Puncah
hari lahir (harlah) ke-66 Pimpinan Cabang Muslimat Nahdlatul Ulama
(PCNU) di Lamongan diperingati Minggu sore (8/4) dengan menggelar
istighosah di Gedung Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) setempat.
Kegiatan itu dihadiri Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU Khofifah
Indar Parawansa bersama Bupati Fadeli, Sekkab Yuhronur Efendi dan Ketua
Rois Suriah PCNU Lamongan Ali Imron Muhammada dan Ketua PCNU Muslimat
Kartika Hidayati.
Dalam
pidatonya, Khofifah menyoroti rencana pemerintah yang akan menaikkan
harga BBM bersubsidi dengan dalih akan mengganggu APBN. Meski tidak jadi
naik, namun Khofifah menyebut harga berbagai barang kebutuhan pokok
terlanjur naik sehingga memberatkan masyarakat.
Disebutkan
olehnya, sebagain dari BBM itu memang dibeli oleh pemerintah untuk
mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun Indonesia juga menghasilkan
minyak bumi yang harga jualnya juga mengikuti kenaikan harga minyak
bumi. Sehingga, lanjut dia, pemerinthah sebenarnya
memiliki dana surplus Rp 95 triliun dari hasil penjualan minyak bumi
produksi dalam negeri tersebut.
“Disini
telah terjadi persoalan dalam manajeman pembangunan. Sehingga sungguh
tidak tepat jika dengan alasan akan membebani APBN, maka harga BBM
bersubsidi akan dinaikkan. Kemudian akan diganti dengan program
bagi-bagi uang yang tidak jelas manfaatnya, “ ujarnya.
Seharusnya,
kata dia, jika manajemen pembangunan nasional negeri ini mengikuti
kaidah dari Imam Al Gozali, maka siapapun pemimpinnya akan bisa
diantaranya menjaga kekayaan Negara. Dia kemdian mencontohkan Gunung
Emas Grasberg di Timika Papua yang dikelola PT Freeport, selama ini
tidak bisa mensejahterakan masyarakat setempat.
Demikian
pula dengan tambang emas di Sumbawa Barat dan produksi LNG (liquid
natural gas) di Bontang Kalimantan Timur yang merupakan salah satu
kilang gas terbesar di dunia, dia menyebut juga tidak mampu
mensejahterakan masyarakat.
Khofifah
yang pernah maju dalam Pemilukada Jatim tersebut juga sepakat bahwa
NKRI adalah final dan harga mati sebagaimana keputusan para kiai NU.
Namun menurutnya, NKRI hanya bisa ditegakkan jika ada kesejahteraan dan
keadilan.
“Lewat
forum ini Muslimat NU mengingatkan bahwa masih ada ketidak adilan dan
ketidak sejahteraan di negeri ini. Seperti KPK yang telah menetapkan
seseorang sebagai tersangka tapi hingga kini belum ditahan. Berbeda
dengan kasus pencuri lima buah piring yang langsung cepat ditahan dan
dibawa ke pengadilan. Rupanya penegakan hokum di Negara ini tidak selalu
setara dengan penegakan keadilan, “ pungkas dia.
Sementara
Fadeli menyebut perekonomian Lamongan tumbuh cukup baik selama tahun
2011 lalu. Hal itu menurut dia ditandai dengan pertumbuhan ekonomi di tahun 2011 yang mencapai angka 7.08. Naik disbanding tahun sebelumnya yang berada di angka 6,89. Dia juga menyebut pendapatan perkapita masyarakat naik menjadi Rp 10, 4 juta di tahun 2011 dibanding tahun 2010 yang sebesar Rp 9,4
juta. Di kesmepatan itu dia meminta masyarakat agar ikut mensukseskan
Program e KTP yang datanya akan sangat penting bagi perencanaan program
pembangunan yang lebih akurat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar