Rabu, 05 Mei 2010

Dikunjungi Kota Tual Kepulauan

Kisah keberhasilan pengelolaan wisata di Lamongan masih menjadi daya tarik bagi banyak daerah untuk belajar menapaki trik suksesnya. Daerah terbaru adalah Kota Tual Kepulauan Provinsi Maluku yang melakukan kunjungan kerja terkait pengelolaan wisata. Rombongan yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Kota Tual Kepulauan Abas A Hanubun itu diterima Wakil Bupati Tsalits Fahami di Ruang Sasana Nayaka Pemkab Lamongan, Jum’at pagi (30/4).

Menurut Abas, Kota Tual Kepulauan adalah daerah baru hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku pada 2007 silam. Sementara baru pada Oktober 2008 Kota Tual Kepulauan memiliki pemerintahan definitif hasil dari Pemilukada 2008. “Sebagai daerah yang masih baru, ada banyak hal yang harus kami kerjakan. Terutama untuk menggenjot APBD demi segera meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kota Tual, “ ujarnya.

Dilanjutkan olehnya, Kota Tual Kepulauan memiliki wilayah yang unik. Dari sekitar 19 kilometer persegi wilayah yang dimiliki, 98 persennya atau seluas 18.738 kilometer adalah lautan. Sedangkan wilayah daratannya tidak sampai 2 persen.

“Kami memiliki 66 pulau dengan begitu banyak potensi yang belum bisa dimanfaatkan. Selain akan diarahkan untuk tujuan investasi, sejumlah pulau akan diarahkan sebagai tujuan wisata bahari. Semoga dengan kunjungan ini kami bisa belajar dari Lamongan yang telah sukses wujudkan WBL hingaa begitu sukses. Demikian pula kami ingin sharing pengetahuan mengenai penataan industri di wilayah pantai, “ urai dia.

Tsalits di kesempatan itu yang didampingi Ketua Komisi B DPRD Lamongan A Fatchur bersama sejumlah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat memaparkan konsep pengembangan wilayah utara Lamongan yang didominasi wilayah pantai. “Pengembangan wilayah utara Lamongan memang dititikberatkan pada industri maritim. Termasuk didalamnya industri wisata dengan konsep bahari, yakni WBL. Selain WBL, di wilayah utara Lamongan terlah berdiri pelabuhan terpadu LIS dan akan segera beroperasi pelabuhan ASDP, pelabuhan perikanan samudera dan sejumlah industri maritim lainnya seperti cold storage, “ terang dia.

“Dulu, sebelum era reformasi, orang bahkan tidak tahu kalau Tanjung Kodok yang sekarang menjadi lokasi WBL berada di Lamongan. Namun Alhamdulillah setelah reformasi bergulir dan Lamongan di pimpin Pak Masfuk pada 2000, pembangunan mulai digenjot. Hanya karena Pak Masfuk memiliki jiwa entrepreneurshiplah, investor mau menanamkan modal di Tanjung Kodok yang hanya berupa batu cadas. Selain itu, berbagai kemudahan untuk investor seperti perijinan satu atap menjadikan Lamongan kini sangat menarik bagi sejumlah investor, “ imbuhnya.

Tidak ada komentar: