Selasa, 20 Maret 2012

Kekurangan PPL, TNI Diminta Bantu Petani

Bertempat di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan, kemarin diadakan Sosialisasi Ketahanan Pangan yang diikuti jajaran staf teritorial Markas Besar TNI AD. Hadir pula para Asistem Teritorial Kodam dan Kepala Seksi Teritorial dari Kodam IV Diponegoro, Kodam V Brawijaya, Kodam VII Wirabuana dan Kodam IX Udayana. Komandan Kodim se Jawa Timur juga terlihat mengikuti kegiatan yang dibuka Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan.
Latar belakang dari keikutsertaan TNI dalam ketahan pangan seperti di jelaskan oleh Paban III/ Wanwil Sterad Kolonel Inf Marga Taufiq adalah karena selain tugas perang, TNI juga mempunyai tugas operasi militer selain perang yang diantaranya membantu pemerintah daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan. Sementara ujung tombak dari kegiatan itu disebutkan olehnaya adalah Badan Pembina Desa (Babinsa).
Dalam paparannya, Bupati Fadeli menyampaikan kondisi potensi pertanian di Lamongan. Yakni luas sawahnya mencapai 60 persen dari seluruh wilayah.  Dan Kontribusi Terbesar dari 9 sektor PDRB Tahun 2011 adalah dari sektor Pertanian sebesar 44,48 persen.
“Meskipun mencakup 44 persen dari PDRB, namun belum mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ditunjukkan dengan income perkapita yang masih rendah. Namun dalam hal ketahanan pangan, Lamongan diatas rata-rata karena merupakan penghasil padi dan ikan terbesar di Jawa Timur. Saya sampaikan terima kasih kepada TNI yang memiliki kepedulian dengan ketahanan pangan, “ ungkap dia.
Lamongan, kata Fadeli, siap mendukung swasembada daging nasional pada 2014 nanti. Karena populasi ternak di Lamongan mencapai 109.096 ekor sapi, 338 ekor kerbau serta 135.544 ekor kambing. Bahkan produksi ikan Lamongan yang mencapai 107 ribu ton baik dari budidaya maupun tangkap, adalah yang terbesar di Jawa Timur.
Sedangkan Dandim 0812 Lamongan Letkol Inf Yudha Fitri menegaskan tentang betapa pentingnya pangan bagi kesejahteraan dan keamanan masyarakat. “Karena itu pokok kegiatan dari program ketahanan pangan ini salah satunya adalah tersedianya logistik  wilayah yang memadai untuk kepentingan pertahanan negara. Juga meningkatkan pentingnya produksi pangan di daerah, melalui kegiatan sosialisasi  ketahan pangan, tanaman pangan, perikanan dan peternakan dengan menggunakan varietas unggul. Serta meningkatkan kemanunggalan TNI rakyat guna mendukung tugas pokok TNI AD, “ papar dia.
Pelaksanaan kegiatan ketahanan pangan lanjut dia, dibagi menjadi empat tahap. Yakni tahap perencanaan antara lain meliputi mensosialisasikan giat bersama-sama pemda dan instansi terkait sampai dengan merekrut petani penggarap dengan membentuk kelompok tani. Kemudian tahap persiapan yang dimulai dari menyiapkan lahan dan infastruktur pertanian hingga menyiapkan dan melaksanakan penyemaian bibit tanaman. Dilanjutkan dengan tahap ke tiga yaitu pelaksanaan yang mencakup penanaman bibit, kegiatan pemeliharaan, memberikan bimbingan teknis kepada kelompok tani, pemanenan sampai ke pemasaran hasil pertanian. Tahapan terakhir adalah evaluasi.
Pada acara ini Wakil Menteri Pertanian dalam pengarahannya sepakat dengan keterangan Dandim 0812 bahwa urusan pangan adalah hal yang hakiki. “Berkaitan dengan tugas meningkatkan ketahana pangan ini, TNI hendaknya melakukan dua pendekatan. Yang pertama adalah dimulai dari lingkungan yang paling kecil yaitu keluarga. Dengan melaksanakan program KRPL yaitu Kawasan Rumah Pangan Lestari. Yaitu program dimana setiap rumah di suplai dengan bibit bagus untuk pangan, “ ujarnya panjang lebar.
 Pendekatan yang kedua adalah agar tentara terlibat dalam proses bisnis yang dilakukan petani. Mulai dari pemilihan bibit hingga pemasaran.  Selanjutnya dia mengharapkan agar tiap Dandim membuat kurikulum untuk memberikan training kepada anggotanya sehingga bisa menjadi penyuluh pertanian pendamping di daerah yang kosong. Mengingat masih kurangnya penyuluh pertanian di Indonesia.

Tidak ada komentar: