Senin, 30 April 2012

Sampah Kini Bernilai Ekonomi Tinggi

Kegiatan kebersihan sampah program Lamongan Green and Clean (LGC) jilid II yang dimotori oleh Badan Lingkungan Hidup Lamongan tampaknya sudah mulai bergerak menjadi ladang perekonomian bagi warga setempat yang memiliki kreatifitas dan imajinasi tinggi. Orentasi mereka kinipun tidak hanya sekedar lomba tetapi sudah menjadi bagian hidup sehat, sekaligus menjadi masyarakat yang produktif.
           Setidaknya itu yang disampaikan Sekkab Lamongan Yuhronur Efendi saat memberikan sambutannya sekaligus membuka acara Workshop tahap II dan penyerahan hadiah kepada 50 RT terbaik kategori wilayah berkembang yang difokuskan di kecamatan kota, di Shaba Dyaksa setempat, Selasa (24/4). “Saya merasa bangga dengan kondisi yang seperti sekarang kita lakukan,” ujarnya.
          Awalnya dulu Pemkab Lamongan tidak menyangka LGC tahap I bisa terlaksana sedemikian bagusnya. Begitu juga dengan saat ini LGC tahap II yang berteakan waste lover dengan titik tekan pengelolaan sampah. “Kita lihat sekarang kebutuhan lingkungan, keindahan lingkungan dan kebutuhan pengelolaan sampah sudah menjadi kebutuhan masyarakat sendiri. Bahkan kegiatan kebersihan sampah pun sudah mulai bergeser menjadi ladang perekonomian bagi warga setempat,” katanya.
            LGC tahap II ini lanjut dia, sudah terjadi pergeseran yang cukup signifikan dengan membawa dampak positif. Pasalnya, kata dia, pengelolaan sampah yang awalnya hanya coba-coba sekarang sudah mulai bergerak kea rah lebih baik. Yang semula hanya tumpukan plastik tidak bernilai, sekarang laku untuk dijual. Atau seonggok sampah yang semula hanya disetorkan, ditimbang, kemudian dicatat, sekarang pun itu juga sudah laku dijual. “Artinya ini sudah bergerak ke persoalan lain (bisnis),” ungkapnya.
            Selain itu Yuhronur mengatakan ternyata kegiatan LGC tahap II ini juga mampu membangkitkan kebersamaan, kerukunan dan keakraban antar warga karena seringnya melakukan kerja bhakti antar rumah. Karena menurut pengamatannya, semangat kebersamaan dan kegotong-royongan yang dulu sangat kental sekarang dirasakannya sudah mulai mengendur. “Minimal mereka sekarang mau keluar dari pagar,” katanya.   
         Sementara itu Kepala BLH Kabupaten Lamongan Aris Wibawa menerangkan, bahwa wilayah perintis yang terdiri dari 46 RT yang tersebar di 27 kecamatan telah selesai dilaksanakan penilaiannya pada tanggal 20 April 2012. Dia melihat bahwa RT-RT perintis tersebut memiliki semangat dan kecintaannya dalam penataan lingkungan yang luar biasa. “Dan itu terbukti bahwa ada peserta yang bisa melampaui wilayah yang ada di Kecamatan Lamongan kota,” pungkasnya.
            Secara simbolis Sekkab didampingi Kepala BLH, Kepala Dinas PU Cipta Karya dan Asisten Ekonomi Pembangunan menyerahkan hadiah berupa bantuan komposter (alat pengolah sampah menjadi pupuk). Diantaranya untuk Sukomulyo RT 3/RW 6, Sidokumpul RT 3/RW 1, Deket Kulon RT 1/RW 6, Sukorejo RT 1/RW 2, Sidoharjo RT 3/RW 6, Banjarmendalan RT 1/RW 3, Jetis RT 3/RW 4, Made RT 3/RW 7, Temenggungan RT 3/RW 5 dan Tlogo Anyar RT 2/RW 1.

 

Tidak ada komentar: