Kamis, 15 Desember 2011

Cakupan Sanitasi Dan Air Bersih Capai 23 Persen

Pemkab Lamongan sejak tahun 2001 lalu telah menggelontorkan anggaran hingga Rp 29,674 miliar untuk program perluasan cakupan sanitasi dan air bersih. Kegitan tersebut sukses membangun jaringan sanitasi dan air bersih di pedesaan hingga 60 ribu sambungan rumah. meski demikian, sampai saat ini cakupan sanitasi dan air bersih baru mencapai 23 persen dari jumlah penduduk.

Dat tersebut disampaikan Kepala Dinas PU Cipta Karya Agus Sugiyanto saat Konsultasi Publik Untuk Air Minum dan Sanitasi, Selasa (13/12) di aula pertemuan sebuha hotel di Lamongan. Ditambahkan Agus, keberadaan Himpuan Penduduk Pemakai Air Minum dan Sanitasi (HIPPAMS) juga telah mencapai 229 lembaga juga membantu program tersebut. terutama terkait keberlanjutan program pasca pembangunan proyek sanitasi.

Disebutkan olehnya, target Milleniujm Development Goals (MDGs) mencanangkan pada 2015 sebanyak 77,2 persen penduduk sudah memiliki akses air bersih dan minimal 59,1 persen penduduk sudah memperoleh layanan sanitasi. “Untuk mencapai target MDGs itulah, kegiatan yang hari ini bekerjasama dengan IUWASH diselenggarakan. Yakni untuk merumuskan strategi lima tahun kedepan tentang pembangunan air bersih dan sanitasi di Lamongan, “ ujarnya.

Krisna Budi Darsono, perwakilan dari Program Air, Sanitasi dan Kebersihan Perkotaan atau Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene (IUWASH) yang didanai Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) mengatakan, konsultasi hari itu sebagai tindak lanjut assessement yang sudah dilakukan. “Kegaitan ini bagian dari komitmen kami bersama daerah untuk mewujudkan perluasan cakupan sanitasi dan air bersih. Seperti halnya komitmen dalam MoU yang telah ditandatangani beberapa waktu lalu bersama lima kabupaten/kota lain di Jawa Timur, “ ungkap dia.

Sementara Asisten Ekonomi Pembangunan, Dojo Purwanto, saat membuka kegiatan itu berharap akan ada strategi yang aspiratif dan berkelanjutan. Terutama terkait kenyataan program yang dilaksanakan pemerintah selama ini, yakni lemahnya pemeliharaan pasca proyek.

Dia juga berharap, agar sumber-sumber air bersih yang berada di pedesaan dijaga keberadaannya. Karena menurutnya, seringkali pohon peghijauan yang ada di sekitar sumber air itu ditebang tanpa ada penanaman kembali padahal, pepohonan itulah yang selama ini menjaga keberlangsungan sumber air bersih.

Tidak ada komentar: