Rabu, 08 Juni 2011

Banjir Lamongan Diteliti Ahli Bencana Australia

Dua orang ahli bencana dari Australia, John Frangher dan Leah Horsfall kemarin mengunjungi Lamongan untuk melakukan audiensi terkait penanganan bencana. Diterima Asisten Administrasi Yuhronur Efendi bersama Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah demisioner Soni Harsono, keduanya datang bersama Ketua Lembaga Penggulangan Bencana Indonesia (LPBI) NU pusat Avianto Muhtadi.

Kedatangan mereka di kesempatan itu dalam rangka untuk mengetahui penanganan bencana di Lamongan yang terjadi hampir setiap tahun tersebut. Karena berdasarkan penuturan mereka berdua, penanganan banjir di Lamongan menjadi menarik karena peristiwanya yang kerap terjadi.

Disebutkan oleh Soni, Pemkab Lamongan bersama masyarakat sudah sejak lama melaksanakan program tanggap bencana. Baik penanganan sebelum, selama, maupun penanganan pasca bencana. “Wilayah Lamongan karena kondisi geografisnya mengakibatkan sering mengalami banjir kiriman dari wilayah lain. Hal itu terutama karena terutama Lamongan dilewati aliran Sungai Bengawan Solo, “ terang dia saat menerima audiensi di Ruang Sasana Nayaka.

Sementara keberadaan Bendung Gerak di Kecamatan Babat dan floodway di Kuro, lanjutnya, seringkali tidak cukup mampu menjadi pengendali Sungai Bengawan Solo. Hal tersebut karena air yang datang dari arah barat, yakni wilayah Bojonegoro dan Tuban sering kali terlalu besar, melebihi debit kemampuan pembuangan di Kuro, sehingga bencana banjir tetap saja sulit dihindari.

Ditambahkan oleh Yuhronur, karena banjir di Lamongan juga adalah banjir litas daerah, maka selama ini juga dikembangkan kerjasama dengan Pemkab Bojonegoro, Tuban dan Gresik. Kerjasama itu seperti terjadi pada kasus banjir Kali Lamong awal tahun ini. Untuk mengatasi akibat banjir tersebut, Pemkab Lamongan melakukan kerjasama dengan Pemkab Gresik.

Tidak ada komentar: