Senin, 30 Agustus 2010

Pasis Seskoad Studi Pertahanan Di Lamongan

Sebanyak 10 orang Perwira Siswa (Pasis) Pendidikan regional (Dikreg) XLVIII Sekolah Staf dan Komandao Angkatan Darat (Seskoad), senin (2/8) beraudiensi denga Bupati Masfuk di GUuest House Pemkab Lamongan. Para perwira menengah yang didampingi Letkol Armed Umar Sanusi tersebut berada di Kota Soto untuk melakukan studi wilayah pemberdayaan wilayah pertahanan di Provinsi Jatim, terutama Lamongan. “Kami disini dalam rangka pemenuhan tugas studi kwilayahan. Terutama terkait pemberdayaan wilayah pertahanan di wilayah Kodam V Brawijaya, dalam hal ini di wilayah Kodim 0812 Lamongan, “ ujar perwira pendamping Pasis Seskoad tersebut Letkol Armed Umar Sanusi. “Perwira yang mengikuti studi di Lamongan ini berasal dari berbagai kesatuan. Diantaranya dari kesatuan di Aceh, Zeni, Rider, Udayana hingga kesatuan di Kalimantan, “ katanya menambahkan. “Saya melihat Bupati Masfuk cukup cerdik untuk melihat kendala sehingga bisa dijadikan peluang. Kepemimpinan seperti ini yang saat ini dibutuhkan. Saya juga sepakat bahwa rasa aman sangat menentukan proses pembangunan di wilayah. Demikian pula kerjasam dengan semua pihak, termasuk unsur muspida berperan dalam mensukseskan pembangunan, “ ujar Letkol Armed Umar Sanusi. Masfuk sendiri menyebut kerjasama dan koordinasi dengan muspida juga berperan dalam pembangunan yang saat ini terjadi di Lamongan. Diantaranay lewat berbagai usulan dan saran yang disampaikan dalam forum rapat muspida. Lamongan sebagai daerah yang rawan bencana dengan penduduk yang besar memerlukan semua tangan yang ada untuk memberikan solusi. Pemerintah tidak mungkin bekerja sendiri. Ditambahkan olehnya, demokratisasi di Indonesia yang sudah dibuka lebar-lebar harus dikawal untuk menuju satu titik pada kesejahteraan masyarakat. “Jika tujuan demokrasi ini di back up penuh oleh perwira-perwira TNI AD yang unggul, demokrasi di Indonesia tentu akan menjadi luar biasa. Terlebih rakyat saat ini memerlukan sentuhan-sentuhan pemimpin yang mau mendekat dan mengerti mereka, “ tutur Masfuk. Sejumlah pertanyaan diajukan oleh Pasis Seskoad pada Masfuk dalam audiensi itu. Diantaranya terkait peran Kodim dalam membantu Pemda mewujudkan masyarakat jadi kekuatan pertahanan dan kebijakan bupati terkait isu terorisme. Isu terorisme inilah (kasus Amrozi) yang disebut Masfuk sebagai tantangan yang dijadikan peluang saat mulai membangun Lamongan. Kasus Amrozi oleh Masfuk dikatkan bukan hanya memberi kesibukan luar biasa pada pemerintah lokal dan muspida namun juga membuat nama Lamongan dikenal. “Investor hanya mau menanamkan modalnya di daerah yang wilayahnya aman. Rasa aman ini tidak bisa hanya dikatakan tapi harus dibuktikan. Karena itulah yang pertama di banguan adalah kawasan wisata(WBL). Karena pariwisata yang berkembang menunjukkann kawasan tersebut aman dan kondusif, “ urai Masfuk menjelaskan.

Tidak ada komentar: