Selasa, 24 April 2012

Rembang Belajat eKTP Dari Lamongan

Rombongan Komisi A bidang pemerintahan DPRD Kabupaten Rembang Jawa Tengah yang diketuai oleh Ridwan, melakukan studi banding (stuba) di Kabupaten Lamongan, kemarin (12/4). Bertempat di ruang pertemuan Sasana Nayaka, stuba oleh 14 legislator dalam rangka Program KTP elektronik (eKTP) itu diterima Asisten I Tata Praja Kabupaten Lamongan Luluk Humam.
 “Kedatangan kami kemari dalam rangka sharing kiat-kiat terkait E-KTP. Karena diketahui Lamongan wilayahnya terdapat 27 kecamatan dan 462 desa. Sementara di Rembang sendiri separonya yaitu terdapat 14 kecamatan, 7 kelurahan, dan 294 desa. Lamongan dengan cakupan yang lebih luas itu ternyata mampu mengakomodir terkait program nasional E-KTP,” kata Ridwan dalam sambutannya.
 Lebih lanjut dia mengungkapkan, saat dilakukan launching E-KTP diketemukan animo masyarakat Rembang yang belum sesuai harapan. “Kami sudah berusaha memasang papan pengumuman baik dari cetak maupun elektronik dan menempatkannya pada posisi yang strategis seperti di jalan-jalan protokol, namun sampai pada hari ke-3 belum bisa berjalan dengan maksimal. Masyarakat sepertinya enggan untuk datang,” katanya.
Selain permasalahan kependudukan, mereka juga membahas terkait lingkungan hidup dan penataan pasar modern serta perlindungan pasar tradisional. Dari salah satu program kebersihan Kabupaten Lamongan Green and Clean, lanjut dia, mampu membawa Lamongan meraih sebanyak lima piala Adipura berturut-turut.
“Terlebih dengan tempat pembuangan sampah (TPS) yang sekaligus berfungsi sebagai pemrosesan akhir sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat merupakan inovasi yang sangat cerdas,” ungkapnya.
Terkait pasar modern, Rembang ternyata juga mempunyai permasalahnnya sendiri. Banyak investor yang masuk seperti pabrik semen atau PLTU yang otomatis semua butuh sarana ekonomi yang memadai, termasuk pertokoan. Sementara disisi lain investor “nakal” juga marak masuk. “Toko modern terlalu menjamur dan bebas berdiri sampai masuk ke desa-desa yang menyebabkan toko kelontong menjadi resah,” katanya.
        Sementara itu Luluk Humam menanggapi, bahwa program E-KTP di Kabupaten Lamongan dilakukan dengan mengedepankan sikap pro aktif oleh semua pihak. Kemudian ditindaklanjuti dengan membentuk kelompok kerja (pokja) di tiap-tiap kecamatan yang disertai surat perjanjian  yang mengikat camat agar mensukseskan Program e KTP. Pelayanannyapun di buat dua shift kerja hingga malam hari.
“Sebenarnya masyarakat itu tidak malas. Hanya saja tinggal bagaimana kita melayani mereka. Sesuaikan jam kerja supaya mereka bisa datang sewaktu-waktu. Datang jam 10 malam-pun kita juga siap untuk melayaninya,” tandas Humam.  

Tidak ada komentar: