Senin, 03 Agustus 2009

Pendonor Lamongan Masih Minim

Minat warga Lamongan untuk menjadi pendonor darah masih minim. Terbukti dari sejumlah 8.104 kantong darah yang berhasil dihimpun PMI (Palang Merah Indonesia) Cabang Lamongan tahun 2008 dari berbagai sumber, sebagian besar, atau 4.495 kantong adalah dropping dari PMI Surabaya. Hal itu disampaikan Ketua Pengurus Cabang PMI Lamongan Sudjiman kemarin di Ruang Sasana Nayaka Pemkab Lamongan saat pembinaan oleh Pengurus Daerah PMI Jatim. Menurut dia, ada sejumlah kendala untuk meningkatkan jumlah pendonor di Lamongan. Diantaranya kurangnya sosialisasi dan kendala ijin dari kepala sekolah saat mobil unit keliling PMI akan lakukan kegiatan donor darah di suatu SMA. “Seringkali kami kesulitan lakukan kegiatan donor di SMA karena terkendala ijin Kepala Sekolahnya dengan alas an akan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Padahal penyumbang donor terbesar di Lamongan adalah para pelajar SMA. Namun kedepan kami akan terus meningkatkan jumlah pendonor lokal ini dengan membentuk paguyuban pendonor. Saat ini paguyuban ini sudah terbentuk di beberapa kecamatan. Diantaranya adalah Lamongan, Kedungpring, Babat, Ngimbang dan Mantup, “ ungkap dia. Dilanjutkannya, tahun lalu jumlah pendonor di Lamongan saja mencapai 3.609 orang. Dari jumlah tersebut, 837 kantong darah berasal dari pendonor sukarela, 323 kantong berasal dari donor pengganti dan 2.449 kantong berasal dari mobil unit keliling PMI. “Untuk menutup kebutuhan kantong darah, tahun lalu kami menerima dropping darah dari PMI Surabaya sebanyak 4.495 kantong. Sehingga total tahun lalu PMI Lamongan mampu sediakan 8.104 kantong darah, “ urai dia. Sementara sampai dengan tribulan kedua tahun ini, kata Sudjikan, sudah terkumpul sejumlah besar 1.660 kantong darah. Terbesar berasal dari mobil unit keliling, yakni 1.094 kantong. Sementara Wakil Bupati Lamongan Tsalits Fahami dalam kegiatan yang dihadiri Ketua Pengurus Daerah PMI Jatim Subagyo tersebut berharap agar pengurus ranting PMI Lamongan yang sudah terbentuk di 27 kecamatan segera melaksanakan tugasnya. “Jangan sampai adanya pengurus ranting sama dengan tidak adanya, “ ujar dia. Disampaikan Tsalits, untuk tahap awal pengurus bisa melakukan tertib administrasi. “Barang baik kalau tidak diorganisir dengan baik akan kalah dengan kejelekan yang dikoordinir dengan baik. Contohnya kejelekan yang diorganisir dengan baik tapi hasilnya mengalahkan kebaikan yang tidak diorganisir adalah terorisme. Kedepan saya juga berharap PMI bisa melakukan pelatihan sebagai tenaga sukarela untuk hadapi bencana. Sehingga ketika ada bencana seperti banjir, ada tim dari PMI yang telah siap, “ tegasnya dalam kegiatan yang diikuti pengurus ranting PMI se Lamongan tersebut.

Tidak ada komentar: