Hingga
2010 lalu, Indonesia menduduki peringkat kempat penyandang diabetes
terbanyak di dunia. Sementara rata-rata angka kematian yang disebabkan
luka diabetes mencapai 17 hingga 32 persen. Data tersebut kemarin
diungkapkan Erfandi Ekaputra, clinical education wound, stoma and
incontinensia RSU dr Soetomo Surabaya saat Seminar Keperawatan di Ruang
Sabha Dyaksa Pemkab Lamongan kemarin.
Disampaikan
olehnya, kemajuan di bidang kedokteran dan perawatan, terutama luka
perawatn memberikan angin segar bagi penyandang diabetes. Dengan
manajemen yang tepat dalam menangani penyandang diabetes yang mengalami
luka pada kaki, akan bisa mencegah terjadinya amputasi yang tidak
diinginkan.
“Namun
tetap, upaya pencegahan diabetes menjadi lebih penting untuk dilakukan.
Karena jika sudah terjadi perlukaan pada kaki penyandang diabetes,
penyembuhannya memerlukan waktu lama dan biaya yang sangat besar. Bahkan
tidak selalu bisa menyelamatkan kaki, “ ujarnya.
Menurut
Erfandi, Salah satu metode yang digunakan untuk penanganan luka kaki
penyandang diabetes adalah dengan Terapi Topikal. Yakni dengan
menggunakan semcam balutan untuk mempertahankan kelembapan. Saat ini ada
lebih dari 3.500 jenis balutan di dunia.
Namun
untuk menentukan topikal terapi yang digunakan, ada sejumlah hal yang
harus dipertimbangkan. Seperti mencegah dan mengatasi infeksi,
membersihkan luka, mengangkat jaringan nekrotik dan mempertahankan
kelembapan.
Sedangkan
Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi saat membuka seminar meminta agar
perawat haru terus meningkatkan kompetensinya. Bukan hanay kompetensi
secara teoritikal saja namun jamu keprofesionalan dalam menangani
pasien. Karena perawatlah yang setiap saat bertemu dan berhadapan
langsung dengan keinginan pasien untuk minta dilayani. “Saya minta
bekerjalah dengan hati, “ kata dia.
Dia
kemudian menyebutkan data selalu naiknya angka Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) di Lamongan yang salah satu komponennya adalah pembagunan
bidang kesehatan. Akhir tahun 2011, IPM Lamongan mencapai 69,95 yang
berada di atas target RPJMD sebesar 69,35. Sedangkan di tahun 2009, IPM
Lamongan berada di angka 69,03 dan di tahun 2010 menjadi 69,63.