Senin, 03 Agustus 2009

Menag Resmikan 33 Mts Satu Atap

Menteri Agama (Menag) RI Muhammad Maftuh Basyuni kemarin (28/7) bersama Kepala Perwakilan AusAid, lembaga donor pemerintah Australia, Blair Exell resmikan penggunaan gedung Madrasah Tsanawiyah Satu Atap (MTs-SA) Yayasan Pondok Pesantren (PP) Kebon Dalem Desa Tanggungan Kecamatan Pucuk. Peresmian itu adalah bagian dari persemian 33 gedung sejenis bantuan AusAid di lima propinsi.

Turut mendampingi Blair Exell adalah Rodney Tiller, General Manager MCPM AIBEP atau Managing Contractor Project Management - Australia Indonesia Basic Education Program (MCPMAIBEP). Sementara dari Departemen Agama terlihat hadir Dirjen Pendiidkan Islam Mohammad Ali, Direktur Pendidikan Madrasah Firdaus dan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Jawa Timur, Imam Haromain. Sementara dari Lamongan ada Bupati Masfuk, Wakil Bupati Tsalits Fahami, Kakandepag setempat Kusaiyin Wardani serta sejumlah muspida setempat.

Blair dalam sambutannya sampaikan program kemitraan antara pemerintah Indonesia dan Australia ini bukan hanya bisnis semata. Tapi kemitraan sebagai teman dalam region yang sama. Blair mengatakan sebagai tetangga dekat harus saling membantu. Baik dalam suasana suka maupun duka. “Terlepas dari masa-masa sulit yang kita lalui, “ katanya seperti disampaikan seorang penterjemah.

Blair sendiri menyebutkan hubungan Indonesia-Australia layaknya sebagai satu keluarga yang miliki hubungan darah. Dikatakannya, kejadian dua minggu lalu (bom kuningan, red) sebenarnya Indonesia dan Australia sama-sama alami masa yang sulit karena hubungan keluarga itu. Blair kemudian berharap agar gedung yang dibangun tersebut akan mampu sediakan lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan bagi siswa. Ini (gedung), lanjut Blair, hanya sebuah kesempatan yang diberikan, selanjutnya terserah siswa itu sendiri bagaimana akan mengembangkannya.

Sementara Menag sendiri sepakat dengan apa yang dikatakan Blair. Menurutnya, tugas besar selanjutnya adalah bagaimana pemanfaatan sarana prasarana tersebut untuk penuntasan wajib belajar. Dia berharap agar Mts-SA bisa dijadikan persemaian ilmu amaliah islamiah dan amal ilmiah. “Saya sependapat pertemanan dan kemitraan harus dilakukan dalam masa susah dan gembira, kalau hanya saat senag namanya imitasi, “ ujar dia.

Masfuk dalam sambutannya Pemkab Lamongan telah berikan perhatian pada dunia pendidikan di Lamongan. Terutama melalui program beasiswa untuk mahasiswa miskin dari semua kalangan yang saat ini jumlahnya sudah mencapai hampir seribu mahasiswa. Dia menyebutkan Lamongan miliki 258 PP, 529 Madrasah Ibtidaiyah, 169 Mts, 73 MA, 1.914 TPQ, 764 Madrasah Diniyah dan 184 Raudhotul Atfal.

Terkait pembatasan usia jama'ah haji oleh pemerintah Arab Saudi yang 12-65 tahun, menurut Menag itu tidak akan mengganggu program haji Indonesia. Disampaikannya seusai peresmian, Depag sendiri juga punya batasan sendiri yakni antara 17 tahun hingga tak terbatas asal sehat. “Syarat sehat inilah yang akan kita ketati, “ katanya. Dia juga sampaikan tidak akan terjadi masalah dengan ijin dari pemerintah Arab Saudi terkait umur tersebut. “Kalau yang menolak nanti itu di kedutaan dengan tidak diberi visa. Kalau diberi visa, usia 11 tahunpun bisa (berhaji). Tapi saya tidak mensarankan, karena kalau belum baliq dia nanti tetap wajib berhaji lagi. Oleh karena itu kuotanya diberikan pada yang sudah baliq, “ujar dia.

Sebelumnya Direktur Pendidikan Madrasah pada Dpartemen Agama RI Firdaus dalam laporannya sampaikan peresmian gedung MTS-SA di Lamongan itu adalah bagian dari program pembangunan 500 madrasah sejenis di 9 propinsi yang dilakukan sejak 2006. yakni Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Periode 2006-2007 telah dibangun 46 gedung MTS-SA. Sejak Juli 2008 lalu dibangun lagi 33 gedung dengan total anggaran Rp 28,133,201,000. Sedang bangunan di MTS-SA Kebon Dalem ini dibangun dengan dana Rp 1,173,641,000.

Tidak ada komentar: