Selasa, 10 Februari 2009

Ketua BNPB Salurkan Rp 100 juta

Ketua Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) Pusat Mayjen Syamsul Muarif, Jum’at (6/2), mengunjungi lokasi genangan banjir di Desa Truni Kecamatan Babat/Lamongan. Dalam lawatannya tersebut, dia menyalurkan bantuan uang tunai Rp 100 juta kepada Pemkab Lamongan.

Sementara perkembangan tinggi muka air Sungai Bengawan Solo menunjukkan perkembangan yang positif. Seperti disampaikan Kabag Humas dan Infokom Pemkab Lamongan Aris Wibawa, selama dua hari ini, secara konstan tinggi muka air di papan duga terus mengalami penurunan. ”Pada pukul 13.00 tanggal 5 Pebruari kemarin, ketinggian di papan duga Babat 8.07 phielscaal, sementara hari ini (kemarin, red) turun menjadi 7.75 phielscaal. Kemudian di Pelangwot turun dari 5.81 phielscaal menjadi 5.61 phielscaal, Karanggeneng turun dari 4.45 phielscaal menjadi 4.28 phielscaal dan Kuro dari 2.36 menjadi 2.26 phielscaal. Dan kondisi air ini akan semakin drastis penurunannya jika kondisi pasang laut mulai surut sehingga floodway di Laren akan semakin banyak membuang air Bengawan Solo, ” papar Aris.

Aris melanjutkan, data dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Lamongan menunjukkan, Sampai dengan hari keenam atau Jum’at (6/2), luapan Bengawan Solo melanda wilayah Lamongan, sejumlah 506 rumah milik warga mulai tergenang. ”Sebagian besar lahan yang tergenang tersebut berada di bantaran Sungai Bengawan Solo atau Solo Valley yang memang sejak zaman Belanda dulu digunakan sebagai menampung luberan Bengawan SoLo untuk kemudian dialirkan ke waduk-waduk, ungkap dia.

Sejumlah 506 rumah tersebut dihuni 2.024 jiwa di lima kecamatan yang tersebar di 12 desa. Yakni Desa Truni, Banaran dan Bedahan di Kecamatan Babat. Kemudian di Laren meliputi Desa Laren, Pelangwot, Pesanggrahan, Keduyung, Centini, Durikulon, Gampang Sejati dan Siser. Sementara di Kecamatan Galagah hanya melanda 30 kk di Desa Mendolo. Selanjutnya tujuh desa di Kalitengah yang terlanda banjir meliputi Desa Pengangsalan, Butungan, Kalitengah, Kediren, Kuluran, Candi Tunggal dan Sugih Waras.

Seperti halnya banjir tahun lalu, lanjut Aris, rumah yang paling banyak tergenang berada di Kecamatan Laren yakni sejumlah 245 rumah dan 980 jiwa. Disusul kemudian Kecamatan Babat dengan sejumlah 177 rumah yang dihuni 708 jiwa tergenang. Sementara di Kalitengah hanya lahan pertanian saja yang tergenag yakni sejumlah 104 hektar polowijo dan 34 hektar padi. Secara keseluruhan, lima lembaga pendidikan tergenang yakni satu TK di Babat, tiga SD di Babat dan Laren serta satu MI di Laren. Sedangkan untuk sarana kegamaan hanya ada satu yang tergenang yakni satu masjid di Laren. ”Untuk lahan pertanian, total yang tergenang mencapai 199 hektar yakni 152 hektar polowijo dan 47 hektar padi, ” uari Aris.

”Hari ini Satlak PB terus secara konstan salurkan bantuan ke semua titik bencana. Baik bantuan yang kemarin disampaikan oleh Pj Gubernur Jatim Setia Purwaka maupun bantuan dari Pemkab Lamongan sendiri. Demikian pula dengan material untuk menambal tanggul yang terluberi air. Meski kemarin sudah disalurkan 8.400 glangsing, 70 lembar gedek, 90 batang bongkotan, 14 lembar terpal dan 40 kilogram kawat tali, saat ini Satlak PB masih memiliki stok sejumlah 17.600 lembar glangsing, 70 lembar gedek, 70 batang bongkotan, 55 batang kayu dolken, 130 kilogram kawat tali dan 106 lembar terpal plastik. Semua material ini setiap saat siap didistribusikan, ” ujar mantan Camat Solokuro ini.

Sedangkan untuk peralatan penanggualangan bencana meski saat ini belum diperlukan, Satlak PB tetap mengecek semua kesiapannya. Ada sejulah 5 unit perahu karet dan 1 unit perahu fiber. Kemudian 25 unit tenda terdiri dari 15 unit tenda peleton, 2 unit tenda islamic, 4 unit tenda keluarga dan 4 unit tenda regu. Sementara 10 unit genset yang dimiliki juga sudah diisi bahan bakat sehingga akan selalu siap digunakan. Disamping menyiapkan 2 set dapur umum dan 21 buah velbed.

Tidak ada komentar: