Rabu, 04 Februari 2009

NU Bisa Besar Dalam Makna Sebenarnya

Ada kalanya yang besar itu maknanya kecil, itu adalah kebodohan dalam kemubadziran. Ada kalanya juga yang kecil itu bermakna besar, itu adalah kecerdasan dalam kesyukuran. Sementara ada yang kecil tapi maknanya kecil dan yang besar maknanya besar, adalah suatu kelaziman. Penggalan kalimat itu adalah pembuka sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika RI Mohammad Nuh pada Hari Lahir (harlah) NU ke 83 di Haalaman kampus Universitas Islam Lamongan (Unisla), Sabtu (31/1).

”Bagi kita, NU yang besar ini, kita menginginkan besarnya NU juga memiliki makna yang besar. Itu namanya kecerdasan dan kekuatan dalam kesyukuran Insya Allah ini bisa dilakukan. Tapi seandainya kita belum pandai menunjukkan secara cerdas keindahan NU, maka akan sulit orang lain untuk tertarik dengan NU. Bahkan keluarga besar NU sendiri akan enggan dan lari dari rumah besar NU ini, ” katanya dihadapan ribuan warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU) yang hadir.

Dengan menggunakan metaorfesa yang cerdas, mantan rektor ITS Surabaya ini menuturkan, kisah seseorang yang kehilangan jarum di kamarnya tapai dia mencari jarum yang hilang itu di halaman. Perilaku aneh orang ini dilakukan karena menurutnya, kamarnya gelap sehingga dia mencari di halaman yang lebih terang. ”Padahal yang diperlukan orang ini adalah pencahayaan di kamar itu sehingga terang, bukan keluar mencari di tempat lain (halaman). Jika kamar itu gelap, jangan tinggalkan kamar itu. Tapi berilah kamar itu penerangan, ” katanya berteka-teki.

Sementara terkait banyaknya warga NU yang terjun di kancah politik, Nuh mengungkapkan, ruh NU bukan organisasi politik dan seharusnya jangan berpolitik. ”Jangan memaksakan sesuatu yang bukan peruntukannya. Selamanya, manusia tidak akan bisa mengalahkan mesin dalam hal kekuatan, karena manusia secara lahiriah bukan didesain untuk lakukan kerja fisik. Melainkan untuk menggunakan akalnya, ” katanya mencontohkan. ”Politik itu memang menghendaki perbedaan agar dia bisa hidup. Konsep ini jauh berbeda dengan konsep NU, ” tambah dia.

Terkait konteks pilkada, bagi Nuh, siapapun yang menang, NU-lah yang jadi pemenang. ”Ini jika yang digunakan adalah konteks pemilik,” kata dia. Namun kalau konsep pegawai yang digunakan, maka kalau juragannya kalah, maka dia juga ikut kalah. ”Rois Syuriah Nu itu saya umpamakan seperti hati yang menjaga NU tetap berada di jalan yang benar, tetap berada di jalur khitohnya. Ketika dalam suatu tubuh terjadi perpecahan, hatilah yang akan menjaga fungsi tubuh itu agar tidak tercerai berai, ” tutur dia.

” Terlalu mahal harga silaturrahmi untuk di korbankan demi kepentingan sesaat. Hal ini juga seperti yang berkali-kali dipesankan oleh Presiden Ri Susilo Bambang Yudhoyono kepada saya, ” imbuh dia.

Pada kesempatan tersebut, M Nuh yang didampingi Wakil Bupati Lamongan Tsalits Fahami, Rois Syuriah PCNU Lamongan KH Suudi Karsim dan Tanfidziah Abdullah Ma’un bersma Wakil Rois Syriah PWNU Jatim KH Nurudin Arrahman serta Rektor Unisla Achmad Mudlor melakukan launching dan penandatanganan smart school dan smart campus, broadband learning center dan Anjungan Internet Telkom (AIT) kerjasama dengan PT Telkom.

Dengan fasilitas smart campus, mahasiswa Unisla bisa mengakses informasi seputar perkuliahan seperti nilai dan jadwal perkuliahan via handphone. Sementara dengan AIT, mahasiswa bisa memanfaatkannya untuk melakukan aktifitas internet banking. Unisla sendiri mendapat delapan unit alat sejenis.

Sedangkan smart school adalah wahana untuk menata database lembaga pendidikan dibawah LP Ma’arif. Terkait database ini, Nuh juga sempat menyampaikan kritiknya. ”Database adalah kelemahan NU. Jika ada yang bertanya berapa jumlah lembaga pendidikan NU, maka jawabannya adalah sebuah pertanyaa. Seperti berapa jumlah seluruh lembaga pendidikan di Indonesia kemudian dikurangi lembaga pendidikan milik Muhammadiyah, maka baru akan ketemu berapa (lembaga pendidikan) punya NU, ” kata dia. Nuh mengakhiri kegiatan tersebut dengan meninjau pameran teknologi yang digelar Unisla sejak 29 Januari kemarin.

Tidak ada komentar: