Kamis, 08 Juli 2010

TGM Buddha Ke-23 Nasional Di Paciran

Temu Generasi Muda, TGM ke-23 tingkat nasional yang diselenggarakan Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia atau NSI resmi dibuka di Paciran/Lamongan, Jum,at (2/7). Kegiatan nasional ini merupakan pertemuan tahunan untuk memberikan wawasan kebangsaan dan mengenalkan budaya lokal pada peserta yang berasal dari perwakilan 12 wilayah di Indonesia tersebut.. Diantara 12 wilayah tersebut adalah Sumatera Utara, Sumatera selatan, Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten dan Kalimantan Barat. Sejumlah pejabat pusat dan lokal hadir di pembukaan yang berlangsung di hall Tanjung Kodok beach Resort tersebut. Yakni Direktur fasilitasi organisasi Sosial Politik dan Kemasyarakatan Kemendagri Suhadman Syah, Dirjen Bimas Agama Buddha Kemenag Budi Setiawan, Kepala Bakesbangpol Jatim Achmad Jailani serta Bupati Lamongan Masfuk dan Wabup Tsalits Fahami. Kedatangan rombongan dalam pembukaan itu disambut karangan bunga oleh peserta serta sajian tari tradisional. Di akhir acara, peserta menyanyikan lagu ndonesia Pusaka dalam dua bahasa, Indonesia dan Mandarin. Peserta TGM yang berlangsung hingga 6 Juli mendatang itu juga diagendakan untuk melakukan kunjungan ke Ponpes Modern Al Islah Paciran, Makam Sunan Drajad, Desa Balun/Turi yang dikenal sebagai Desa Pancasila karena ada lima agama yang hidup rukun serta mengunjungi makam ibu Gajah Mada di Kecamatan Ngimbang. Ketua Umum dewan Pimpinan Pusat NSI Suhadi Sendjaja dalam keteranagnya menyampaikan sejumlah pertimbangan nya menjadikan Lamongan sebagai tuan rumah TGM yang kali ini diikuti 202 peserta itu. Diantaranya agar generasi muda bisa mengambil inspirasi dan meneladani dari sukses Bupati Masfuk dalam dua periode kepemimpinannya di Lamongan. “Sesuai dengan tema TGM kali ini agar generasi muda mampu melakukan perubahan positif dari diri sendiri demi kemajuan bangsa, semoga bias belajar dari kepemimpinan Pak Masfuk. Selain itu, kebijakan mewajibkan pembelajharan Bahasa Mandarain di sekolah juga patut menjadi inspirasi, ‘ ujarnya. Sementara Suhadman Syah banyak menyoroti kerukunan dan kesatuan bangsa. Dikatakan olehnya, berdirinya Negara Indonesia karena peran generasi muda. Karena itu, lanjutnya, generasi muda pulalah yang harus membangun kembali bangsa ini. “Saat ini mulai ada gejala wawasan kebangsaan dan nasionalisme mulai kendor seiring mula dilupakannya Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tunggal Ika. Tatkala (masalah) kerukunan umat beraga sudah bias diselesaikan, 90 persen masalah Negara ini selesai. Karena tidak ada satupun ajaran agama yang menganjurkan untuk berbuat kejahatan dan kerusakan, “ ujarnya. Masfuk sendiri kepada ratusan generasi muda itu menyampaikan, cara mensikapi hidup secara positiflah yang bias memudahkan semua jalan menuju kebaikan. “Kita tidak bias memilih lahir dimana, sebagai apa atau kita juga tidak bias memilih Lamonagn ni harusnya adalah daerah yang indah, subur dan alamnya yang elok. Kita harus bias bersikap dewasa, arif dan bijak karena ada hal-hal seperti tadi yang tidak bias dipertentangkan. Seperti halnya fakta penyebat Agama Islam di Lamongan adalah keturunan Tionghoa, ‘ ujarnya. “Statemen kebangsaan Indonesia melalui Bhinneka Tunggal Ika itu adalah sesuatu yang luar biasa, “ lanjutnya. “Indonesia dengan segala potensinya bias menjadi besar, tinggal generasi mudalah yang harus berperan. Jika kiti ingin menjadi bangsa yang besar, toleransi harus dijaga dan kita jangan sampai hidup terkotak-kotak atas nama suku, agama dan ras. Jika ini bias dilakukan, saya yakin dan percaya, ramalan Indonesia akan menjadi Negara besar bias diwujudkan, “ pungkas dia. Parisadha Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia merupakan Lembaga Keagamaan dengan sumber Ajaran Gosyo-gosyo (sastra/Abidharma) yang ditulis oleh Sang Buddha Pokok Niciren Daisyonin yang menerangkan makna tersirat dari Sadharmapundarika-Sutra Nam Myoho-Renge-Kyo. Lembaga ini didirikan di Jakarta pada tanggal 28 Oktober 1964.

Tidak ada komentar: