Senin, 08 Agustus 2011

Tingkatkan Pendapatan Jadi Rp 15 Juta Pertahun

Rata-rata pendapatan masyarakat Lamongan saat ini baru Rp 9,4 juta pertahun. Dibandingkan dengan rata-rata pendapatan di Jatim yang telah mencapai Rp 20,77 juta, jaraknya cukup jauh. Karena itu Bupati Fadeli targetkan akan meningkatkan pendapatan masyarakatnya menjadi Rp 15 juta pertahun pada 2015 nanti. Hal tersebut ditandaskan Fadeli saat menyampaikan sambutan pada penutupan rapat paripurna dalam rangka penetapan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD tahun anggaran 2010 di Gedung DPRD setempat, Kamis (28/7). Dalam rapat paripurna tersebut juga dibacakan laporan Badan Anggaran DPRD oleh juru bicaranya, M. Amir.

“Ekspektasi pertumbuhan ekonomi Lamongan kedepan memberi rasa optimistis yang tinggi. Rata-rata pertumbuhan ekonomi meningkat di atas 5 persen. Bahkan kinerja ekonomi di tahun 2010 meningkat sebesar 6,89 persen. Tingkat pertumbuhan tersebut di atas angka rata-rata Jawa Timur dan nasional, “ papar Fadeli.

Namun demikian, lanjut dia, tingkat kapasitas rata-rata pendapatan masyarakat Lamongan di tahun 2010 masih sebesar Rp 9,4 juta pertahun. Sementara angka Jawa Timur telah mencapai Rp 20,77 juta pertahun.

Perbandingan yang besar itu menurut dia disebabkan struktur ekonomi Lamongan yang masih didominasi sektor primer seperti pertanian yang mencapai 44,97 persen. “Kecenderungan yang terjadi, apabila sektor pertanian masih mendominasi maka besaran pendapatan domestik regional bruto suatu daerah menjadi cukup kecil. Terutama dibanding dengan daerah yang struktur ekonominya didominasi sektor industri perdagangan dan jasa, “ ujar dia.

Karena itulah, tegas dia, strategi pembangunan Lamongan harus diletakkan pada pengutan sektor primer. Sementara di sisi lain, pembangunan di sektor sekunder dan tersier terus ditumbuhkan. “Sedangkan upaya meningkatkan pendapatan masyarakat desa lewat program Gemerlap bukan untuk menghilangkan mata pencaharian petani maupun petambak. Namun sebagai alternatif dalam meningkatkan pendapatan masyarakat pedesaan, “ katanya menjelaskan.

Terkait kinerja pendapatan daerah tahun anggaran 2010, Badan Anggaran berkesimpulan bahwa kinerjanya lebih baik dibanding tahun 2009. Yakni dengan indikator terlampauinya target hingga 100,28 persen. Sementara pendapatan asli daerah beleum dapat memenuhi target yang ditetapkan. Kemudian anggaran belanja yang realisasinya tidak sampai 100 persen menunjukkan ada efisiensi anggaran.

“Namun sebagian SKPD dalam perencanaan anggaran belanja kurang cermat. Sehingga realisasinya mengalami kelebihan yang tidak wajar, “ ujarnya tanpa menyebut SKPD bersangkutan.

Terkait kinerja keuangan BUMD, M Amir menyebut perusahahn daerah dan penyertaan modal seperti PD BPR Bank Daerah Lamongan, WBL dan Bank Jatim telah memberikan kontribusi yang cukup signifikan. Sementara PD Pasar PDAM PD Aneka Usaha Lamongan Jaya diminta melakukan pembenahan manajemen karena belum mampu memberikan kontribusi PAD.

Tidak ada komentar: