Kamis, 13 November 2008

Antisipasi DBD, Dinkes Siapkan 50 Kilogram Abate

Memasuki musim penghujan akhir tahun ini, Dinas Kesehatan Lamongan telah menyiapkan sejumlah 50 kilogram bubuk abate untuk mengantisipasi menyebarnya nyamuk penyebab demam berdarah dengue (DBD). Sejumlah 50 kilogram bubuk pembunuh jentik nyamuk tersebut akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Bubuk abate tersebut akan kami bagikan secara gratis pada masyarakat. Terutama nantinya akan kami fokuskan pada daerah dengan kasus DBD. Dengan dosis pemakaian 5 miligram, bisa digunakan untuk satu rumah. Sehingga akan ada cukup banyak bubuk abate untuk masyarakat Lamongan, " terang Kasubdin P2 dan PLP Dinas Kesehatan Lamongan Abdur Rivai melalui Kabag Humas dan Protokol Aris Wibawa.

Menurut Aris, selain menyiapkan bubuk abate gratis, Dinas Kesehatan juga telah menyiapkan fogging gratis untuk 50 fokus area. Tiap satu fokus area fogging ini, lanjut dia, mancakup areal setara 200 rumah, sehingga sejumlah 10 ribu rumah bisa terlayani fogging gratis tersebut. "Jika jumlah fogging gratis ini nantinya dirasa kurang, Dinas Kesehatan masih memiliki obat fogging dari Pemprop Jatim, namun untuk tenaga dan solar swadaya dari masyarakat. Berbeda dengan fogging dari Dinas Kesehatan Lamongan yang seluruhnya gratis, " terang dia.

Selain menyiapkan abate dan fogging gratis, Dinas Kesehatan juga telah menginstruksikan pada seluruh Puskesmas yang ada di Kabupaten Lamongan untuk melakukan kegiatan penyuluhan mengantisipasi DBD. Penyuluhan tersebut terutama difokuskan pada pemberantasan sarang nyamuk agar tidak terjadi pembiakan melalui 3M plus. Yakni menguras, menutup dan mengubur barang bekas plus penggunaan kelambu tempat tidur, pemeliharaan ikan di kolam dan penggunaan obat nyamuk.

"Saya himbau agar masyarakat bersikap wapada jika anaknya terserang demam tinggi selama dua hari berturut-turut. Jika sudah mengalami gejala ini, sebaiknya si anak segera dibawa ke Puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan apakah itu hanya demam biasa atau DBD. Karena baru pada hari ketiga tanda-tanda DBD bisa diketahui. Jika pasien sudah gawat tentu harus dirawat inap. Namun jika tidak gawat, pasien boleh untuk melakukan rawat jalan. Namun konsekwensinya, pasien kontrol kesehatnnya setiap hari untuki memantau tingkat kegawatannya. Selain itu, dua kecamatan yakni Lamongan dan Sekaran akan menjadi fokus perhatian Dinas Kesehatan. Karena tahun lalu dua kecamatan ini penderita DBDnya cukup banyak, " pesan Aris.

Tidak ada komentar: