Jumat, 23 Oktober 2009

Emas MTQ Pertama Setelah 31 Tahun

Begitu lama Kafilah Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) Lamongan meraih meraih emas terakhir di ajang MTQ Jatim. Dan itu terjadi 21 tahun lalu, tepatnya pada 1978 lewat Qori’ jura MTQ internasional asal Lamongan, Maria Ulfah. Penantian itu berakhir saat Laili Purnamasari, Istiqomah dan Yati Iqnail Farah meraih medali emas di cabang Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ) MTQ Jatim ke-23 di Jember yang berakhir akhir Agustus silam.

Ketiganya bersama Ketua Umum Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Lamongan Fadeli dan Wabup Tsalits Fahami serta sejumlah pengurus LPTQ kemarin (21/10) diterima Bupati Masfuk di ruang kerjanya. Bukan sekedar menerima, Masfuk juga merealisasikan janjinya untuk beri bonus khusus kepada mereka bertiga.

Perjuangan Laili Purnamasari siswa kelas 3 Madrasah Aliyah Ponpes Al Islah Paciran, serta Istiqomah dan Yati Iqnail Farah yang keduanya siswi Ponpes Tarbiyatul Tholabah Paciran tersebut begitu berliku. Selama penyelenggaraan MTQ, baru kali itu dalam babak final ada sembilan tim MSQ yang berlaga. Padahal biasanya hanya ada tiga tim di babak final. “Alasan panitia karena nilai sembilan peserta itu sangat ketat, “ kata Erfan salah satu pembina LPTQ.

Namun akhirnya tim MSQ Lamongan tetap menjadi yang terbaik dengan nilai 96,5 dari nilai sempurna 100. Sementara di posisi kedua ditempati tim Kabupaten Jombang dengan nilai 94 dan tempat ketiga oleh Kabupaten Malang dengan nilai 92.

Cabang MSQ sendiri adalah cabang lomba di MTQ yang dilakukan oleh sebuah tim yang beranggotakan tiga orang. Tiga orang ini menyampaikan materi yang dikorelasikan dengan ayat Al Qur’an. Satu orang sebagai pembaca ayat Al-Qur’an, seorang lain membacakan terjemahan dan yang lainnya menyampaikan ulasan sesuai tema yang diusung. Antara tema yang diulas dan ayat yang digunakan harus memiliki keterkaitan tema.

“Saat di final kami mengambil tema global warming dengan judul Memakmurkan Alam Semesta, Mengantisipasi Global Warming, “ kata Laili yang bertindak sebagai orator penyampai ulasan. Sementara ayat yang digunakan oleh timnya adalah Surat Al Mul ayat 30 dan An Naba ayat 13-16. “Istiqomah bertugas sebagai Qori’, sementara Yati Iqnail Farah menterjemahkannya. Secara garis besar, tema yang kami usung memaparkan kepercayaan Allah SWt yang telah diberikan pada manusia terkait eksplorasi alam telah diabaikan sehingga terjadi sejumlah perubahan alam. Seperti naiknya suhu dan pencairan es di kutub. Padahal es di kutub adalah penyeimbang alam, “tambah dia.

Masfuk sendiri berharap agar potensi yang dimiliki Lamongan di bidang tilawah tersebut untuk terus dikembangkan. Dia berharap jangan hanya berhenti berprestasi di tingkat propinsi. “Saya sampaikan terima kasih kepada Kafilah MTQ yang akhirnya mampu raih medali emas MTQ. Kalau bisa prestasi ini diteruskan di tingkat nasional, karena nampaknya belum ada anak Lamongan yang juara nasional di cabang MSQ, “ kata dia.

Kafilah yang berkekuatan 40 orang itu juga berhasil meraih satu medali perunggu yang diraih Khoirotul Ummah yang berlomba di cabang MHQ (Musabaqah Hifdzil Qur'an) 1 juzz dan Tilawah Putri, dua juara harapan 1, dua juara harapan II dan tiga juara harapan III. Kafilah MTQ Lamongan sendiri mengikuti enam cabang. Yakni Tilawah, Musabaqoh Hifdzil Qur’an (MHQ), Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ), Tafsir Qur’an, Musabaqoh Fahmil Qur’an (MFQ) dan Musabaqoh Khottil Qur’an (MKQ). Mulai dari tingkat remaja putera puteri, anak-anak hingga tuna netra putera. Begitu pula untuk pawai ta'aruf yang digelar sebelum pembukaan MTQ, Lamongan juga turut serta.

Tidak ada komentar: