Rabu, 25 Januari 2012

Pompa Sluis Kuro Sudah Bisa Difungsikan

Untuk mengetahui kondisi terakhir pintu air Sluis Kuro yang terletak di Kecamatan Glagah Kabupaten Lamongan, Bupati Fadeli beserta jajarannya melakukan tinjauan ke lokasi tersebut, kemarin (12/1). Beberapa waktu lalu Bupati pernah melakukan sidak ke tempat tersebut dan melihat dua pompa penyedot bantuan dari pusat itu.
Pompa itu sendiri ada dua unit, masing-masing  berkapasitas 250 liter/detik dengan tenaga mencapai sebesar 950 rpm. Dalam sidak sebelumnya, pompa itu  difungsikan karena saat itu masih dilakukan pembangunan untuk rumah pompanya.
            Dengan kedua mesin berkapasitas sedot 500 liter/detik dan kekuatan 1.900 rpm seharusnya bisa melakukan tugasnya paling tidak minimal 400 liter/detik. Namun kenyataannya hanya mampu bekerja 80 liter/detik saja. Itu seperti dikatakan oleh pengawas lapangan 4 dari Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Joko Supranyananto.
Ketika ditanya Fadeli, Joko Supranyananto menjelaskan, akan sangat riskan menaikkan volume lebih tinggi dari 80 liter/detik pipa salurannya menggunakan pipa yang terbuat dari paralon plastik. Belum lagi ditambah kondisi penyambungannya masih menggunakan lem sehingga menurut Joko jika kemampuan pompanya dimaksimalkan, akan rawan pecah atau jebol.
            “Meskipun mesin penyedotnya sudah bagus sesuai dengan spesifikasinya, tapi fasilitas penunjangnya seperti ini (pipa penyalur terbuat dari paralon dan bukan dari besi) tentu tidak akan bekerja maksimal. Paling kencang sekitar 215 liter/detik, lebih dari itu sangat berbahaya. Namun himbauan Bapak Bupati (Fadeli) untuk segera membenahi akan kami perhatikan karena mengingat curah hujan juga semakin tinggi,” ujarnya dalam sidak yang juga diikuti Plt Sekkab Yuronur Efendi dan Asisten Perekonomian Djoko Purwanto tersebut.
            Dia menambahkan, sebenarnya bisa tanpa menggunakan pipa paralon untuk menyedot air, yakni dengan membangun saluran air tersendiri. Namun konsekwensinya harus ada pembebasan lahan dan dilakukan pembangunan kembali. Sementara ini sudah memasuki musim penghujan, dari segi waktu serta biaya sangat berat.
            Sementara itu Fadeli juga menyempatkan diri untuk melihat pintu air Tambak Ombo yang terletak di Sembayat, Manyar yang wilayah Kabupaten Gresik. Karena mengingat aliran dari Bengawan Jero tersebut saling terhubung dan bersinergi dengan wilayah Lamongan jadi tidak bisa dipisahkan. Saat itu ketinggian airn di papan ukur mencapai 110 cm.
            “Untuk menanggulangi banjir di wilayah Bengawan Jero harus mempercepat dan memperlancar pembuangan air untuk melewati sungai-sungai buangnya. Sehingga tidak lama tergenang di wilayah Bengawan Jero. Alternatif lain jika saluran buang terhambat maka  menggunakan bantuan pompa untuk menyedotnya seperti yang sudah dibangun ini,” pungkas Fadeli.

Tidak ada komentar: