Jelang
rencana kenaikan harga BBM yang diperkirakan terjadi pada 1 April
nanti, jajaran petinggi Jawa Timur memberikan instruksi khusus melalui
fasilitas video conference. Di Lamongan, kegiatan itu diikuti Bupati Lamongan Fadeli dan Kapolres AKBP Marsudianto bersama jajarannya dan forum pimpinan daerah setempat di Mapolres Lamongan, Kamis (15/3).
Dari beberapa pengarahan yang diberikan, diantaranya pejabat daerah
dilarang untuk meninggalkan wilayah pada H-3 sampai dengan H+7.
Forum
tersebut dibuka oleh Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko, yang
memerintahkan pejabat daerah dalam jajarannya untuk tidak meninggalkan
wilayahnya pada H-3 sampai dengan H+7. Atau sampai keadaan benar-benar
berlangsung kondusif.
“Hal
ini perlu dilakukan untuk memberikan rasa nyaman, pelayanan dan
tanggung jawab kepada masyarakat jika sewaktu-waktu timbul konflik,”
ujar polisi kelahiran Solo, Jawa Tengah itu.
Dia
mengungkapkan, naiknya harga BBM ini merupakan keputusan yang tepat
namun terasa pahit. Pasalnya, harga minyak dunia saat ini sangat mahal.
Jika ini tidak naik akan mengakibatkan banyak penyelundupan
besar-besaran untuk dijual kembali karena harga BBM kita masih murah.
“Tidak hanya itu saja dampak ekonomi, sosial dan budaya juga sudah
terasa karena adanya ketidaksetaraan harga dan untuk itu perlu kita
stabilkan,” urai alumnus Akpol tahun 1978 yang tercatat pernah memimpin
Polda Bali tersebut.
Hal
senada diungkapkan oleh Gubernur Jatim Soekarwo, yang meminta peran
serta pemerintah daerah supaya memonitor langsung keadaan masyarakatnya.
“Sebelum harga BBM naik, lakukan sidak SPBU dan Bulog antara bupati
bersama jajarannya. Juga larang mobil industri menggunakan minyak
bersubsidi. Saya minta jika ada demo BBM agar menemui perwakilan
demonstran untuk mengetahui aspirasi yang dibawa mereka,” kata Pakde
Karwo dalam video conference yang juga diikuti Pangdam V Brawijaya, Wakajari Jatim dan Ketua DPRD Jatim.
Sementara
itu Bupati Lamongan Fadeli mengatakan, telah banyak himbauan dan
langkah tegas dari Pemprov dalam upaya pengamanan pra-BBM naik sekitar 2
mingguan mendatang. Mengevaluasi kejadian kenaikan BBM pada tahun-tahun
lalu yaitu yang sekarang sebesar 33 persen ini atau Rp 1.500, saya
yakin masyarakat Lamongan bisa memahami dan mengerti kondisi Negara ini
meskipun terasa pahit dan pedih.
“Pasca
naiknya BBM keluarga miskin di Lamongan akan mendapatkan Bantuan
Langsung Sementara (BLS) yang bisa diambil ditempat-tempat yang tunjuk.
Tercatat sebanyak 156.000 KK yang masing-masing akan menerima Rp 150.000
selama 9 bulan. Sedangkan untuk beras miskin (raskin) tetap akan
disediakan sebanyak 20 Kg/KK untuk 14 bulan,” pungkas Fadeli. Sementara
Dandim 0812 Lamongan juga telah menyiapkan sebanyak 2 SSK (Satuan
Setingkat Kompi) atau 200 personil untuk membantu pengamanan.
Seusai video conference, Fadeli
bersama Kapolres, Dandim 0812 Letkol Inf. Yudha Fitri dan Kajari Dyah
Retnowati Astutib serta Ketua DPRD Makin Abbas melakukan sidak di dua
SPBU, yakni SPBU Di Kelurahan Sidoharjo dan Kecamatan Deket. Sidak juga
dilakukan di Gudang Bulog Lamongan untuk memastikan ketersediaan stok
beras jelang kenaikan harga BBM.
Dalam
kesempatan sidak itu, Fadeli menyatakan stok pangan dan BBM di Lamongan
masih aman. Dikatakan olehnya, termasuk di SPBU yang disidaknya tidak
ada aktivitas seperti kegiatan memborong BBM oleh masyarakat.
Demikian
pula terkait stok beras, dia menyatakan juga masih mencukupi. Saat di
Bulog, dia berharap pihak Bulog membeli gabah dari petani agar stok
tercukupi dan harga beras tidak sampai melambung pasca nanti jika BBM
memang dinaikkan. “Stok beras di Bulog masih aman hingga Juni nanti.
Jika diperlukan, kami juga siap menggelar operasi pasar, “ kata dia.
Sementara
dari pantauan Dinas Koperasi Industri dan Perdagangan (Diskopindag)
Lamongan, akibat panen raya padi, harga beras IR64 Kualitas Super justru
turun dari harga Rp 8.000 di minggu lalu menjadi Rp 7.600 di Pasar
Sidoharjo. Kenaikan terjadi pada minyak goreng semua jenis di Pasar
Babat. Seperti minyak goring curah yang naik dari Rp 10.500 menjadi Rp
10.800. Kemudian minyak goreng bermerk kemasan 620 ml naik dari Rp
11.500 menjadi Rp 12.400 dan kemasan 2 ribu ml naik dari Rp 26 ribu
menjadi Rp 26.400.
Sementara
di Pasar Blimbing/Paciran, harga cabe keriting naik dari Rp 16.60
menjadi Rp 25.600, cabe biasa naik dari Rp 16.700 menjadi Rp 25.100.
begitu pula kacang hijau di Pasar Mantup juga naik dari Rp 7.100 menjadi
Rp 9.900.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar