Rabu, 18 Maret 2009

Adipura Bukan Cuma Soal Fisik

Penilaian Adipura selama ini hanya diidentikkan dengan penilaian fisik semata. Padahal juga ada komponen non fisik yang masuk penilaian. Yakni komponen institusi, manajemen dan partisipasi masyarakat. Demi ambisi kembali raih Adipura, komponen non fisik ini juga mendapat perhatian Pemkab Lamongan diantaranya dengan gelar gebyar kerja bakti kebersihan yang libatkan berbagai komponen masyarakat.

           Selain pegawai dari Pemkab Lamongan, gebyar kerja bakti yang kemarin digelar di seluruh wilayah Kota Lamongan itu, juga melibatkan masyarakat. Termasuk dari anggota Kodim 0812 dan Kejaksaan Negeri Lamongan. Kajari Lamongan Irnensif terlihat menggunakan sapu lidi dan memunguti sendiri sampah yang disapunya di Jalan Veteran.

            Sementara di tempat lain, tepatnya di Jalan Kusuma Bangsa, Sekkab Lamongan bersama Kadinas Pendidikan Mustofa Nur dan Camat Kota Lamongan Wahyudi juga turut beri teladan. Mereka berbaur dengan masyarakat dan para pegawai Pemkab Lamongan bersihkan jalan serta lakukan pengecatan trotoar.

            Kepala Badan Lingkungan Hidup Lamongan Luluk Suprapti dalam keterangannya sampaikan gebyar kerja bakti yang digelar kali ini berlokasi di berbagai sudut Kota Lamongan. ”Gebyar kerja bakti ini juga melibatkan beberapa komponen masyarakat. Bukan hanya pegawai Pemkab Lamongan saja. Karena partisipasi masyarakat juga merupakan komponen penting dari tujuan terciptanya lingkungan yang bersih dan teduh, ” ungkap dia.

            Luluk menambahkan, kegiatan semacam ini hanya salah satu dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan untuk dapat kembali raih Adipura. ”Sudah menjadi komitmen Bapak Bupati (Masfuk) untuk ciptakan lingkungan yang bersih yang teduh. Sehingga anak-anak generasi mendatang dapat menikmati udara dan lingkungan yang sehat. Sementara Piala Adipura adalah sebuah kewajaran jika budaya hidup bersih dan sehat sudah menjadi bagian dari perilaku masyarakat, ” papar dia.

            Badan Lingkungan Hidup juga menaruh perhatian tersendiri pada penanganan sampah.Karena sampah ini merupakan masalah yang dilematis. Di satu sisi setiap orang akan menghasilkan sampah, namun di sisi lain tidak seorangpun yang mau ketempatan sampah. Karena itu timbukan sampah di wilayah urban Kota Lamongan yang mkencapai 104,5 m3 setiap harinya, tidak langsung dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Melainkan dengan melakukan pengolahan terlebih dahulu.

            Sejumlah 24 m3 timbulan sampah diolah dulu di kawasan pengolahan skala kawasan organik di Jetis. Sementara sejumlah 30,9 m3 lainnya diolah di kawasan pengolahan serupa di Perum Made. Kemudian 23,25 m3 sampah diolah di pengolahan skala kawasan organik dan anorganik yang berada di TPA Tambakrigadung. Baru kemudian dilakukan pembuangan dengan landfill. Ini adalah bagian dari implementasi konsep 3R, yakni reduce, reuse dan recycle.

Tidak ada komentar: