Jumat, 28 Agustus 2009

Belum Temukan Daging Gelonggongan

Berdasar pengamatan periodik yang dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Lamongan, sampai saat ini tidak ditemukan adanya daging gelonggongan di sejumlah pasar tradisional. Itu disampaikan Plt Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan setempat Soeprajitno melalui Kabag Humas dan Infokom Aris Wibawa.
Menurutnya, meski tidak di bulan Ramadhan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan rutin lakukan pemeriksaan periodik satu bulan sekali di sejumlah pasar tradisional. Termasuk di dua rumah potong hewan (RPH) Babat dan Pucuk. “Bahkan untuk pengawasan di RPH kami lakukan setiap hari untuk melihat langsung kualitas hewan potongnya, kata dia.
Ditambahkannya, bukan hanya terhadap kualitas daging potong yang menjadi perhatian Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan. Untuk daging hewan konsumsi lain seperti ayam juga diawasi. “Untuk ayam, selalu kami awasi jangan sampai ada ayam tiren (mati kemaren) yang masuk di pasar. Termasuk pengawasan terhadap penggunaan bahan formalin untuk daging konsumsi juga kami lakukan, “ ujarnya.
“Biasanya di bulan Ramadhan ini akan terjadi peningkatan konsumsi daging, baik ayam maupun sapi. Peningkatan tersebut tentunya harus diiringi dengan jaminan kualitas daging konsumsi. Konsumen berhak untuk mendapat daging yang layak konsumsi dan berkualitas. Karena itu pengawasan terhadap kualitas ini akan terus dilakukan, “ imbunya.
Dari data Peternakan dan Kesehatan Hewan juga diperoleh data bahwa tingkat konsumsi daging di Lamongan tahun ini diperkirakan akan alami peningkatan. Tahun lalu, tingkat konsumsi daging masyarakat Lamongan 6,7 kilogram perkapita dengan jumlah pemotongan hewan di RPH maupun diluar RPH rata-rata 29 ekor perbulan. Sementara sampai saat ini rata-rata pemotongan hewan di RPH maupun diluar RPH di Lamongan mencapai 32 ekor perbulannya.

Tidak ada komentar: