Senin, 05 Januari 2009

Bikin Satu, Fokus, Profesional

Dipimpin langsung oleh Wakil Walikotanya, Erizal Muluk, Pemkot Pekanbaru Provinsi Kepulauan Riau kemarin melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lamongan. Lawatan tersebut dilakukan Pemkot Pekanbaru
terkait rencana mereka untuk membangun suatu kawasan wisata yang professional.
"Kami (Pemkot Pekanbaru) sudah mempunyai 14 hektar lahan dan sejumlah dana yang siap digunakan untuk membangun sebuah kawasan wisata. Saat ini kami juga sudah melakukan pembangunan beberapa infrastruktur
penunjangnya. Namun kami masih bingung untuk melangkah lebih jauh. Terutama dalam hal investor pembangunan kawasan wisata itu sendiri, " tutur Erizal Muluk.
Begitu mendengar ada satu kabupaten yang sukses mengembangkan kawasan wisata dengan menggandeng investor, lanjut Erizal Muluk, Pemkab Pekanbaru tidak ragu-ragu untuk berkunjung ke Lamongan. "Kami butuh
gambaran gamblang sebelum melangkah lebih jauh. Jangan sampai nanti proyek yang kami bangun ini tidak sukses. Karena itu kami tanya-tanya dulu ke Bapak Bupati (Masfuk) yang sudah sukses kembangkan Wisata Bahari Lamongan (WBL), " ungkap dia saat diterima di ruang kerja Bupati Lamongan.Sementara Masfuk cukup antusias menyambut tamu dari Pekanbaru itu. Dia tidak ragu-ragu membagi tipsnya mengembangkan WBL hingga menjadi
ikon wisata di Jatim. Menurut dia, kuncinya adalah bikin satu, fokus dan professional. "Persoalannya adalah bagaimana kita bisa menggaet investor yang bukan hanya mau masuk tanamkan modalnya, tapi juga yang
mau kelola. Sebab kalau pengelolaanya diserahkan ke intansi pemerintah, tidak akan bisa profesional. Kalau dulu WBL tidak dikelola secara professional pada swasta, hasilnya tidak akan seperti saat ini, " terang Masfuk yang baru saja menerima Satya Lencana Wirakarya Pembangunan Bidang Pendidikan dari Presiden RI tersebut.
Masfuk melanjutkan, sebenarnya posisi Kota Pekanbaru lebih mudah dari pada Lamongan untuk menggaet investor. Karena Kota Pekanbaru didukung lokasi yang strategis karena dekat dengan Singapura dan merupakan
kawasan perkotaan. Sementara Lamongan sebelum dibangunnya WBL hampir tidak dikenal masyarakat luar kecuali karena ke-"Ndeso"-annya dan sering dilanda banjir. "Sekarang WBL bisa dibilang telah menjadi harta
karun kita, " katanya.
"Ini sedikit saya buka rahasianya, " kata Masfuk melanjutkan. "Tanjung Kodok, yang saat ini menjadi kawasan WBL, dulu itu hanya terkenal untuk rukyat. Kawasan ini gersang dengan batuan cadas yang
hanya ramai pengunjung saat lebaran ketupat saja. Sama sekali tidak indah. Namun dengan berbagai cara, investor saya yakinkan untuk mau datang ke sana dan melihat lokasinya. Tentunya kalau yang kita
tawarkan hanya alamnya saja, tentu investor tidak akan mau. Karena itulah akhirnya ada sharing kerja sama pembangunannya 45 persen Pemkab dan 55 persen investor dengan kontrak pengelolaan selama 25 tahun.
Setelah 25 tahun, kontrak itu bisa ditinjau kembali, " urainya panjang lebar.
Keseriusan Pemkot Pekanbaru untuk membangun suatu kawasan wisata seperti WBL di Lamongan ditunjukkan dengan rombongan yang ikut dalam kunjungan tersebut. Selain Wakil Walikota, turut dalam rombongan
tersebut Kadinas Kebudayaan dan Pariwisata M Raisnur, Kepala Bappeda Usman Amin bersama dua orang stafnya dan seorang anggota DPRD. Sementara dari Pemkab Lamongan juga terlihat hadir Wabup Tsalits
Fahami dan beberapa kepala SKPD.

Tidak ada komentar: