Senin, 30 April 2012

Sumenep Tertarik Kurikulum Bahasa Mandarin

Kecenderungan makin banyaknya produk dari China yang menguasai pasar lokal membuat  Komisi A DPRD Kabupaten Sumenep mengadakan observasi lapangan (OL) untuk mengantisipasi dan kesiapan masyarakat Sumenep. Kabupaten Lamongan dipilih sebagai sasaran OL untuk menambah referensi mereka dalam pengembangan Bahasa Mandarin  di Sumenep.
Rombongan OL Komisi A DPRD Kabupaten Sumenep yang diketuai oleh Titik Suryati yang membawa serta 20 orang anggotanya itu diterima oleh Asisten I Tata Praja Kabupaten Lamongan Luluk Humam di Ruang Sasana Nayaka, Kamis (26/4). Mereka mengadakan OL di Lamongan karena Kota Soto tersebut telah menerapkan kurikulum Bahasa Mandarin di sejumlah sekolahnya sejak lama.
“Abad 21 ini juga ditandai dengan mulai maraknya kebutuhan untuk menggunakan Bahasa Mandarin. Terutama sebagai bekal kompetensi penduduk kami digunakan sebagai bahasa komunikasi dengan mitra dari Mandarin terkait dalam hubungan perdagangan. Karena di era globalisasi ini mereka terbukti sukses dalam menguasai pasar lokal baik dalam skala kecil maupun besar,” kata Titik dalam sambutannya.
Sementara Luluk Humam menjelaskan, program Bahasa Mandarin di Kabupaten Lamongan sudah dibuat payung hukumnya. Yaitu yang tertuang di Peraturan Bupati nomor 16 tahun 2007 tentang pengajaran bahasa mandarin pada sekolah lanjutan tingkat atas.  
“Yang menjadi pilot project pertamakali diterapkan adalah di SMAN 1 dan 2 Lamongan serta SMAN 1 Paciran dengan mendapatkan suntikan dana dari APBD sebesar Rp 150 juta. Selanjutnya, tahun 2008 Pemda mengurangi jatahnya dan hanya menggelontorkan dana sebesar Rp 40 juta dengan harapan akan menjadi project yang mandiri. Tahun 2009 kemudian berkembang menjadi 4 sekolah dan dikucurkan dana Rp 100 juta,” urai Humam.
Program tersebut ternyata berhasil dan sukses diterapkan. Itu terbukti sudah menjadi project yang mandiri tanpa suntikan dana dari Pemda lagi. Dan saat ini sudah berkembang di banyak sekolah mulai dari tingkat SD, SLTP dan SLTA. “Diantaranya SMAN 1 Sukodadi dan Babat, SMPN 1 Lamongan, serta ada 6 SDN yang sudah mengaplikasikan bahasa mandarin secara mandiri,” pungkasnya.

Tidak ada komentar: