Rabu, 10 Juni 2009

Pejabat Eselon II Makassar Studi Lamongan

Sejumlah 22 orang pejabat eselon II dari Kota Makassar kemarin, Selasa (5/5) lakukan studi lapangan di Kabupaten Lamongan. Mereka adalah bagian dari 66 anggota Kelas D angkatan XXV Diklat Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat II Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Rombongan yang dipimpin Arifuddin Katta itu diterima Bupati Lamongan Masfuk dan Wakil Bupati Tsalits Fahami di Ruang Sasana Nayaka setempat.

Dikatkan Arifuddin Katta, selama dua hari lakukan studi lapangan di Kabupaten Lamongan, mereka akan lakukan wawancara dekriptif dengen Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat untuk kemudian dilakukan kajian dan diseminarkan dalam suatu temu karya.

“Kami adalah tim ketiga bagian dari 66 anggota Kelas D yang lakukan studi lapangan di Propinsi Jatim. Dua tim lainnya lakukan studi serupa di Kota Surabaya dan Kabupaten Mojokerto. Tema dalam Diklatpim ini adalah untuk membangun aparatur yang inovatif degan penekanan pada peningkatan program ketahanan pangan, “ terang dia.

Dari Keterangan Arifuddin, selain pejabat dari Pemkot Makassar, peserta Diklatpim tersebut juga terdiri dari pejabat di Depkumham, Pemkab Tanah Toraja, Pemkot Pare-pare, Pemprof Sulawesi Tengah, Pemkab Selayar dan Kejagung. Juga ada tiga orang pejabat dari Kabupaten Boven Digoel/Papua, Pemkab Flores, pejabat Depkes dan Pemkab Luwu Timur.

Sementara Masfuk dalam sambutannya menyambut baik kedatangan peserta suti lapangan Diklatpim tersebut. Dituturkannya, salah satu langkah inovatif dan keberhasilan di Lamongan adalah kawasan Wisata Bahari Lamongan (WBL). Pengunjung kawasan wisata di wilayah utara Lamongan ini dalam setahun bahkan melebihi total penduduk Lamongan, yakni sekitar 1,7 kunjungan setiap tahunnya. Bahkan modal yang ditanamkan sudah kembali dalam jangka waktu empat tahun,.

“Kalau merujuk teori, jika ingin bangun suatu kawasan wisata yang besar, harus bangun dulu infrastruktur penunjangnya terlebih dahulu. Seperti akses jalan yang memadai dan jembatan. Tapi saya tidak percaya teori ini, maka dibangunlah WBL yang sekarang menjadi magnet bagi investor lain untuk masuk ke Lamongan. Yang penting adalah motivasi dan inovasi. Tanpa ini, daerah seperti Lamongan yang dulunya hanya dianggap seperti tempat buang jin tidak akan pernah bisa maju dan berdiri sama tegak dengan daerah lain seperti sekarang, “ papar bupati asli Lamongan ini.

Tidak ada komentar: