Rabu, 04 November 2009

Pantura Bakal Punya Instalasi Air Bersih

Wilayah pantai utara (pantura) Lamongan bakal memiliki instalasi pengolahan air bersih dan jaringan transmisi distribusi air minum. Saat ini proyek itu telah mendapat persetujuan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) untuk menerima bantuan teknis berupa studi kelayakan usaha atau feasibility study.

Hal itu disampaikan Sekkab Lamongan Fadeli saat membuka Sosialisasi Penyediaan Infrastruktur Melalui Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) Sesuai Perpres Nomor 67 tahun 2005 di Ruang Sabha Dyaksa setempat, Kamis (29/10). Dikatakannya, proyek itu akan mendapat bantuan teknis berupa studi kelayakan yang dananya berasal dari Asian Development Bank atau ADB. Proyek itu sendiri nantinya akan dikerjakan dengan skema KPS.



Menurut dia, dipilihnya pantura untuk pengembangan proyek tersebut karena wilayah itu akan segera menjadi kawasan ekonomi khusus. Selain itu, di kawasan yang sama kini tengah mengalami perkembangan industri yang sangat pesat. Sementara sektor perhubungan laut juga akan semakin berkembang di pantura seiring semakin dekatnya penyelesaian pembangunan ASDP (angkutan sungai danau dan penyebrangan).

Fadeli di kesempatan tersebut juga berharap Bappenas juga akan menyetujui KPS pembangunan infrastruktur irigasi pertanian. Karena menurutnya, Lamongan yang menjadi produsen padi terbesar di Jatim, sekitar 33 ribu lahan pertaniannya masih berupa sawah tadah hujan. Atau sejumlah 37,59 persen dari keseluruhah luas areal pertanian di Lamongan. “Jika proyek ini juga disetujui, produksi padi Lamongan akan semakin tinggi, “ ujar dia dalam kegiatan yang dihadiri Tim KPS pusat tersebut.

Sementara Yudo Dwi Nondo Priadi dari Direktorat Pengembangan Kerjasama Pemerintah dan Swasta pada Bappenas ungkapkan program pemerintah kini akan diarahkan pada pembangunan infrastruktur. Terutama melalui skema kerjasama dengan swasta. “Ini sesuai dengan program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang akan meningkatkan pembangunan infrastruktur melalui kerjasama dengan swasta, “ kata dia.

Terkait pembangunan infrastruktur dengan skema KPS, dia ungkapkan ada sejumlah daerah yang berhasil. Meski ada juga yang belum berhasil. Seperti Batam yang sudah sukses dengan program infrastruktur airnya. Sementara di Jakarta, program ini sudah ada kemajuan meski bermasalah dengan bahan baku yang semakin kotor sehingga meningkatkan ongkos produksi. “Investor jika ingin masuk sector ini biasanya akan wait and see dulu. Melihat sejauh mana perkembangan industrinya, “ ujarnya.

Studi kelayakan sendiri akan memberikan gambaran menyeluruh mengenai layak atau tidaknya suatu usaha dilakukan, dan bagaimana usaha itu dibangun dari sisi manajemen organisasi, manajemen keuangan dan akuntansi, manajemen sumber daya manusia dan manajemen pemasaran atau marketing. Investor, Sebagai pihak yang memiliki modal (sebagai pemilik perusahaan atau pemegang saham) akan mengetahui prospek usaha melalui studi kelayakan ini.

Tidak ada komentar: