Senin, 30 Agustus 2010

Bupati Dengarkan Pidato Presiden Bersama DPRD

Rapat Paripurna Istimewa DPRD Lamongan dalam rangka mendengarkan pidato kenegaraan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (16/8) di Gedung DPRD setempat menjadi agenda pertama Bupati Fadeli dan Wabup Amar Saifudin bersama legislator. Selain pimpinan dewan, kegiatan itu juga dihadiri lengkap oleh muspida setempat.

Pidato itu sendiri dibacakan presiden di depan sidang bersama DPR RI dan DPD RI dalam rangka HUT ke-65 Proklamasi Kemerdekaan RI. Mulai Kapolres AKBP Gagas Nugraha, Dandim Letkol (Inf) M Syaeful Aziz, Kajari Mudjiharti danKetua Pengadilan Negeri M Zaini. Demikian pula pimpina dewan hadir lengkap. Mereka mendengarkan siaran langsung pidato kenegaraan tersebut lewat sebuah layar proyektor besar.

Dalam pidatonya, presiden diantaranya mengingatkan bahwa perjuangan kemerdekaan Indonesia adalah salah satu revolusi yang paling menakjubkan di abad ke-20. Dia menyebut kemerdekaan itu suatu revolusi yang bukan saja menuntut kemerdekaan dan kedaulatan, namun juga menuntut kebebasan, emansipasi dan kerakyatan. “Revolusi Indonesia, yang lahir bersamaan dengan lahirnya dunia baru pasca-Perang Dunia II, segera menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Pernyataan ini kemudian ikut menyalakan api perlawanan bangsa-bangsa di Asia dan Afrika kepada penjajahan dan menghasilkan dekolonisasi yang mengubah peta politik dunia, “ ucapnya.

Presiden juga menyebut dalam periode sepuluh tahun pertama reformasi, Indonesia telah melaksanakan proses desentralisasi yang sangat ekstensif. Demikian pula penyelenggaraan pemilihan kepala daerah secara langsung telah dilangsungkan di seluruh Indonesia. Sehingga kini, seluruh gubernur, bupati, walikota di Indonesia telah dipilih langsung oleh rakyat. Pelaksanaan demokrasi langsung ini mengubah banyak hal. Kini, rakyatlah yang berdaulat, bukan lagi sekelompok orang yang mengatasnamakan rakyat.

Selain kesuksesan, dia juga menyebut pekerjaan besar belum selesai. “Di samping banyak capaian dan prestasi yang sangat membesarkan hati, Reformasi Gelombang Pertama juga banyak mengalami hambatan dan kekurangan, dan juga masih menyisakan sejumlah persoalan, yang di samping semuanya menjadi pelajaran yang berharga bagi kita semua, juga menjadi misi sejarah berkitnya, “ ujarnya.

Sebelum mengakhiri smabutabnnya, presiden juga megungkapkan kebijakannya terkait politik luar negeri. Dikatakan olehnya, di Abad ke-21, politik bebas aktif saja tidak cukup. Namun harus menjalankan diplomasi bebas, aktif, dan transformatif. Dia juga menyebut inilah saatnya prestasi, produk, budaya, dan ide-ide Indonesia semakin menjadi bagian dari dinamika di tingkat global. “Yang penting, kita harus terus menjalankan politik luar negeri bebas aktif secara konsisten, tidak terombang-ambing oleh kepentingan orang lain, namun tetap berjangkar pada prinsip dan kepentingan nasional kita sendiri, “ kata dia.

Tidak ada komentar: