Selasa, 20 Maret 2012

Wamentan Harap Kearifan Lokal Jadi Modal Ketahanan Pangan

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan Selasa pagi (13/3) melakukan panen raya padi di Desa Tlanak Kecamatan Kedungpring/Lamongan bersama Dirjen Tanaman Pangan Udhoro Kasih Anggoro dan Kadivre Jatim Perum Bulog Rito Angky Pratomo serta anggota Komisi IV DPRRI Viva Yoga Mauladi. Sementara dari Lamongan hadir Bupati Fadeli bersama Wabupnya Amar Saifudin dan forum pimpinan daerah setempat.
            Selain itu, kegiatan penen raya itu juga dihadiri sejumlah anggota TNI dari limaKodam. Diantaranya Asisten Teritorial dar Kodam IV, V dan Kodam IX serta Kodam XII. Juga hadir pula Komandan Kodim dari markas Kodim se Jawa Timur di lokasi yang sama.
            Seusai panen raya, Wamentan berharap makanan kearifan local seperti nasi jagung atau tiwul bisa menjadi solusi ketahanan pangan nasional melalui diversifikasi pangan. “Jangan remehkan makanan seperti tiwul atau nasi jagung yang juga mengandung karbohidrat tinggi. Pemanfaatan kearifan lokal seperti ini seharusnya bisa untuk mengurangi tingkat konsumsi beras di masyarakat. Karena percuma kalau produksi pertanian tinggi tapi habis juga untuk konsumsi, “ ujarnya.
            Selain itu, lanjutnya, Lamongan yang memiliki potensi perikanan tinggi juga bisa dimanfaatkan untuk program diversifikasi pangan. Yakni dengan mengganti konsumsi makanan berkarbohidrat dengan makan berprotein tinggi seperti ikan.
            Di kesempatan itu dia juga sempat menyinggung buah Srikaya (menungo) jumbo dari Kecamatan Modo yang sempat ditinjaunya sendiri. Menurutnya, jika srikaya yang memang berukuran jumbo sesuai namanya itu benar-benar asli Lamongan dan belum ada yang menamai, boleh diusulkan ke Departemen Pertanian dan diberi nama resmi sebagai Srikaya Lamongan.
            Dalam sesi wawancara, Wamentan mengakui petani memang kesulitan untuk memenuhi persyaratan kualitas untukbisa menikmati harga pokok pembelian pemerintah (HPP). Meski saat ini sudah terbit Inpres terkait kenaikan HPP tersebut. Yakni dari Rp 2.600 menjadi Rp 3.300 perkilogram. Meski demikian, Bulog tetap akan membeli gabah petani dengan kualitas apapun karena masih ada patokan pembelian dalam tabel rafaksi harga sesuai dengan kualitas gabah petani.
            Fadeli dalam keterangannya menyampaikan tahun ini luas tanaman pertanian padi ditargetkan mencapai 143.689 hektar dengan target produksi diharapkan bisa mencapai 899.871 ton gabah kering giling (GKG) dan rata-rata produksi 6,5 ton perhektar. Sementara sampai dengan awal Maret tahun ini, realisasi produksinya sudah mencapai 475 ribu ton atau lebih dari 50 persen dari target. Untuk meningkatkan dan menjaga kualitas produksi pertanian, pemerintah daerah juga memberikan bantuan 314 handtraktor dan 126 unit pompa air.

Tidak ada komentar: