dua target utama yang harus bisa diwujudkan dalam masa kepemimpinannya hingga 2015 mendatang tersebut. Yakni yang utama untuk menurunkan tingkat kebocoran air di PDAM hingga bisa mencapai di bawah 20 persen.

“Saat ini tingkat kebocoran di PDAM cukup tinggi, mencapai 35,4 persen. Ini adalah kenyataan di lapangan yang harus dijadikan tantangan dan tanggung jawab bagi direktur yang baru untuk menekan tingkat kebocorannya. Ini adalah tugas pertma yang harus dituntaskan. Apapun langkah yang diambil harus membawa konsekuensi dengan tetap terpenuhinya air ke semua pelanggan “ tegas dia.

Kemudian tantangan kedua yang diberikan Fadeli pada Maksum adalah untuk bekerja secara maksimal dan professional dengan SDM yang ada sekarang. “Tentu untuk bisa bekerja dengan maksimal dan professional tanpa gaji dan tunjangan yang memadai tidak akan bisa terlaksana. Kesejahteraan karyawan di PDAM yang mencapai 107 orang ini juga harus menjadi perhatian direktur yang baru, “ ucap dia kepada Maksum dalam agenda yang juga dihadiri Wabup Amar Saifudin, Plt Sekkab Nurroso dan sejumlah Kepala SKPD terkait tersebut.

Kondisi terkini PDAM dipaparkan lebih lanjut oleh Fadeli. Dikatakan olehnya, PDAM saat ini baru bisa mengcover 11,5 persen pelanggan di perkotaan Lamongan, atau mencapai 12.1784 sambungan rumah (SR). realisasi SR tersebut masih jauh dengan target MDGs di tahun 2015 yang harus sudah mengcover 30 persen di wilayah perkotaan. Di tahun 2010, realisasi produksi air PDAM mencapai 4.664.994 meter kubik.

“Kepada direktur yang lama juga patut saya sampaikan terima kasih karena telah meningkatkan produksi air. Tentunya meski dengan masih ada sejumlah kekurangan di sana-sini sehingga belum bisa berikan pelayanan yang terbaik pada pelanggan. Ini akan menjadi tantangan direktur yang baru. Kepada Badan Pengawas juga saya harap turut berperan dalam meningkatkan kierja PDAM“ pungkasnya.

Maksum sebelumnya adalah Kepala Kantor Penanaman Modal dengan pangkat golongan PNS terakhir, Pembina IV/a. Dia kemudian diangkat menjadi Direktur PDAM dengan SK Bupati Lamongan nomor 824/424/413.203/KEP/2011 tentang pegangkatan dalam jabatan Direktur PDAM Lamongan. Sementara jabatannya di Kantor Penanaman Modal ditanggalkan sesuai dengan surat pemberhentian dari Bupati Lamongan.

Lomba Senam Kinestetika

Ratusan siswa TK dan Play Group di Lamongan kemarin (15/8) mengikuti Lomba Senam Kinestetika. Lomba dalam rangka memperingati Hari Jadi Lamongan ke 442 tersebut berlangsung selama sehari di aula Lamongan Plaza.
Menurut keterangan Ketua Panitia Lomba, Ana Purwaningrum, lomba senam itu adalah untuk yang kali pertama diadakan. Dikatakan olehnya, Senam Kinestetika adalah senam yang memang khusus diperuntukkan anak usia dini dan SD.

“Senam ini mengajak anak-anak agar memiliki kecukupan gerak dan variasi gerak dengan diiringi musik yang ceria. Dengan harapan terwujud anak Indonesia yang bugar cerdas dan berkarakter. Konsep gerakannya sendiri menekankan pada gerak koordinasi dan keseimbangan. Gerakan ini adalah kompnen dasar dalam pengembangan gerak dasar anak usia dini dan SD, “ ujar Ana.

Kali Pertama, Lomba Film Pendek Wisata

Gelaran Hari Jadi Lamongan ke-442 tahun ini menyediakan media bagi pelajar yang memiliki ketertarikan dalam dunia film. Untuk yang pertama kalinya, mulai tahun ini akan diadakan kompetisi film pendek tingkat pelajar.
“Kabupaten Lamongan beberapa tahun ini telah mengalami perkembangan pesat, terutama industri wisatanya. Sementara di sisi lain, kini banyak sekolah kejuruan yang membuka program multimedia. Sehingga lewat kompetisi film pendek yang kami adakan ini diharapkan bisa menjadi wadah pelajar untuk menyalurkan bakat kreatifnya dalam pembuatan film tentang wisata, kuliner dan produk ungulan di Lamongan, “ ungkap Kepala Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE) Hurip Tjahyono melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik.

Menurut dia, masih banyak potensi wisata di Lamongan yang bisa diangkat selain WBL dan Mazoola wilayah pantura. Lamongan juga kaya akan kuliner yang bisa dimunculkan selain nasi boran dan soto. “Kami berharap akan muncul ide-ide kreatif yang memunculkan potensi dari berbagai penjuru Lamongan. Sehingga bisa dijadikan ide segar untuk pengembangan potensi Lamongan kedepan, “ imbuhnya.

Dia berharap bagi peserta pelajar SMP dan SMA agar mengirimkan film dengan ide yang orisinal dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba sejenis. Dia juga mengatakan panitia tidak akan membatasi penggunaan bahasa dalam film pendek tersebut. “Selama tidak mengandung unsure SARA, peserta dibebaskan memilih bahasa yang digunakan. Baik itu bahasa daerah maupun asing. Tentunya dengan konsekuensi harus menyertakan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia, “ ujarnya.

Pendaftaran peserta sudah dimulai sejak 27 April lalu dan ditutup 19 Mei. Sedangkan pengumuman pemenang akan dilakukan pada 25 Mei di website resmi Pemkab Lamongan. Pendaftarannya sendiri dilakukan secara online di kpde@lamongan.go.idAlamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya atau di kantorpde@yahoo.com.Alamat e-mail ini dilindungi dari spambot, anda harus memampukan JavaScript untuk melihatnya Detail persyaratn lomba juga bisa dilihat di website resmi Pemkab Lamongan www.lamongankab.go.id.

36 Siswa Absen UN SD/MI

Sebanyak 36 siswa setingkat SD/MI di Lamongan absen mengikuti Ujian Nasional SD/MI/SDLB. Mereka semua tercatat tidak mengikuti UN karena drop out (DO), sehingga tidak berhak untuk mengikuti ujian susulan.
Disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Mustofa Nur melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik, siswa yang DO tersebut karena mutasi berpindah sekolah mengikuti orang tuanya. “Tahun ini UN SD/MI/SDLB di Lamongan diikiti sebanyak 19.791 siswa dari 1.132 lembaga pendidikan. Sementara yang hadir mengikuti ujian sebanyak 19.755 siswa dan yang absen hadir ada 36 siswa. Mereka yang absen ini terdiri dari 15 siswa SD dan 21 siswa MI. Ke-36 siswa ini tidak bisa mengikuti ujian susulan karena absen tanpa ijin, “ ungkapnya kemarin.

Oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP), ujian untuk tingkat Sd sederajat mulai tahun yang sebelumnya bernama ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) diganti menjadi UN SD/MI/SDLB. Demikian pula ada sejumlah perubahan yang dilakukan BNSP dalam penentuan kriteria kelulusan. Meski kelulusan tetap ditetapkan oleh setiap satuan pendidikan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria kelulusan yang telah ditetapkan.

Nilai akhir penentuan kelulusan siswa kini diperoleh dari nilai rata-rata gabungan nilai UN dan nilai sekolah dari mata pelajaran yang diujinasionalkan. Yakni dengan komposisi 60 persen untuk nilai UN dan 40 persen untuk nilai sekolah. Kriteria kelulusan UN ditetapkan melalui rapat dewan guru.

Ada tiga mata pelajaran yang diujikan. Yakni Bahasa Indonesia, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ujiannya sendiri akan dilangsungkan selama tiga hari mulai 10 hingga 12 April 2011. Kemudian ujian susulan dimulai 18 hingga 20 Mei 2011.

Rincian peserta UN SD/MI tahun ini adalah, SD Negeri sebanyak 10.515 siswa di 612 lembaga pendidikan. Sementara SD Swasta peserta mencapai 232 siswa di 10 lembaga pendidikan. Kemudian untuk MI Negeri, pesertanya mencapai 90 siswa di 3 lembaga dan MI Swasta tercatat akan ada 8.954 siswa dari 507 lembaga pendidikan yang mengikuti UN ini.

Komposisi UN SD/MI tahun ini didominasi peserta dari sekolah SD. Yakni sebanyak 10.747 siswa di 622 lembaga. Sedangkan dari MI total ada 9.044 siswa dari 510 lembaga pendidikan.

Terpilih, Yak Yuk 2011

Puncak Grand Final pemilihan Duta Wisata Yak Yuk Lamongan tahun 2011 menasbihkan Iwan Roy Barja (Iwan) dan Fufut Indah (Fufut) sebagai juaranya. Keduanya berhasil menyisihkan 15 finalis lainnya di Gedung Olahraga (GOR) setempat, Rabu malam (11/5) lalu. Yak dan Yuk Lamongan 2011 selain berhak atas trophy dari Bupati Lamongan Fadeli, juga mendapat hadiah uang pembinaan. Selain menghadirkan 15 finalis, di malam final itu juga menghadirkan duta wisata dari sejumlah kabupaten tetangga. Diantaranya dari Kabupaten Sidoarjo, Kota Mojokerto, Kabupaten Bojonegoro dan Kota Surabaya.

Iwan yang lahir 5 Mei 1994 lalu itu sendiri adalah siswa kelas 11 IPA 2 SMAN 2 Lamongan. Dia yang lahir di Desa Kuluran Kecamatan Kalitengah itu merupakan anak ketiga dari pasangan Muzaini Z, seorang guru di SDN Cluring dan Utun Impuni.

Sementara Fufut saat ini tercatat sebagai mahasiswa semester VI Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya. Putri pasangan Tomo dan Senah Irawati ini lahir 10 Februari 1990 lalu.

Fadeli dalam sambutannya berharap Yak Yuk yang terpilih harus bisa menunjukkan kreatifitas, inovasi dan kepercayaan diri sehingga bisa mewakili Lamongan dalam upaya mempromosikan potensi dan aset wisata di Lamongan.

Dia juga mewanti-wanti jangan sampai setelah pemilihan Yak Yuk, mereka yang tampil di final itu tidak diberdayakan. Sehingga pada akhirnya hanya muncul pada saat acara-acara seremonial saja. “Saya berharap Yak Yuk Lamongan kedepan semakin berkembang dan benar-benar berfungsi sebagai duta bagi pariwisata Lamongan, “ ujar dia.

Terlebih, lanjutnya, Lamongan memiliki potensi wisata yang besar. Mulai dari wisata alam di Gua Maharani dan Waduk Gondang hingga wisata religi Makam Sunan Drajat dan Sendang Dhuwur hingga wisata bahari di WBL dan wisata kuliner. Potensi ini jika didukung promosi yang intensif dan baik tentu akan semakin berkembang. Semoga Yak Yuk tahun bisa berprestasi lebih baik lagi di ajang Duta Wisata Raka Raki Jatim, “ pungkasnya.

Selain menetapkan juara Yak dan Yuk, di malam final itu juga ditetapkan Tegar Aji dari SMAN 1 Bluluk sebagai Wakil 2 Yak dan Herlina Siami dari SMAN 1 Babat sebagai Wakil 2 Yuk. Kemudian Harapan 1 Yak diraih M. Hilmi Alfian Al Ghoni dari SMAN 2 Lamongan dan Harapan 1 Yuk oleh Richa Damayanti dari SMK NU Lamongan.

Rapel Kenaikan Gaji Cair

Bulan ini akhirnya Pemkab Lamongan merealisasikan pencairan kekurangan kenaikan gaji. Pencairan itu merupakan rapelan selam empat bulan, yakni mulai Januari hingga April 2011. Sebelumnya, sejak awal Mei lalu, semua PNS sudah menikmati kenaikan gaji 10 persen.

Bulan ini akhirnya Pemkab Lamongan merealisasikan pencairan kekurangan kenaikan gaji. Pencairan itu merupakan rapelan selam empat bulan, yakni mulai Januari hingga April 2011. Sebelumnya, sejak awal Mei lalu, semua PNS sudah menikmati kenaikan gaji 10 persen.

“Proses administrasi gajinya memang terpisah antara keduanya. Sehingga tidak bisa diterimakan secara bersamaan. Namun dengan kecepatan bendahara memproses administrasinya, baik pencairan kenaikan gaji maupun rapel kekurangan kenaikan gaji bisa dilakukan dalam waktu yang tidak terpaut lama, “ ungkap Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Herry Pranoto melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik, Rabu (11/5).

Sebenarnya tahun ini kenaikan gaji sebesar 10 persen dari gaji pokok itu sudah dimulai sejak Januari 2011. Namun karena surat penetapan kenaikan gaji baru diterima pada pertengahan April dari Kementerian Keuangan, sehingga kenaikan baru dicairkan pada 1 Mei. Kemudian kekurangan kenaikan selama empat bulan dicairkan 11 Mei kemudian.

Rapelan kenaikan gaji diterima PNS bervariasi seusai dengan pangkat golongan dan gaji pokoknya. Seperti pegawai dengan pangkat IC dengan gaji pokok 1.123.680, menerima rapelan sebesar Rp 353.200. sementara pegawai dengan pangkat IIID dan gaji pokoknya Rp 2.829.700, rapelan yang diterimanya mencapai Rp 1.287.200.

Terkait kenaikan gaji tersebut, Pemkab Lamongan harus menyiapkan tambahan anggaran sebesar Rp 5 miliar setiap bulannya. Sementara jika ditambah dengan pencairan rapelan kekurangan kenaikan gaji di bulan Mei, dana yang disiapkan mencapai sekitar bulan ini mencapai Rp 25 miliar.

Tertarik Perda Pajak Daerah

DPRD Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta tertarik dengan pengelolaan pajak daerah di Lamongan. Hal tersebut terkait dengan agenda Kulonprogo yang sedang membahwas perumusan Raperda tentang Pajak Daerah. Sementara Lamongan sudah memiliki Perda itu sejak tahun 2010 lalu.

Dikatakan oleh pimpinan rombongan kunjungan kerja (kungker) DPRD Kulonprogo, Yuliardi, selain membahas Raperda Pajak Daerah, saat ini bersama Pemkab Kulonprogo juga sedang dibahas Raperda tentang Sistem Pengelolaan Irigasi. Yuliardi juga menyebutkan Lamongan dan Kulonprogo memiliki banyak kesamaan profil daerah. Seperti kesamaan potensi di wilayah pesisir.

“Hanya bedanya kalau di Kulonprogo berada di pantai selatan, dengan ombaknya yang besar. Sehingga upaya kami untuk membangun pelabuhan masih terganjal alam. Bahkan break water yang baru dipasang juga hilang dihempas ombak pantai selatan, “ ujarnya.

Sementara Asisten Tata Praja Agus Sugiarto saat menerima 25 anggota DPRD Kulonprogo menyatakan Lamongan sudah memiliki Perda tentang pajak daerah sejak tahun 2010. Bahkan untuk Perda terkait penataan system irigasi pertanian sudah dimiliki sejak tahun 2007.

Diungkapkan oleh Agus, secara volume, berdasar perkiraan dari Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) akan terjadi penurunan penerimaan dari sektor pajak daerah. Terutama setelah Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ditetapkan menjadi pajak daerah. Namun di sisi lain, dengan adanya pengalihan kewenagan ini justru akan menjadi sumber pemasukan baru bagi pendapatan asli daerah (PAD).

“Pemberlakukan pajak daerah ini justru menjadi peluang yang jika disikapi positif akan bisa meningkatkan anggaran pembangunan bagi masyarakat. Karena itu sejumlah strategi telah dilakukan. Diantaranya dengan membuat kebijakan bank tunggal untuk penyetoran pajak, yakni Bank Pembangunan Daerah. Dengan kebijakan ini, pengawasan dan kontrol terhadap berkas-berkas perpajakan bisa dilakukan lebih efektif. Selain itu kami juga memberlakukan jemput bola untuk pelayanan BPHTB pada notaris, “ papar dia.

Yak Yuk Jangan Hanya Dijadikan Terima Tamu

Para juara ajang pemilihan duta wisata, yak yuk, selama ini kurang terberdayakan potensinya. Mereka sering hanya sebagai hiasan saat kegiatan-kegiatan besar, atau sebagai terima tamu saja. Terkait hal itu, Bupati Fadeli meminta agar ada pemberdayaan potensi yang dimiliki duta wisata. Terlebih kini duta wisata Lamongan mampu mencatatkan sejarah prestasi menjadi Juara Harapan IV dan Juara Favorit di ajang Raka Raki Jatim.

Hal tersebut dikatakannya saat menerima audiensi Susilo Pramono (Susilo) dan Arina Habaidillah (Arina), Juara Harapan IV dan Juara Favorit ajang Raka Raki Jatim 2011 di ruang kerjanya, Kamis (5/5). Kedatangan mereka didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Supardi bersama sejumlah pengurus Paguyuban Yak Yuk.

“Saya sampaikan selamat dan terima kasih. Ternyata dengan kerja keras Yak Yuk Lamongan bisa berprestasi di pemilihan Raka Raki Jatim. Prestasi ini sudah menjadi sejarah tersendiri yang harus disyukuri. Karena telah membuktikan bahwa Lamongan juga punya potensi yang jika dipoles dapat mengkilap dan meraih prestasi, “ tuturnya.

Terkait prestasi tersebut Fadeli juga berharap agar jangan sampai salah pilih juara di ajang pemilihan Duta Wisata Yak Yuk tahun ini. “Tahun 2011 adalah tahun kebangkitan Yak Yuk Lamongan. Karena itu saya minta di ajang Yak Yuk tahun ini jangan sampai salah pilih sehingga tidak bisa bersaing di tingkat Jatim, “ tegasnya.

Sementara Susilo yang tercatat sebagai mahasiswa Unisla Lamongan menyampaikan harapannya agar ada pembinaan intensif sebelum mengirimkan Yak Yuk ke ajang Raka Raki Jatim. Karena menurutnya ada sejumlah daerah yang bahkan sudah memberikan pembinaan empat bulan sebelum mengikuti Raka Raki. Hal tersbeut menurut dia penting karena akan menambah kesiapan peserta.

Ditambakan oleh Arina, sekarang mungkin Yak Yuk Lamongan masih silau untuk menjadi Juara I Raka Raki Jatim. Namun kedepan menurut dia itu sangat mungkin jika dibarengi pembinaan yang memadai. “Mengingat potensi yang dimiliki, kedepan bukan tidak mungkin Raka Raki Jatim dari Lamongan, “ ujar siswi SMAN 2 Lamongan tersebut.

52 Kegiatan Sambut HJL Ke-442

Panitia Pelaksana peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) Ke-442 sudah menyiapkan 52 kegiatan untuk sambut HJL. Sejumlah kegiatan sudah dimulai sejak akhir Maret lalu. Mulai dari program kesehatan pelayanan KB hingga program lomba kreatif membuat blog interaktif guru.

Seperti dijelaskan Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik, program kegiatan HJL tahun ini sudah dimulai sejak 29 Maret lalu dengan kegiatan pelayanan KB dan berakhir pada 11 Juni mendatang. Yakni ditutup dengan Haul Akbar Lamongan yang dibarengi dengan Majlis Dzikir.

Ditambahkan olehnya, sejumlah program kegiatan kesenian tradisional juga sudah disiapkan. Mulai dari lomba dongeng cerita rakyat Lamongan, lomba teater cerita rakyat, pesta rakyat dengan pagelaran kesenian tradisional, wayang kulit dan campur sari hingga pagelaran seni ludruk yang sudah lama tidak dipentaskan di Lamongan.

Puncak HJL tetap dilaksanakan pada 26 Mei sesuai dengan tanggal yang disepakati sebagai lahirnya Lamongan. Puncak HJL ditandai dengan upacara pembukaan selubung patakan lambang daerah, dilanjutkan upacara peringatan di alun-alun dan ditutup dengan Pasamuan Agung di Pendopo Lokatantra. “Seusai upacara akan dilakukan pemberian santunan pada panti asuhan, lanjut usia, keluarga miskin dan penyandang cacat, “ tambah Anang.

Penentuan HJL ditetapkan dari saat diwisudanya Rangga Hadi, pemuda asal Dusun Cancing (Ngimbang) menjadi adipati pertama Lamongan dengan gelar Tumenggung Surajaya oleh Sunan Giri IV dari Mapel (Gresik). Pelantikan Rangga Hadi itu dilakukan pada 10 Dzulhijah atau 26 Mei 1569 masehi yang bertepatan dengan Hari Idul Adha.

Pendaftaran IPDN 2011

Berdasarkan Surat Mentri Dalam Negeri tanggal 06 April 2001 Nomor 892.1/1245/SJ perihal Penerimaan Calon Praja pada Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Tahun Ajaran 2001/2012, bersama ini diumumkan hal-hal sebagai berikut

File 1 klik disini

File 2 klik disini

File 3 klik disini

Hardiknas, 10 Pelajar Terima Penghargaan

Puncak peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lamongan diwarnai dengan peragaan senam kreasi seni masal oleh 200 siswi SMP dan pemberian penghargaan pada 10 pelajar berprestasi. Kegiatan itu dilaksankan di alun-alun Kota Lamongan, Senin (2/5) seusai upacara dengan Bupati Fadeli sebagai inspekturnya.

Kesepuluh pelajar yang menerima penghargaan tersebut adalah mereka yang berprestasi di tingkat propinsi hingga ASEAN. Sela Damayanti adalah pelajar SDN Tunggun Jagir/Mantup yang sukses melaih salah satu medali emas di ajang ASEAN Primary School Sport Olympiad (APSSO) IV November tahun lalu di Jakarta.

Sementara pelajar lain yang menerima penghargaan dari Pemkab Lamongan adalah CC. Zamzam Multazam, siswa SDN Jestis III Lamongan yang berhasil menjadi juara II tingkat nasional dalam lomba matematika di Indonseia Sains Festival. Kemudian juga ada Elvira Jasmine dan Festi Artika Sari, keduanya pelajar SMPN 1 Babat yang meraih juara II nasional Indonesian Science Project Oympiad (ISPO). Selain penghargaan, kesepuluh pelajar itu juga menerima uang pembinaan.

Sebelumnya, Fadeli saat membacakan sambutan Mendiknas M Nuh mengatakan pendidikan memiliki peran dan tanggung jawab besar terkait perkembangan munculnya perilaku destruktif, anarkis dan radikalis. Dia berharap agar dalam dunia pendidika ditumbuhkan pola piker dan perilaku yang berbasis kasih saying pada peserta didik.

“Para pemangku kepentingan pendidikan harus memberikan perhatian dan pendampingan lebih besar pada peserta didik. Perhatian itu bisa dalam bentuk memberikan ruang aktivitas yang positif. Sehingga bisa dicegah tumbuhnya pemikiran dan perilaku destruktif, anarkis, kekerasan dan radikalisme, “ papar dia.

Rp 100 Juta Untuk Desa Mandiri Pangan

Ketua Tim Pengerak PKK (TPPKK) Lamongan Mahdumah Fadeli bersama wakil ketuanya Nurul Hidayati AmarSaifudin kemarin menyampaikan bantuan dana sebesar Rp 100 juta di Desa Plososetro/Pucuk. Bantuan tersebut selanjutnya digunakan sebagai stimulan penguatan modal untuk usaha kelompok wanita (UKW) sebagai bagian Program Aksi Desa Mandiri Pangan (Proksi Demapan).
Desa Plososetro dipilih sebagai sasaran program tersebut karena memenuhi sejumlah indikator kerawanan sosial. Seperti dikatakan Kepala Kantor Katahanan Pangan Lamongan Aris Setiadi, desa tersebut masih banyak masyarakatnya yang miskin serta belum bisa memenuhi konsumsi kecukupan gizi. Selain itu, lanjut dia, penduduknya juga belum semuanya memiliki akses ke air bersih, akses listrik serta masih ada sebagian penduduknya yang buta huruf.

Keterangan mengenai program tersebut juga dituturkan Mahdumah Fadeli. Dikatakan olehnya, program Proksi Demapan ditujukan untuk mengembangkan usaha ekonomi produktif dari anggota kelompok. Misalnya dengan mendirikan usaha lijo (berdagang), warung serta home industry dan pemanfaatan pekarangan untuk peningkatan pendapatan.

“Pada akhirnya nanti desa sasaran program ini diharapkan mampu menjadi desa mandiri pangan. Yakni desa yang memiliki kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi dengan memanfaatkan sumberdaya setempat, “ urai isteri Bupati Fadeli tersebut.

Dia juga mengatakan TPPKK sangat berkepentingan terhadap keberhasilan berbagai program pemberdayaan kaum perempuan. Terutama dalam upaya untuk mengurangi rumah tangga miskin di Lamongan. “Kami akan terus meningkatkan kerjasam dengan dengan beberapa SKPD untuk mensukseskan pemberdayaan perempuan dan pengentasan kemiskinan, “ imbuh dia.

Bantuan stimulan modal Proksi Demapan tersebut diberikan pada empat UKW di Desa Plososetro untuk selanjutnya digunakan sebagai modal usaha. Keempat UKW tersebut adalah Kelompok Mbote, Ketela, Ganyong dan Kelompok Gembili.

Senin, 02 Mei 2011

PROGRAM UMUM PERINGATAN HJL KE-442

Program umum peringatan Hari Jadi Lamongan Ke-442 Tahun 2011 bertema "Hari Jadi Lamongan ke-442, kita jadikan momentum memperkokoh persatuan dan kebersamaan membangun lamongan yang lebih baik dan maju

Data ke-1 Klik di sini

Data ke-2 klik di sini

data ke-3 klik di sini

data ke4 klik di sini

data ke 5 klik di sini

Sepakati MoU Bidang Bencana

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LPBI NU) bersama Pemkab Lamongan dan DPRD setempat kemarin sepakat untuk bekerjasama mengurangi resiko bencana. Kesepakatan itu dituangkan dalam penandatangan nota kesepahaman (MoU) bidang pengurangan resiko bencana dan penanggulangan bencana di Lamongan bertempat di Ruang Sabha Nirbawa Pemkab Lamongan.

Hadir dalam penandatanganan MoU tersebut Sekretaris LPBI NU pusat Sultonul Hudan, Bupati Fadeli bersama Wabup Amar Saifudin serta Ketua DPRD Makin Abbas. Hadir pula di kesempatan itu Ketua PCNU Lamongan Habib Husein Al Hadad dan Wakil Sekretaris PWNU Jatim Rubaidi. Dalam MoU itu disepakati sejumlah poin. Diantaranya ruang lingkupnya adalah terkait penyelenggaraan pengurangan resiko bencana dan penggulangan bencana. Khususnya terkait program advokasi kelembagaan bencana di Lamongan.

Lewat MoU tersebut, Pemkab Lamongan bersama LPBI NU dan DPRD setempat terikat untuk membuat kebijakan publik berupa Perda. Kemudian penguatan kapasitas antara pemerintah dan masyarakat serta melakukan sosialisasi pengurangan resiko bencana dan penggulangan bencana.

“Lamongan sebagai daerah dengan topografi yang memang rawan bencana, sangat penting untuk memiliki antisipasi jika bencana terjadi. Karena di Lamongan terdapat Sungai Bengawan Solo, Rawa Bengawan Jero hingga Kali Lamong yang rawan menimbulkan bencana. Belum lagi bencana lain sperti angin puting beliung yang terjadi beberapa waktu lalu, “ ujar Bupati Fadeli.

Dikatakan olehnya, Pemkab Lamongan sudah membentuk Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD). Namun tentunya, lanjutnya, BPBD akan melakukan kerjasama dengan semua pihak untuk penaggulangan bencana. “Karena bencana tidak mungkin bisa ditangani BPBD sendirian saja, “ ujarnya.

Seperti dikatakan Siswanto, Kepala Pelaksana BPBD Jatim dalam lokakarya kebencanaan sesaat sebelumnya, keberadaan MoU tersebut nantinya akan memperlancar jalan untuk membentuk konsinyasi bencana. Seperti halnya yang sudah dibentuk BPBD Jatim yang membentuk konsinyasi bencana Merapi dan Bromo. Dalam konsinyasi itu, BPBD sebagai koordinator bersama sejumlah lembaga terkait terikat kontrak hukum untuk secara bersama-sama menanggulangi bencana. Dengan masing-masing pihak, sesuai perjanjian, untuk menyediakan kebutuhan logistik ketika bencana terjadi. Sehingga penanganan bencana tidak dijalankan sendiri-sendiri oleh masing-masing lembaga.

Lumajang Belajar e Government

Komisi A DPRD Kabupaten Lumajang yang dipimpin Aliyas kemarin melakukan kunjungan kerja (kungker) di Lamongan terkait pelaksanaan e Government. Rombongan kungker diterima Asisten Tata Praja Agus Sugiharto di Ruang Sasana Nayaka bersama sejumlah Kepala SKPD terkait.

Menurut Aliyas, kunjungannya bersama tiga anggota komisi lainnya untuk mengetahui sejauh mana penerapan e Government di Lamongan. Karena menurut dia, saat ini Lumajang kini sedang giat meningkatkan pelayanan publik dan pemerintahan lewat e Government.

Selain terkait penerapan e Government, Komisi A DPRD Lumajang juga melakukan studi terkait aplikasi Perda jabatan kepala desa. Selain itu, mereka juga melakukan perbandingan pelayanan kependudukan di Lamongan.

Kepala Kantor Pengelolaan Data Elektronik (KPDE) Hurip Tjahyono saat memberi penjelasan menyatakan sejumlah layanan di Lamongan telah menggunakan e Government. Diantaranya absensi yang sudah menggunakan finger print dengan Badan Kepegawaian Daerah sebagai SKPD pelaksananya. “Bahkan di RSD dr Soegiri, absensi finger print telah dijadikan patokan jam lembur stafnya. Sehingga penentuan honor terkait jam lembur sudah lebih akurat, “ ujarnya.

Kemudian Puskesmas di Lamongan dalam memberikan layanan administrasi juga sudah terkoneksi jaringan secara on line. Sedangkan di bidang kependudukan, dalam pelayanan pembuatan KTP yang sudah gratis tersebut kini sudah menerapak sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK).

Menuju Adiwiyata, 9 Mapel Berwawaskan Lingkungan

Tahun lalu SMAN 1 Lamongan sukses menjadi Sekolah Calon Adiwiyata. Di tahun kedua keikutsertaan sekolah di jalan veteran tersebut, sejumlah perubahan besar dilakukan untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Diantaranya dengan menambah mata pelajaran (mapel) yang terintegrasi dengan kurikulum berwawasan lingkungan menjadi sembilan mapel.
“Tahun lalu baru ada empat mata pelajaran yang terintegrasi dengan kurikulum berwawasan lingkungan. Untuk menunjukkan komitmen SMAN 1 Lamongan pada kepedulian lingkungan, tahun ini sudah ada sembilan mata pelajaran di sekolah kami yang diintegrasikan dengan kurikulum berwawasan lingkungan, “ ungkap Kepala Sekolah SMAN 1 Lamongan Wantono Gono Putro saat menerima Ketua Tim Penilai Adiwiyata dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Suwita, Kamis (28/4) di ruang pertemuan sekolah tersebut. Juga hadir di saat itu Kepala Dinas Pendidikan Mustofa Nur.

Dikatakan olehnya, sejumlah kekurangan di tahun lalu juga sudah diperbaiki. Seperti lingkungan kantin sekolah yang kini telah memenuhi aturan kesehatan. “Tahun ini kami juga sudah membangun instalasi pengolahan limbah (IPAL) yang berasal dari kantin dan WC siswa. Tentu masih ada kekurangan teknis di IPAL kami, namun ini adalah peningkatan di banding tahun lalu. Demikian pula kini sudah ada sumur resapan yang sebelumnya hanya berupa lubang resapan Biopori, “ ujarnya menjelaskan.

Terkait Misi sekolah, terutama untuk kelestarian lingkungan, Wantono mengatakan saat ini juga sudah ada upaya budi daya burung parkit. Lokasi sarang burung ini berdampingan dengan laboratorium bi0logi yang berisi berbagai jenis biota dan IPAL.

Sebelumnya, tim penilai nasional yang juga terdiri dari staf Kementerian Pendidikan itu diterima Asisten Ekonomi Pembangunan Djoko Purwanto di ruang kerjanya. Selain SMAN 1 Lamongan, tim yang sama juga akan melakukan penilaian pada SDN Made 3.

Sekolah Adiwiyata ini sendiri bagai Adipura antar sekolah. Jika sukses menjadi Sekolah Adiwiyata, pemenangnya akan menerima penghargaan di Istana Negara dari Presiden RI bersamaan dengan penerimaan Adipura. Penilaian menuju sekolah Adiwiyata sangat ketat. Terutama akan sangat selektif untuk kegiatan non fisik. Di Jatim, saat ini baru ada empat sekolah yang berpredikat Adiwiyata Mandiri. Yakni SDN Kampung Dalem/Tulungagung, SMPN 1 Kedamaian/ Gresik, SMPN 4 Gresik/Gresik dan SMA 1 Gondang/Kabupaten Mojokerto.

50 Pendamping KDRT Ikuti Pelatihan

Sebagai langkah antisipasi untuk memberikan pelayanan profesional serta prima kepada korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 50 orang pendamping mengikuti pelatihan konseling pusat pelayanan terpadu (PPT) bersama dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapemas) Kabupaten Lamongan, bertempat di Pendopo Lokatantra setempat, Kemarin (27/4).

Dalam sambutannya, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan Mahdumah Fadeli mengatakan pelatihan tersebut adalah yang kedua kali setelah beberapa waktu yang lalu. Pelatihan ini merupakan upaya untuk memberikan pelayanan yang bersifat terpadu. Korban KDRT baik anak maupun perempuan yang ada di Lamongan menurut dia memang sungguh memprihatinkan. “Terkait hal itu, bagi para pendamping harus memberikan kemudahan, kenyamanan, dan keselamatan bagi korbannya,” kata dia.

Dia menambahkan, efektivitas, efisiensi, keadilan serta kepastian hukum, merupakan proses dalam pelayanan korban yang juga patut untuk diperhatikan dan dipegang teguh oleh para pendamping. “Tugas pendamping merupakan suatu pekerjaan yang mulia. Karena tugasnya menyelamatkan jiwa seseorang,” ujarnya.

Syarat untuk menjadi pendamping, lanjut dia, wawasannya haruslah luas. Harus mempunyai ketrampilan khusus di bidang ini terutama bidang konseling. Mempunyai daya tanggap yang kritis. Mempunyai daya uji yang tinggi. “Seorang pendamping harus mampu mengoreksi diri sebelum mengoreksi orang lain,” katanya.

Menurut isteri Bupati Lamongan tersebut, yang penting untuk menjadi seorang pendamping yaitu mempunyai keramahan, kredibilitas, komuniksi yang tinggi, serta pengertian. Karena dia diharapkan mampu untuk melayani serta menyenangkan korbannya dengan sopan santun yang baik dan selalu tersenyum ramah. “Hal ini merupakan kunci sukses dalam mendampingi korban KDRT, karena orang yang menjadi korban, menurut pengalaman saya, malu dan tidak mau terbuka, tetapi terlihat secara visual orang itu sedang mempunyai masalah,” paparnya.

50 pendamping KDRT yang mengukuti pelatihan konseling ini difokuskan bagi para pendamping ditingkat kecamatan. Mereka ini yang akan menjadi pendmping dalam pusat pelayana terpadu (PPT) korban KDRT yang telah dibentuk. Tampak hadir pada acara tersebut, istri dari Wakil Bupati Lamongan Nurul Hidayati Amar Saifudin dan Kepala Bapemas MS Heruwidi serta Kasatreskrim Polres setempat AKP Rofiq Ripto Himawan.

Kini Tak Perlu Diumumkan Di Surat Kabar

Terjadi sejumlah perubahan besar terkait pengadaan barang dan jasa akibat diterbitkannya Perpres 54 tahun 2010 sebagai pengganti Keppres 80 tahun 2003 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Diantaranya terkait media pengumuman pemilihan penyedia barang/jasa. Yakni yang sebelumnya menggunakan surat kabar lokal dan atau nasional kini menggunakan media website dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat.

Plt Sekkab Lamongan Nurroso saat membuka Bimbingan Teknik Pengadaan Barang dan Jasa di Ruang Sabha Dyaksa kemarin mengatakan, Perpres yang baru itu kini memperjelas sejumlah pasal-pasal yang sebelumnya multitafsir. Diantaranya terkait tingkat kandungan dalam negeri atau TKDN.

Demikian pula terkait pengadaan secara elektronik atau e procurement (e-proc) yang dalam aturan sebelumnya belum diwajibkan, lanjut dia, kini dalam aturan yang baru e proc dimulai pada tahun 2012 untuk sebagian paket pekerjaan. Namun e proc ini juga sudah bisa dimulai pada tahun 2011. E tendering maupun e purchasing yang sebelumnya belum diatur kini juga sudah diatur secara jelas.

Disebutkan pula oleh Nurroso, peran usaha kecil kini semakin diakomodir dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah. Nilai paket pekerjaan untuk usaha kecil yang sebelumnya ditetapkan maksimal hanya sampai sebesar Rp 1 miliar kini menjadi sampai dengan Rp 2,5 miliar.

“ Perpres nomor 54 tahun 2010 ini sudah menjadi standar pengadaan barang dan jasa di pemerintah. Saya berharap jangan sampai ada yang terkena masalah hukum karena tidak paham dengan yang terkandung dalam aturan baru ini. Karena itu saya minta pada para peserta untuk benar-benar mengikuti Bintek hari ini, “ ujarnya dalam kegiatan yang diikuti panitia pengadaan barang dan jasa serta pejabat pembuat komitmen (PPK) di Lamongan itu.

PAD Kurang, Pemda Barru Sulsel Stuba di Lamongan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang dinilainya masih kurang di sektor pariwisata, membuat Pemkab Barru Propinsi Sulawesi Selatan memutuskan memilih Lamongan untuk melakukan study banding (stuba). Terutama untuk belajar agar investor tertarik menanamkan modalnya di sektor itu.

Terkait itu, sebanyak 17 orang dari jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Pemkab Barru dipimpin langsung Wabup Anwar Aksa, Kemarin (26/4), di ruang Sasana Nayaka diterima Bupati Fadeli bersama Wabup Amar Saifudin. Selain terkait vpariwisata, mereka melakukan stuba tentang persiapan pengoperasian lintas penyeberangan dan inventarisasi potensi ekonomi.

“Kami tertarik datang ke Lamongan ingin belajar cara mudah untuk mendatangkan investor supaya mau menanamkan modalnya ditempat kami. Karena kami belum mempunyai kemampuan ke arah itu. Hal itu terutama mengingat PAD di Lamongan dari sektor pariwisata menyumbangkan sekitar Rp 10 miliar setiap tahunnya. Sedangkan ditempat kami masih berkisar antara jutaan rupiah saja dari sektor pariwisata,” paparnya. Fokus lain kajian stuba itu juga tentang Pelabuhan Penyeberangan Garangkong yang dikelola oleh pihak ketiga PT. Galangan Benua Raya Kariangau.

Menanggapi itu Fadeli mengatakan, pada saat ini telah dibangun dan dipersiapkan palabuhan penyeberangan ASDP yang berada dikawasan Desa Tunggul Kecamatan Paciran sebagai antisipasi pengganti pelabuhan di Tanjung Perak Surabaya yang sudah overload. Tempatnya yang strategis membuat Lamongan sebagai sabuk penyeberangan wilayah utara dan selatan di Jawa Timur. Fadeli menambahkan, jika hal itu sudah siap dan beroperasi tidak menutup kemungkinan kerja sama antara Lamongan dan Barru bakal terwujud.

“Memang untuk mendatangkan para investor untuk mau menggelontorkan sahamnya di wilayah setempat gambang-gambang susah. Perlu strategi dan yang penting adalah selalu bangun kepercayaan di kedua belah pihak. WBL merupakan wujud keberhasilan mantan Bupati Masfuk dalam mendatangkan investor untuk mendongkrak PAD sekitar Rp 10 miliar setiap tahunnya,” pungkasnya.

Rombongan tersebut diterima langsung oleh Bupati Lamongan Fadeli, didampingi oleh Wakil Bupati Amar Saifudin. Juga hadir menyambut bersama Plt Sekkab Nurroso, Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik, sejumlah Kepala SKPD terkait, dan para Asisten. Sementara itu hadir dipihak SKPD Kabupaten Barru Sulsel diantaranya Asisten Administrasi Pembangunan, Kadishubkominfo, Kadis Pekerjaan Umum, Kadis Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olah raga, Kepala Bappeda, Kabag Ekonomi, dan Kepala kantor Palayanan Perizinan dan Penanaman Modal.

114 Sekdes Kosong dan 4 Kades Belum Terisi

Masih ada sebanyak 114 jabatan Sekretaris Desa (Sekdes) yang kosong dan empat Kades di Lamongan yang belum terisi secara definitif. Terkait hal itu, Bupati Fadeli meminta SKPD terkait untuk secepatnya mengisi kekosongan. Hal itu dikatakannya seusai melantik dua Kades di Pendopo Lokatantra, Senin (25/4).

Kades baru yang diangkat adalah Saekan yang menggantikan Wito di Desa Sumberagung Kecamatan Sukodadi. Sementara itu Chalimin menggantikan posisi Kades Payaman Kecamatan Solokuro dari Kades sebelumnya, M. Baqir Yasin. Masing-masing dengan jabatan selama enam tahun kedepan sejak lantik dan diambil sumpahnya.

Dalam upacara pelantikan yang dihadiri sejumlah keluarga dan pendudkung Kades terpilih, Fadeli sempat mengungkapkan tentang adanya kekosongan jabatan Sekdes dan Kades setempat yang ada di wilayahnya.

“Kades dan Sekdes merupakan dua perangkat tingkat desa yang sangat penting peranannya dan tidak dapat dipisahkan Harapan saya dalam waktu dekat ini Bagian Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah dapat segera merealisasikan kekosongan jabatan itu di lapangan. Sehingga sejumlah 462 desa di Kabupaten Lamongan Insya Allah akan segera terisi semua pejabatnya,” ujarnya.

Sementara kepada Kades terpilih, Fadeli mengucapkan selamat kepada keduanya. “Hari ini merupakan tonggak sejarah bagi keduanya karena telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Pelantikan hari ini bukan hanya disaksikan oleh para anggota Muspida tetapi juga tokoh-tokoh masyarakat sebagai pendukungnya. Kebersamaan dan kerukunan yang kita lakukan akan membawa kedamaian di kedua desa dan Lamongan pada umumnya,” kata dia.

Pada tahun 2011, lanjut dia, pemerintah daerah telah mengembangkan usaha membangun ekonomi rakyat dengan berbasiskan pedesaan. “Tentunya banyak sekali potensi yang ada di kedua desa itu, kembangkanlah. Sehingga masyarakat menjadi sejahtera dan mempunyai daya saing,” pungkasnya.

Terpisah, Kabag Pemdes Hamdani melalui Kabag Humas dan Infokom Anang Taufik mengungkapkan kosongnya jabatan Sekdes di Lamongan itu karena mereka yang menjabat tersebut telah memasuki masa pensiun saat adanya pegangkatan Sekdes menjadi PNS.

Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua DPRD Kabupaten Lamongan Makin Abbas, Bupati Lamongan Fadeli beserta ibu, Wakil Bupati Lamongan Amar Saifudin beserta ibu, Unsur Muspida, para Asisten Sekda, para Pimpinan SKPD Kabupaten Lamongan, Camat beserta unsur Muspika Kecamatan kedua desa, dan tokoh masyarakat.

Upacara pengambilan sumpah dan pelantikan tersebut dilaksanakan berdasarkan keputusan Bupati Lamongan nomor 188/97/KEP/413.013/2011 yaitu tentang pemberhentian dan pengangkatan Kades Sumberagung Kecamatan Sukodadi dan keputusan Bupati Lamongan nomor 188/113/KEP/413.013/2011 tentang pemberhentian dan pengangkatan Kades Payaman Kecamatan Solokuro.

Kesulitan Mengarsir LJK

Sesekali, Mudhofar harus membantu Supriyadi mengarsir LJK (lembar jawaban komputer) UN (ujian nasional) tingkat SMP. Terkadang arsirannya tidak sampai penuh, sesekali pula arsiran Supriyadi melebihi lingkaran yang disediakan. Hal itu terjadi lantaran Supriyadi adalah Tuna Daksa. Salah satu dari empat siswa SMP Luar Biasa (SMPLB) Ma’arif yang hari itu mengikuti UN.

Mudhofar bersama Nunuk adalah dua orang staf pengajar di SMPLB Ma’arif yang di hari pertama UN tingkat SMP sederajat itu bertugas menjadi pengawas ujian. Dikatakan Mudhofar, keempat siswa yang hari itu mengikuti ujian Bahasa Indonesia telah terbiasa mengisi lembar ujian dengan cara disilang. Sehingga keduanya harus sabar mengawasi arsiran mereka.

“Terutama yang Tuna Daksa, mereka memerlukan pengawasan dan bimbingan lebih. Arsiran jawaban di LJKnya sering tidak pas. Karena mereka memiliki keterbatasan kemampuan di tangannya. Kasihan kalau sampai LJKnya tidak terbaca komputer hanya karena keterbatasan mereka, “ ujar Mudhofar.

Sementera untuk siswa Tuna Rungu, lanjut dia, pengawas juga harus menerangkan aturan pengisian LJK. Penjelasan tersebut tentu saja harus diberikan dalam bahasa isyarat. Sementara untuk pengisian arsirannya, siswa yang Tuna Rungu itu relatif tidak bermasalah. “Untuk soal ujian dan LJK sama persis dengan untuk mereka yang tidak memiliki kekurangan. Berbeda nantinya kalau yang megikuti ujian adalah Tuna Netra. Tentu harus menggunakan soal dan LJK khusus, “ imbuh dia.

Peserta UN di SMP yang di pimpin Tri Joko Mulyoto itu tiap tahun selalui fluktuatif. Selain karena siswanya terbatas, juga karena terkadang menyertakan siswa dari sekolah lain. Seperti tahun lalu ada peserta UN dari SMPLB Muhammadiyah. Namun tahun ini tidak ada peserta dari sekolah itu.

Tahun ini peserta UN di SMPLB itu adalah Dimas Bayu Prasetyo, A Hafid Faiz Elmuttakin, Supriyadi dan Munir. Keempatnya seperti dituturkan Mudhofar masih akan melanjutkan di SMALB Ma’arif. Sekolah yang berada satu kompleks di Banjarmendalan bersama SDNLB dan SMPLB Ma’arif.

Di sekolah itu mereka dibekali sejumlah ketrampilan sesuain dengan minat dan kemapuan. Seperti Munir yang terampil memperbaiki kipas angin dan membuat kerajinan keset dari bahan kaos bekas. Sedangkan Faiz kini sudah pandai memangkas rambut. “Yang paling penting adalah terus memotivasi mereka agar memiliki kemampuan lebih, “ kata Mudhofar.

Penjelasan lain terkait kelanjutan siswa SMPLB itu diberikan Tri Joko. Menurut dia, akan jadi cukup sulit jika siswa itu menginginkan untuk melanjutkan di sekolah negeri. Karena dua sekolah yang selama ini ditunjuk, yakni SMPN 2 dan SMAN 2 Lamongan sudah berstatus rintisan sekolah berstandar internasional (RSBI). “Karena sudah berstatus RSBI, menurut penjelasan sejumlah pihak, saya harus minta petunjuk dulu dari Dinas Pendidikan (Pemprov) Jatim, “ ujarnya.

“Sebelumnya sudah ada siswa dari sini yang melanjutkan ke dua sekolah yang ditunjuk itu. Bahkan sudah ada tiga orang siswa lulusan sini yang kini kuliah di Unesa Surabaya. Saya tentu berharap perlakuan bisa sama seperti yang dilakukan oleh PTN. Mereka tidak mempermasalahkan jika ada mahasiswanya memiliki kekurangan fisik, “ pungkasnya.