Kamis, 27 Mei 2010

15 Sekolah Diarahkan Jadi Adiwiyata

Sebanyak 15 perwakilan sekolah di Kabupaten Lamongan kemarin, (12/5) mengikuti sosialisasi dan pembinaan sekolah berbasis lingkungan atau Sekolah Adiwiyata dari Bagian Lingkungan Hidup (BLH) setempat. Sejumlah 15 sekolah tersebut selanjutnya diharapkan dapat menjadi Sekolah Adiwiyata menyusul SMAN 1 Lamongan yang telah menjadi calon Sekolah Adiwiyata.
Sosialisasi itu menghadirkan Sofiya dari SMPN 1 Kedamaian Kabupaten Gresik yang lembaganya telah meraih predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri, yakni sekolah yang telah lolos tiga kali penilaian Sekolah Adiwiyata. “Ibu Sofiya sengaja kami hadirkan sebagai pemateri karena sekolahnya telah sukses meraih predikat Sekolah Adiwiyata Mandiri. Khusus untuk Adiwiyata Mandiri ini, pialanya langsung diserahkan Presiden RI bersamaan dengan penerimaan Adipura. Sementara Sekolah Adiwiyata biasanya diserahkan oleh Menteri Lingkungan Hidup, “ ujar Pj Kepala Badan Lingkungan Hidup Lamongan Aris Wibawa.
Ditambahkannya, di Jawa Timur baru ada empat sekolah yang berpredikat Adiwiyata Mandiri. Yakni SDN Kampung Dalem/Tulungagung, SMPN 1 Kedamaian/ Gresik, SMPN 4 Gresik/Gresik dan SMA 1 Gondang/Kabupaten Mojokerto. “Saat ini baru SMAN 1 Lamongan yang menjadi calon Sekolah Adiwiyata. Semoga prestasi itu bisa menginspirasi sekolah di Lamongan untuk menjadi sekolah yang berwawaskan lingkungan, “ tambah dia.
Sofiya dalam paparannya mengungkapkan sejumlah kegiatan yang harus dilakukan dalam rangka pengembangan Sekolah Adiwiyata. “Penilaian untuk menuju sekolah Adiwiyata sangat ketat. Penilaian akan sangat selektif untuk kegiatan non fisik, “ terangnya saat sosialisasi di Aula BLH.
Kemudian dicontohkannya terkait visi dan misi sekolah yang diharuskan peduli dan berbudaya lingkungan. “Jika visi dan misi sekolah belum mengadopsi peduli lingkungan, harus direvisi dengan melibatkan guru dan komite sekolah, “ imbuh dia. “Demikian pula kurikulum harus dikembangkan dengan basis pelestarian lingkungan hidup yang harus terintegrasi dalam mata pelajaran, “ urai Sofiya.
Ditambahkannya, untuk hal kecil seperti pengawasan pengelolaan makanan di kantin juga menjadi poin penilaian tersendiri Sekolah Adiwiyata. Termasuk upaya efisiensi penggunaan penghematan air, listrik, alat tulis kantor dan bahan lainnya di sekolah juga masuk poin penilaian. “Tim penilai akan menelisik secara detail bagaimana kebiasaan pengehematan energi dan sumberdaya lain sudah diterapkan. Jadi hal-hal non fisik harus menjadi perhatian utama, “ katanya menjelaskan.

Tidak ada komentar: