Serangan
hama wereng masih terjadi di Lamongan. Meski demikian, jumlah areal
serangannya jauh berkurang dibandingkan tahun lalu. Sampai dengan akhir
Februari, ada sebanyak 505 hektar areal padi yang diserang wereng.
Sementara dalam periode yang sama tahun lalu, serangannya mencapai
10.571 hektar.
Data tersebut kemarin diungkapkan Koordinator Pengendali Organisme
Pengganggu Tanaman (POPT) pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Lamongan,
Purwo Widodo saat menerima kunjungan Bupati Fadeli dalam rangka
penyemprotan agen hayati hama wereng di Desa Bakalrejo Kecamatan Sugio.
Penyemprotan itu sengaja dilakukan di lahan persemaian, bukan pada padi
dewasa, karena menurut Purwo, wereng yang sudah tua akan mencari lahan
baru untuk berkembang biak.
“Dengan melakukan penyemprotan agen hayati di lahan persemaian, bukan
hanya werengnya akan mati. Namun juga tanaman dipastikan bebas hama, “
ujar Purwo dalam kegiatan yang juga diikuti Dandim 0812 Letkol Inf Yudha
Fitri tersebut.
Sementara Fadeli sendiri memberi apresiasi penggunaan agen hayati jenis
beauveria itu di Kecamatan Sugio. Dia berharap penggunaan agen hayati
bisa ditiru petani di wilayah lain. Tahun lalu, sebut dia, Kecamatan
Sugio menyumbang produksi padi terbesar untuk Lamongan, mencapai 54.431
ton dari total produksi yang mencapai 678.042 ton gabah kering giling
(GKG).
Agen hayati ini menurut keterangan Purwo diambilkan dari semacam jamur
yang menjadi musuh alami wereng. Sementara jika menggunakan zat kimia,
sudah banyak dibuktikan secara ilimiah, hama akan membentuk kekebalan
tubuh.
Untuk setiap hektarnya, mulai penyemaian hingga padi akan dipanen,
dibutuhkan antara 6-8 liter agen hayati. Sementara biaya yang
dikeluarkan sampai dengan menjelang panen mencapai Rp 100 ribu- Rp 120
ribu setiap hektarnya. Sehingga bisa menekan biaya produksi petani.
Sementara di sisi lain, agen hayati ini mengandung zat yang bisa
menambah ketahanan tanaman terhadap serangan penyakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar