Selasa, 19 Oktober 2010

KAHMI Jangan Hanya Berorientasi Politis

Wakil Sekjen Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (KAHMI) Muzakir Djabir berharap agar anggota Kahmi tidak hanya berorientasi pada dunia politis saja. Hal tersebut disampaikannya saat Rapat Kerja Majelis Daerah KAHMI Lamongan di Gedung Handayani Dinas Pendidikan setempat, Kamis (14/10).
p { margin-bottom: 0.08in; }

“Kader HMI kedepan harus lebih variatif dan kontekstual. Karena itulah Majelis Nasional KAHMI beberapa waktu lalu telah mendeklarasikan himpunan pengusaha KAHMI. Sehingga kedepan setidaknya kegiatan yang dilakukan KAHMi bisa dilakukan sendiri, “ ujarnya.

Terkait isu nasional, dia menyebut fenomena kebangsaan saat ini seperti mobil yang tanpa kendali. Karena itu menurut dia, yang dibutuhkan saat ini adalah gagasan yang kontributif dan konstruktif untuk mensikapi fenomena kebangsaan tersebut.

Sementara kepada Bupati dan Wakil Bupati Lamongan yang saat itu uga hadir berharap agar KAHMI bisa dijadikan sebagai mitra strategis untuk menemukan solusi bagi problematika lokal. “Dengan resource yang memadai, saran dan gagasan termasuk kritik dari KAHMi sangat diperlukan untuk kehidupan yang lebih baik. Termasuk memberikan solusi yang paripurna dan kontekstual, “ kata dia.

Fadeli sendiri berharap agar KAHMI tetap konsisten menyuarakan perjuangan untuk mengakkan masyarakat adil dan makmur, sebagaimana tujuan KAHMI. “Sebagai sebuah organisasi dengan sejarah yang panjang, KAHMi juga harus mampu menjalin hubungan kemitraan dengan berbagai pihak di dalam maupun antar organisasi lain, “ ujar dia.

“Melihat peran dan potensi KAHMI yang luar biasa, kami selaku pemerintah terus mendukung dan mendorong upaya-upaya KAHMI sebagai bagian dari civil society untuk ikut mewujudkan Lamongan adil dan makmur, “ imbuhnya.

Sebelumnya, Ketua Majelis Daerah KAHMI Lamongan Muntholib Sukandar sempat menyinggung proses penyusunan Raperda tentang Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol. Dia menyebutkan agar Raperda itu dikaji secara kritis terlebih dulu dan disosialisasikan sebaik-baiknya pada masyarakat. Hal itu, kata dia, untuk mencegah terjadinya pro kontra di masyarakat. “Suasana kondusif Lamongan harus tetap dijaga. Jangan sampai hanya karena untuk pemenuhan retribusi, kemudian menimbulkan pro kontra di masyarakat, “ kata dia.

Tidak ada komentar: