Senin, 26 April 2010

Tim Penilai Adiwiyata Telisik SMAN 1 Lamongan

Tim Penilai Sekolah Adiwiyata Pusat, Rabu (21/4) melihat langsung kondisi SMAN 1 Lamongan yang mewakili Lamongan dalam pemilihan Sekolah Adiwiyata. Tim yang beranggotakan empat orang ini dipimpin Budi Sulistyo, akademisi dari Universitas Indonesia.

Sebelumnya, tim penilai ini diterima Bupati Masfuk di Guest Haouse Pemkab Lamongan bersama Pj Kepala Badan Lingkungan Hidup Aris Wibawa dan sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait. Selanjutnya saat di SMAN 1 Lamongan, Budi Sulistyo bersama seorang anggota timnya menerima paparan terkait penarapan Sekolah Adiwiyata oleh kepala sekolah Wantono Gono Putro dan Kepala Dinas Pendidikan setempat Mustofa Nur.

Sementara Budi Sulistyo menerima paparan kebijakan pengelolaan lingkungan hidup dari Wantono, di saat bersamaan, dua anggota tim penilai lainnya berkeliling melihat sejumlah fasilitas peduli lingkungan hidup di SMAN 1 Lamongan. Bukan sekedar melihat dan melakukan dokumentasi, dua anggota tim penilai ini juga melakukan wawancara dengan sejumlah siswa dan penjaga kantin sekolah. Fasilitas waste house atau rumah pengolahan sampah juga tak luput dari pengamatan mereka.

Di SMAN 1 Lamongan sendiri, seperti dituturkan Wantono, bukan hanya fasilitas sarana dan prasarana kebersihan yang dibenahi. Seperti pemasangan bak sampah terpisah atau pembuatan laboratorium biologi yang berisi berbagai jenis tanaman. Namun kepedulian lingkungan juga diintegrasikan dalam tataran kebijakan dan kurikulum pembelajaran lingkungan hidup atau PLH.

Dikatakan Wantono, visi misi sekolah bahkan harus diubah tiga kali untuk mengadopsi wawasan peduli lingkungan untuk kemudian diterapkan di lingkungan sekolah. Kemudian terkait PLH, ada empat mata pelajaran (mapel) yang telah diintegrasikan dengan wawasan peduli lingkungan. Yakni mapel Bahasa Indonesia, Biologi, Agama dan Kimia. Sementara di program ekstrakulikuler, pengintegrasian PLH ini dilakukan pada ekstra Palang Merah emaja (PMR), Pecinta Alam (Pala), Pramuka dan Kesenian. “Dengan mengintegrasikan PLH pada kurikulum, diharapkan siswa bukan hanya cerdas, tapi juga peduli pada pelestarian lingkungan, “ urai dia.

Selain Budi Sulistyo, tim penilai pusat ini beranggotakan Sulistyaning dari Kementrian Lingkungan Hidup serta Atik S dan Eka Woro keduanya dari Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Regional Jawa. Sekolah yang dinyatakan sebagai Sekolah Adiwiyata pemberian penghargaannya akan dilakukan bersamaan dengan Anugerah Adipura, yakni pada saat Hari Lingkungan Hidup 5 Juni mendatang di Istana Negara.

Tidak ada komentar: