Senin, 27 Juli 2009

Sejumlah petani dari kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di Lamongan masih menginginkan subsidi untuk pupuk tetap diteruskan.

Persatuan Wanita Olahraga Indonesia (Perwosi) Lamongan berusaha memasyarakatkan lagi berbagai permainan tradisional yang sudah mulai dilupakan. Seperti gobak sodor, bekelan dan dakonan. Ketiga permainan tradisional ini kemarin, (24/7) digelar Perwosi di dua tempat berbeda, yakni gobak sodor di Alun-alun Kota Lamongan dan bekelan dan dakonan di kantor PKK setempat.

Untuk permainan gobak sodor diikuti hingga 56 tim. Setiap tim terdiri dari lima orang anggota. Lomba gobak sodor ini sendiri dilakukan dengan menggunakan peraturan permainan yang sudah standar. Seperti waktu permainan yang diatur 2 X 10 menit dengan waktu istirahat 5 menit. Setiap tim bergantian berperan sebagai tim bertahan dan menyerang. Dalam setiap permainan itu diawasi oleh dua oranh wasit. Seorang wasit utama dan seorang wasit timer (pencatat waktu).

Sementara lomba bekelan dan dakonan dilakukan lebih simple di kantor PKK setempat. Untuk lomba bekelan diikuti 56 oranbg peserta. Demikian pula dakonan juga diikuti 56 orang peserta. Ketua Perwosi Endang Rijanti Masfuk dan sejumlah pengurus lainnya seperti Cicik Rosyida Tsalits Fahami dan Mahdumah Fadeli turut ikut mencoba lomba bekelan.

Endang sendiri berharap dengan digelarnya berbagai lomba tradisional ini dapat melestarikan permainan tradisional yang sudah mulai terlupakan. “Ini juga adalah bagian dari kegiatan Perwosi untuk meramaikan HUT RI ke-64. Berbagai permainan yang digelar ini kaya akan makna, manfaat dan nilai budaya. Selain gobak sodor atau yang juga dikenal blodor masih ada berbagai dolanan tradisional lain yang juga bisa dilestarikan. Seperti lithungan (petak umpet), engkle, kasti dan pati lele atau benthik, “ ungkap dia.

Tidak ada komentar: