Rabu, 10 Juni 2009

Anak Bukan Aset Sekolah

Sekolah harusnya tetap diposisikan sebagai mitra orang tua dalam mendidik anak-anak, bukan pengambil alih tanggung jawab utama yang tetap berada di pundak para orang tua. Orang tualah yang seharusnya menjadi guru terbaik bagi anak-anak mereka, bukan hanya sekolah.

Hal itu dikatakan Direktur The Naff, Nafik, dalam seminar Sehari Cara Cerdas Melejitkan Potensi Intelegence Quotient-kecerdasan intelektual-(IQ), Emotional Quotient –kecerdasan emosional-(EQ) dan Spiritual Quotient-kecerdasan spiritual-(SQ) Anak Di Rumah Dan Sekolah di Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan, Kamis (16/4). Dikatakan Nafik, orang tua harusnya menyadari bahwa anak-anak bukianlah asetnya sekolah. Melainkan aset orang tua yang paling berharga sebagai amanah utama dari Allah SWT.

“Hanya dengan perhatian, pengertian dan didikan yang terbaik dari orang tualah anak akan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh. Apabila sekali waktu kita merasa lelah, terganggu dan jengkel dengan ulah anak-anak kita, tetaplah ingat bahwa anak-anak adalah amanah yang harus diarahkan dengan penuh kesabaran dan ilmu yang memadai, “ kata dia.

Namun karena keterbatasan, lanjut dia, pendidikan mereka harus dititipkan pada lembaga yang disebut sekolah. “Namun ini tidak berarti kita menyerahkan sepenuhnya kepada sekolah. Sekali lagi sekolah hanyalah sebagai mitra kita untuk mendidiknya, sementara tanggung jawab sepenuhnya masih melekat pada diri orang tua. Anak-anak dikaruniai kecerdasan yang luar biasa dan daya ingat yang tak tervatas. Jangan sekali-sekali orang tua melepaskan tanggung jawab penuh atas anak-anak pada sekolah, “ papar dia.

Dalam seminar yang dibuka penasehat Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-kanak Indonesia (GOPTKI) Lamongan Endang Rijanti Masfuk itu, Nafik mengingatkan anak-anak hanya mengalami satu kali proses menjadi dewasa. Yakni mulai dari usia emas (0-4 tahun) 50 persen potensi kecerdasannya telah berkembang, 4-8 tahun berkembang 80 persen dan 18 tahun telah berkembang 100 persen. “Masa-masa tersebut tidak akan terulang kembali, jangan sampai menyesal, “ ujar dia.

Sementara Endang Rijanti dalam sambutannya sampaikan keberadaan anak-anak apapun status sosialnya butuh bimbingan dan uluran tangan untuk mendorong potensi IQ, EQ dan SQ mereka. “Bakat dan potensi anak harus dikembangkan sedini mungkin. Ini demi mempersiapkan generasi bangsa yang tangguh. Kecerdasan intelektual tanpa diimbangi dengan kecerdasan emosional dan spiritual akan limbung. Semoga dengan kegiatan ini akan muncul terobosan inovatif namun dengan implementasi yang sederhana untuk tumbuh kembangnya pendidikan anak-anak, “ katanya.

Dikonfirmasi terpisah, Ketua GOPTKI Lamongan Mahdumah Fadeli mengatakan kegiatan seminar tersebut merupakan bagian dari HUT GOPTKI ke 52. Seminar itu diharapkan bisa meningkatkan mutu belajar mengajar penyelenggara TK di Lamongan. Sekitar 150 pengurus yayasan penyelenggara TK di Lamongan ikut serta dalam seminar tersebut.

Tidak ada komentar: