Bulog Divre Jatim menggulirkan kerjasama langsung dengan petani terkait pengadaan gabah dan beras. Di antaranya kerja sama on farm. Artinya pihak Bulog bekerja sama langsung dengan petani. Teknisnya yakni memberikan pinjaman berupa pupuk, benih atau yang lain. Untuk pembayarannya dengan sistim yarnen (dibayar setelah panen). Dan Bulog membeli sesuai dengan harga yang disepakati.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Perum Bulog (Kabulog) Divre Jatim Rito Angky Pratomo
saat memberikan materi terkait terobosan Bulog Jatim dalam kemudahan
pembelian gabah dan sosialisasi MoU Bulog bekerja sama dengan Kantor
Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan di Ruang Shaba Dyaksa setempat,
kemarin.
Menurut
Angky, sistem kerja sama itu sama seperti yang dilakukan dalam skala
nasional. Sedangkan yang berbeda adalah Bulog Divre Jatim menggulirkan
kerja sama alternatif. Dalam kerja sama ini, pihaknya melakukan MoU
dengan gabungan kelompok tani (Gapoktan), bahwa Bulog siap menerima
gabah/beras.
“Dalam kerja sama ini tidak ada batasan minimal dan maksimal beras yang harus masuk ke Bulog. Berapa
pun jumlahnya akan kami terima. Kerja sama ini adalah untuk meng-cover
kerja sama yang tidak ada di Bulog Pusat," jelasnya.
Sementara
untuk mengantisipasi antrian panjang di hari kerja dan kiriman di hari
sabtu dan minggu yang justru menurun drastis, Bulog Divre Jatim telah
memberikan kemudahan dalam pelayanan yaitu siap untuk membeli gabah
petani di hari libur. Namun dengan syarat membuat janji dengan kepala
gudang terlebih dahulu. Dan Bulog siap untuk menerima baik kiriman dalam
skala besar (dengan memakai truk) maupun kecil (colt L300 atau
sejenisnya).
Opsi
ini dilakukan Bulog karena kebanyakan mereka menjual gabahnya di hari
kerja (Senin-Jum’at). Situasi tersebut membuat antrian panjang dan
membuat grafik pengiriman pada Sabtu dan Minggu (hari libur) turun. “Ini
merupakan salah satu inovasi membuka pengembangan jaringan-jaringan
kecil dengan gapoktan dan memperluas akses seluas-luasnya dengan
petani,” kata Angky.
Sementara itu dalam data perbandingan prognosa dan realisasi pengadaan
gabah/beras Sub Divre Bojonegoro, untuk Unit Penggilingan Gabah Beras
(UPGB) Lamongan, dari prognosa setara beras sebesar 5.200 ton, sampai
dengan April ini telah terealisasi sebesar 2.473 ton atau sebesar 48,60
persen. Kemudian di Gudang Beras Bulog (GBB) Karangkembang yang
prognosanya 7.874 ton gabah atau setara beras 7.200 ton, sudah
terealisasi 5.869 ton gabah dan 5.420 ton beras. Kemudian di GBB
Sukorejo dari prognosa 16.850 ton gabh atau setara 11.500 ton beras,
saat ini penyerapannya sudah mencapai 4.744 ton gabah dan 4.672 ton
beras.
Sementara
untuk prognosa di seluruh wilayah Divre Bojonegoro diperkirakan akan
bisa menyerap hingga 91.338 ton gabah atau 74 ribu ton setara beras.
Sementara sampai dengan April, sudah terealisasi 48.344 ton gabah dan
30.983 ton beras. Penyerapan itu sekitar 47 persen dari prognosa yang
ditetapkan.
Sekkab
Lamongan Yuhronur Efendi yang membuka kegiatan itu mengungkapkan,
Pemkab Lamongan telah menggelontorkan dana dari APBD tahun 2012 berupa
pinjaman dana revolving sebesar Rp 3,5 milyar kepada sebanyak 39
kelompok lumbung pangan yang tersebar di 16 kecamatan dana ketahanan
pangan. Diantaranya sebagai dana pembelian gabah petani. Selain itu juga
ada dana serupa dari APBD
Dia menambahkan, sejumlah anggota kelompok tani sebanyak 1.687 orang
yang tergabung dalam 469 gapoktan telah berperan aktif memfasilitasi
petani dalam melakukan usaha taninya. Selain itu juga ada dana sebesar
Rp 1,9 milyar telah dikucurkan dari alokasi dana APBD tingkat I Jatim
untuk 8 Gapoktan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar