Pemkab
Lamongan memastikan tidak merubah zoning dari Pasar Babat yang kini
proses pembangunannya sudah mencapai 50 persen itu. Yakni semua pedagang
akan menempati toko maupun los kios sesuai dengan posisi mereka
sebelumnya.
Hal
tersebut ditandaskan Asisten Ekonomi Pembangunan Djoko Purwanto saat
memimpin rapat pembahasan pembangunan Pasar Babat, Senin (30/1) di Ruang
Sasana Nayaka bersama perwakilan pedagang pasar dari kubu Ayok Kristian
dan H Purnomo. Bahkan harga bangunan yang semula sekitar Rp 6 jutaan
permeter persegi sudah didiskon hingga hanya menjadi Rp 3,9 jutaan
permeter persegi. Karena dari pihak investor memberi diskon dan Pemkab
Lamongan melalui APBD memberikan subsidi Rp 5 miliar.
“Data
jumlah pedagang Pasar Babat yang mencapai 2.389 orang pasti tertampung
semua. Tapi tentu jumlah tersebut harus melalui proses validasi dulu
saat pendaftaran nanti oleh sebuah tim. Waktu pendaftarannyapun nanti
akan dibahas lagi. Dan kami sangat terbuka untuk semua usulan dan
masukan, “ tandas Djoko Purwanto. Rencana melakukan validasi jumlah
pedagang di Pasar Babat ini juga disepakati Ayok dkk dalam rapat
tersebut.
Lebih
lanjut disampaikan mantan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan itu,
pedagang yang diprioritaskan adalah mereka yang bukan hanya memiliki
buku, tapi juga yang memiliki kios. Djoko menyebutkan jumlahnya saat ini
mencapai 1.272 pedagang. Di kesempatan itu Djokjo juga menandaskan
Pasar Babat yang dibangun adalah pasar dengan tetap menggunakan konsep
pasar tradisional. Bukan membangun Pasar Babat menjadi mall atau plaza.
Dia
mencontohkan, pedagang yang semula menempati toko di depan akan kembali
menempati toko depan. Pedagang yang semula menempati toko singkur juga
akan kembali menempati toko singkur. Demikian pula yang semula memiliki
los di posisi pojok juga akan kembali ke posisi sebelumnya.
Pembangunan
Pasar Babat saat ini sudah mencapai 50 persen. Sementara pengurusan
sertifikat kepemilikan kini sudah di Panitia A Badan Pertanahan Nasional
(BPN) Lamongan.
Peletakan
batu pertama Pasar Babat sendiri sudah dilakukan pada 4 Oktober 2011
lalu. Kala itu selain Fadeli, juga hadir Direktur Utama PT Karsa Bayu
Bangun Perkasa, Trisno Susilo Handoko, selaku investor yang digandeng
Pemkab Lamongan untuk membangun Pasar Babat dan pengasuh Pondok
Pesantren Sunan Drajat dan KH Abdul Ghofur.
Kala
itu, PT Karsa Bayu Bangun Perkasa, seperti diungkapkan Direktur PD
Pasar Lamongan Hadi Subroto dalam laporannya, akan menyelesaikan
pembangunan Pasar Babat mulai 4 Oktober 2011 hingga 4 Juli 2012, atau
sepuluh bulan. Pembangunannya sendiri menggunakan pola Bangun Guna Serah
( Build Operate Transfer/BOT). Investasi yang dikeluarkan
untuk membangun pasar seluas 17.854 meter persegi (termasuk fasum)
tersebut, mencapai Rp 55.225.690.498. Sementara pedagang saat ini
dipindahkan sementara di Pasar Agrobis Babat. Selama berdagang di sana,
mereka tidak akan ditarik retribusi pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar