Rabu, 03 Desember 2008

Harusnya Ada Laboratorium Pertanian Di Lamongan

Dengan potensi pertanian yang dimiliki, seharusnya Lamongan memiliki laboratorium pertanian yang memadai dan gratis. Kalaupaun  tidak gratis, setidaknya harga pemanfaatannya dibuat murah agar setiap petani bisa memanfaatkannya tanpa terbebani harga yang mahal. Hal tersebut disampaikan KH Abdul Ghofur Ketua Forum Komunikasi dan Informasi pondok Pesantren Berbasis Agribisnis (FKIPPBA) pusat saat Apresiasi Kemandirian Penanganan Kerawanan Pangan di Hotel Grand Mahkota Lamongan.
    Menurutnya, dengan memiliki laboratorium pertanian yang memadai, petani dalam melakukan pemupukan tidak akan ngawur. Demikian pula dengan pemerintah ketika memberi penyuluhan pada petanai tentang kadar hara tanah dan komposisi pupuk yang ideal untuk tanahnya bisa betul. Dengan mengetahui data ilmiah kandungan unsur hara tanah maupun kandungan bahan organik lainnya, langkah kita bisa betul. Tidak ngomong thok, bahwa unsur hara sekian tapi tidak punya data ilmiahnya. Dengan mengetahui kandungan organik tanah, kita juga bisa membantu petani menentukan tanaman ideal untuk tanah tersebut,  tutur KH Abdul Ghofur yang juga pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sunan Drajat Paciraan tersebut.
    Kegiatan yang akan berlangsung selama tiga hari hingga 4 Desember mendatang tersebut akan memberikan berbagai materi dan pelatihan seputar pertanian pada enam ponpes berbasis agrobisnis dari lima kabupaten di Jatim serta delapan kelompok tani (poktan) di Kabupaten Lamongan. Enam ponpes tersebut yakni Arrofiq dari Tuban, Nurul Islam dan Darussalam dari Bojonegoro Subulul Hudan dari Nganjuk, Tarbiyatul Nasiin dari Jombang dan Al Hidayah dari Ngimbang/Lamongan.
    Sementara fasilitator pada kegiatan yang digelar Pusat Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Departemen tersebut adalah para pakar pertanian dari Universitas Gajah Mada (UGM) seperti prof Yudoro dan Jafar Shidieq yang akan memberi pelatihan pertanian organik. Selain itu juga peserta juga akn mendapat pelatihan pembuatan kompos dan biogas.
    Wakil Bupati Lamongan Tsalits Fahami pada kesempatan sebelumnya saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan, harapannya agar peserta dapat mengambil manfaat dari kegiatan tersbeut. Kalau nanati pulang dari (acara) ini, masih tetap pokoke urea, percuma mengikuti pelatihan ini. Mari kita sedikit memaksakan diri untuk kembali pada alam dengan menggunakan pupuk organik. Hal ini penting dilakukan agar tanah kembali subur yang tentunya akan meningkatkan hasil pertanian,  ujar dia.

Tidak ada komentar: