Untuk
membangun karakter suatu bangsa harus dengan membudayakan nilai-nilai
akhlak dalam ber-kehidupan serta masuk ke dalam sistem berbangsa dan
bernegara dalam perundang-undangan yang mengikat. Dikarenakan karakter
setiap orang yang berbeda-beda itulah, ada karakter universal yang bisa
dijadikan entry point pembentukan karakter suatu bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan oleh guru besar
Psikologi Islam Universitas Indonesia, UIN Syarif Hidayatullah-Jakarta,
dan Universitas Islam As-Syafi’iyah Prof. Dr. Achmad Mubarok, MA
bertempat di Kampus Universitas Islam Lamongan (Unisla), dalam
makalahnya pada acara Seminar Nasional “Pendidikan Karakter Bangsa” kemarin
(27/2). “Manusia adalah makhluk yang berkarakter disamping
bertemperamen,” kata anggota Dewan Pembina Partai Demokrat tersebut.
Temperamen
lanjut dia, merupakan corak reaksi seseorang terhadap berbagai
rangsangan yang berasal dari lingkungan dan dari dalam diri sendiri.
Temperamen berhubungan erat dengan kondisi biopsikologi seseorang. Oleh
karena itu sulit untuk diubah dan netral terhadap penilaian baik buruk.
“Untuk
membangun karakter melalui akhlak sangatlah penting. Mengingat kondisi
negara kita sarat dengan tindakan kekerasan atau anarkisme menggambarkan
pikiran mereka terlalu sempit,” katanya.
Selanjutnya
dia juga menambahkan, kemajuan suatu bangsa tidak ditentukan oleh
kekayaan alamnya, tetapi oleh kecerdasan dan keuletan. Jepang yang tidak
memiliki kekayaan alam bisa menjadi negara maju menyaingi Amerika yang
dulu meluluh lantakkannya dengan bom atom. “Membudayakan fanatisme
Nasional harus terus dijaga meskipun tetap berkomitmen kepada problem
global,” urainya.
Sementara
Rektor Unisla Achmad Muhdor dalam sambutannya mengucapkan terima kasih
atas kesempatan waktunya kepada guru besar Mubarok serta Bupati Lamongan
Fadeli dalam acara seminar nasional yang diikuti civitas akademi
Unisma. “Kopertis wilayah 7 memang sedang menggalakkan pendidikan
karakter bangsa,” katanya. Hadir pada acara tersebut Sekdakab Yuronur
Efendi dan beberapa pimpinan SKPD terkait.
Sementara
itu Fadeli dalam pidato sekaligus membuka acara tersebut menambahkan,
ini merupakan bentuk perhatian tersendiri mengingat kuantitas sekolah di
Lamongan yang cukup banyak. “Ada SD/MI sebanyak 1.164 sekolah, SMP 310
lembaga, SLTA/SMK 196, dan Perguruan Tinggi 11 buah.
Dengan adanya acara ini diharapkan akan terus menambah karakter anak
bangsa sehingga jiwa nasionalisme tertanam di sanubari mereka,”
pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar