Rabu, 18 Maret 2009

Siapkan Tari Boran Massal

Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei mendatang di Kabupaten Lamongan dipastikan akan berbeda dari biasanya. Panitia bersama Dinas Pendidikan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lamongan sudah siapkan pertunjukan kolosal Tari Boran massal. Nantinya, sejumlah 270 penari akan membawakan tari kreasi itu di Alun-alun setempat.

            Meski Hardiknas masih sekitar dua bulan lagi, panitia tidak mau ambil resiko dengan menggelar latihan gabungan jauh hari. Bahkan untuk seleksi penari yang terdiri dari siswi tingkat SMP dan SMA di Kota Lamongan itu sudah berlangsung sejak dua minggu lalu. Karena seperti dituturkan Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisatan Suyari, meski Tari Boran hanya merupakan karya seni sepanjang kurang lebih tujuh menit, namun untuk menguasainya tidak seperti menguasai gerakan senam yang ritmenya lebih teratur.

            ”Irama dalam Tari Boran ini naik turun. Kadang kala gerakannya lambat, kadang kala gerakannya menjadi cepat. Selain itu, tidak mudah menemukan ratusan siswi yang benar-benar memiliki bakat seni. Meski saat ini sudah terkumpul sekitar 270 siswi, terkadang dalam latihan gabungan ini masih ditemukan kesalahan-kesalahan gerakan, ” ungkap Suyari saat ditemui di sela-sela latihan gabungan Tari Boran di Alun-alun Kota Lamongan kemarin.

            Menurut Suyari, latihan gabungan semacam ini paling tidak akan digelar lagi sebanyak empat kali. Di sela-sela tidak melakukan latihan gabungan, siswi penari boran akan dilatih oleh guru tari di sekolah masing-masing. Sementara untuk latihan gabungannya tetap akan diawasi langsung oleh dua kreator tari yang menjadi juara nasional pada Parade Tari Nusantara di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), yakni Ninin Desinta Yustikasari dan Titin Kristiani.

            Saat latihan gabungan pertama itu memang terlihat terjadi beberapa kesalahan teknis gerakan. Sehingga duo pelatih itu harus mengajari lagi ratusan penari tersebut. Dengan telaten mereka menunjukkan gerakan yang benar hingga semua benar-benar bisa. Bahkan untuk teriakan-teriakan khas Tari Boran juga harus beberapa kali diulang. Karena masih latihan gabungan pertama, tidak semua penari menggunakan boran (wadah nasi dari anyaman bambu) saat menari. Beberapa siswi penari hanya menggunakan mangkuk plastik, bahkan ada yang menggunakan pot tanaman dari plastik sebagai media tari. Namun itu tidak terlihat menyurutkan semangat mereka berpartisipasi dalam tari yang sudah menjadi semacam ikon Lamongan itu.

            ”Bapak Bupati (Masfuk) sangat respek dengan ide menggelar Tari Boran secara massal ini. Karena menurut beliau, saat ini Tari Boran bahkan sudah menjadi semacam ikon bagi Lamongan. Karena itu Dinas Kebudayaan dan Pariwisata bekerjasama dengan Dinas Pendidikan sebagai lembaga yang memiliki potensi siswa, berusaha keras mensukseskan tarian massal ikon Lamongan ini, ” ungkap Suyari.

Tidak ada komentar: