Kamis, 19 Februari 2009

Hidupkan Ekonomi Nasional Dengan Perekonomian Dalam Negeri

Karena menurutnya, dalam keadaan ekonomi dunia yang sedang resesi, semua ekspor turun. Hal ini terjadi karena negara tujuan ekspor seperti Amerika dan Eropa sedang lesu. Negara-negara yang bergantung pada ekspor gulung tikar. Sementara Indonesia, lanjut SBY, tidak terlalu tergantung ekspor, ekonomi Indonesia banyak menggunakan pasar dalam negeri sehingga masih bisa bertahan.

”Indonesia meski juga kena dampak resesi ini, tapi kita masih bisa mempertahankan pada tingkat tertentu. Tahun 2007 pertumbuhan ekonomi 6, 3m persen, tahun 2008 sementara yang lain jatuh kita memang turun 0,2 persen menjadi 6,1 persen. Mudah-mudahan pada tahun ini kita masih bisa kelola agar kalaupaun terjadi penurunan tidak akan terlalu tajam, ” papar dia.

SBY melanjutkan, jika ekonomi dalam negeri terus dihidupkan seperti kalau REI (real estat Indonesia) terus membangun rumah maka usaha hilir akan tumbuh. Dalam segi bisnis usaha semen usaha paku usaha pasir dan sebagainya menurut dia jika perekonomian dalam negeri ini dihidupkan meski dunai sedang sakit, tidak perlu takut menghadapinya. ”Dengan kerja keras, inovatif, jangan terlalu banyak bicara dan usir ke laut itu korupsi, kita pasti bisa melewatinya, ” papar dia.

Sementara terkait pembangunan sepanjang Sungai Bengawan Solo termasuk pembangunan Kuro Barrage, SBY sudah berkata pada Bupati Lamongan bahwa kemungkinan akan ada keterlambatan pembangunan satu atau dua tahun. ”Silahkan bicarakan dengan gubernur bersama menteri PU dan laporkan pada saya solusi yang terbaik tentang pembangunan ini, ” kata dia.

Sebelumnya, Menteri Negara Perumahan Rakyat Yusuf Asyari dalam laporannya menyampaikan mengenai target berupa penyediaan 1.350.000 unit rumah baru layak huni bagi masyarakat yang belum memiliki rumah sudah dilakukan dengan beberapa cara. Dari target sebanyak 1.265.000 unit rumah layak huni, sampai dengan akhir 2008 telah tercapai 1.028.119 unit atau 81,12 persen. Diperkirakan realisasi pada akhir 2009 dapat mencapai 1.378.990 unit atau 109,01 persen dari target.

Kemudian dari target 60 ribu satuan rumah susun sederhana sewa (rusunawa) sampai kahir 2008 tercapai sebanyak 28.918 unit atau 48,20 persen. Diperkirakan pada akhir 2009 akan tercapai 30.648 unit atau 51,08 persen ”Rusunawa sepenuhnya dibiayai APBN dan APBD, baru sampai inilah kemampuan anggaran kita, ” kata dia.

Selanjutnya dari target sebanyak 25 ribu satuan rumah susun sederhana milik (rusunami) sampai dengan akhir 2008 tercapai 2.633 unit atau 10,52 persen. ”Dengan program percepatan yang dimulai sejak 2007 Insya Allah realisasi pada akhir 2009 akan tercapai 44.595 unit atau 178,38 persen, ” papar dia.

Dari laporan Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat REI F Teguh Satria, jumlah unit RSH yang diresmikan SBY seluruhnya sebanyak 114.525 unit yang tersebar di 1.086 titik lokasi proyek di seluruh Indonesia. Semuanya dibangun anggota REI selama periode buan nopember 2007 sampai dengan Desember 2008. pada kesempatan itu juga dilakuakn penandatangan MoU antara Menhut dengan Menpera, BTN dan DPP REI tentang penanaman pohon penghijauan, MoU antara Panglima TNI dengan Menpera, BTN dan DPP REI tentang perumahan bagi prajurit TNI serta MoU antara Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) dengan DPP REI tentang penyediaan KPR RSH dan Rusunami.

Satria pada kesempatan tersebut juga mengusulkan kenaikan iuran Bapertarum PNS yang sejak 1993 belum pernah naik yaitu antara Rp 3 ribu sampai Rp 10 ribu untuk PNS golongan I-IV. Sehingga uang muka yang dapat diberikan Bapertarum relatif kecil untuk kondisi 2009. hal ini langsung ditanggapi SBY, bahwa logikanjya, dengan kienaikan gaji PNS saat ini, harusnya iuran itu juga bisa dinaikkan.

Dalam acara yang diakhiri dengan penanaman pohon penghijauantersebut turut mendampingi SBY pada kesempatan itu ibu negara Ani Bambang Yudhoyono, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Bambang Suranto, Menkominfo M Nuh, Menseseneg Hatta Rajasa, Menpera Yusuf Asyari, Menhut MS Ka’ban, Menkokesra Aburizal Bakrie dan juru bicara kepresidenan Andi Malarangeng.

Tidak ada komentar: