Selasa, 16 Juni 2009

50 Ribu Umat Hadiri Dzikir dan Haul Akbar HJL

Sekitar 50 ribu umat hadiri Dzikir dan Haul Akbar dalam peringatan Hari Jadi Lamongan (HJL) ke-440 di alun-alun setempat, Minggu (14/6). Pendiri Jamaah Al Khidmah, KH Akhmad Asrori Al-Ishaqi pimpin doa penutup pada kegiatan yang menampilkan Habib Taufiq Assegaf dari Pasuruan sebagai penceramah tersebut.

Selain itu, Dzikir dan Haul Akbar itu juga diikuti Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mohammad Nuh, Ketua Jamaah Al Khidmah Jatim KH AGus Adib Fanani, KH Akhmad Fatkhur Arifin (Surabaya), KH Hilmi Akhmad (Surabaya) dan Habib Salim Bahrun (Gresik) serta Abdullah Al Hadad (Surabaya). Sementara dari Lamongan, Bupati Masfuk, bersama Wabup Tsalits Fahami dan Sekkab Fadeli serta sejumlah muspida dan ulama setempat terlihat hadir.

Dalam sambutannya, Menkominfo sampaikan esensi kegiatan yang dilangsungkan dalam rangka sambut HJL 440 tersebut. Dikatakannya, apa yang sedang dilakukan itu adalah bagian dari keinginan pribadi, masyarakat dan komunitas untuk menjadi orang-orang, masyarakat dan komunitas yang sholeh.

Terkait HJL ke-440, disampaikan Menkominfo, ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni reflektif, introspektif dan perspektif. Dengan melakukan refleksi diri, lanjut dia, berarti mengambil teladan apa yang pernah dilakukan para pendahulu. Kemudian introspektif adalah kegiatan evaluatif di masa sekarang dan perspektif adalah bagaimana berfikir apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. “Kalau ini dilakukan InsyaAllah akan memberi faedah (manfaat). Tidak boleh putus asa, serta mewujudkan manfaat itu dalam bentuk ilmu, “ pesan dia.

Sementara Masfuk dalam sambutannya berharap kalimat istighfar dan do’a yang baru saja dilafalkan dibarengi dengan perjuangan. “Tanpa perjuangan, kalimat istighfar dan do’a tidak akan cukup, “ ujar dia. Dilanjutkannya, seperti halnya yang telah dilakukan adipati pertama Lamongan Rangga Hadi yang dilantik pada 10 Dzulhijah 440 tahun lalu, pembangunan di Lamongan saat ini adalah implementasi dari do’a dan perjuangan.

“Sejarah Lamongan adalah sejarah sejarah religius. Sejarah religius itu diawali dengan dilantiknya Rangga Hadi pada 10 Dzulhijah yang bertepatan dengan Hari Raya Idul Adha oleh Sunan Giri. Rangga Hadi sendiri yang bergelar Tumenggung Surajaya juga dalam membangun Lamongan diiringi dengan perjuangan dan do’a, “ kata dia.

Tidak ada komentar: